Jakarta, OG Indonesia -- Tingkat penerimaan masyarakat terhadap pembangunan pembangkit Iistrik tenaga nuklir (PLTN) terus naik dari tahun ke tahun. Pada tahun 2016 lalu jumlah dukungan masyarakat terhadap PLTN sudah mencapai 77,53%, naik dibandingkan tahun 2015 yang sebesar 75,3%.
Dikatakan oleh Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Djarot Sulistio Wisnubroto, hasil survei tahun 2016 menunjukkan tren yang positif. "Yang menarik pada survei tahun 2016 ini tidak ada sosialisasi khusus untuk mengawali kegiatan survei," jelas Djarot di kantor Batan, di bilangan Mampang, Jakarta Selatan, Selasa (10/01).
Diterangkan Djarot, dengan tanpa sosialisasi khusus tersebut Batan ingin melihat tingkat penerimaan masyarakat yang sesungguhnya terhadap pembangunan PLTN.
Dukungan terhadap pembangunan PLTN sendiri terus meningkat sejak tahun 2011 (49,5%), 2012 (52,9%), 2013 (64,1%), 2014 (72%) dan 2015 (75,3%). Survei sendiri rutin dilakukan sejak tahun 2010 dan dukungannya sempat turun dari tahun 2010 (59,7%) menjadi hanya 49,5% di tahun 2011, imbas dari kejadian Fukushima kala itu.
Dari hasil survei ditemukan hal-hal yang menarik untuk dicermati. Jumlah dukungan paling tinggi diperoleh di provinsi Sulawesi Utara yang mencapai 98%, kemudian secara berturut-turut adalah Jawa Barat, Jambi dan Aceh yang mencapai 95%. Sedangkan dukungan paling rendah adalah Gorontalo, yaitu 47%.
Yang paling menarik adalah hasil survei di Bangka Belitung, di mana dukungan PLTN mencapai 67,5%, padahal pada tahun sebelumnya hanya 52%. Seperti diketahui bahwa Bangka Belitung adalah daerah yang pernah dilakukan kajian tapak untuk lokasi pembangunan PLTN.
Masyarakat Bangka Belitung sendiri belum sepenuhnya menerima pembangunan PLTN, yang ditunjukkan dengan melakukan demonstrasi selama dilaksanakan kajian tapak antara tahun 2011-2013. Survei khusus pernah dilakukan di seluruh provinsi Bangka Belitung pada tahun 2011 yang hasilnya jumlah dukungan terhadap PLTN hanya sekitar 35%.
Hasil survei menunjukkan alasan penerimaan terhadap PLTN didominasi oleh 3 alasan utama yaitu harapan tidak ada pemadaman listrik, listrik menjadi murah, dan penciptaan lapangan kerja.
Batan telah bekerja sama dengan Lembaga Survei sejak tahun 2011. Lembaga survei dipilih yang memiliki independensi kuat agar dapat melakukan pemetaan secara faktual jumlah dukungan masyarakat terhadap rencana pembangunan PLTN. "Jadi nggak ada diarahkan oleh Batan," tegas Djarot.
Kegiatan survei telah diagendakan dalam program capaian Rencana Strategis Batan tahun 2015-2019. Hal tersebut sejalan dengan program Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional tahun 2015-2019, yang mengamanatkan energi nuklir sudah harus berkontribusi pada penyediaan listrik untuk mendukung kemandirian energi nasional. RH
Angka tersebut berdasarkan hasil survei secara nasional yang dilakukan oleh PT. Pro Ultima antara bulan Oktober sampai Desember 2016. Survei dilakukan dengan melakukan penyebaran kuesioner terhadap 4.000 responden dari 34 provinsi di Indonesia.
Pihak PT Pro Ultima memperkirakan dukungan masyarakat terhadap pembangunan PLTN bisa terus ditingkatkan di tahun-tahun ke depan. Diperkirakan maksimal bisa mencapai 83% jika terus dilaksanakan program sosialisasi.
Dukungan Masyarakat Terhadap Pembangunan PLTN Naik Jadi 77,53%
Reviewed by OG Indonesia
on
Selasa, Januari 10, 2017
Rating: