Jakarta, OG Indonesia -- Industri hulu migas yang masih lesu berimbas pada sepinya peminat lelang migas tahun 2016. Kementerian ESDM pun akan melakukan lelang ulang terhadap 14 blok minyak dan gas (migas) yang tak laku yang ditawarkan pada tahun 2016.
Dirjen Migas Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja mengatakan, sebenarnya 14 blok migas yang dilelang tahun 2016 tersebut sudah ada penawaran dari investor. Sayangnya, penawaran tersebut masih belum menggembirakan.
Menurutnya, minimnya peminat ini bisa jadi lantaran harga minyak dunia yang masih kurang bagus serta belum adanya kepastian regulasi di sektor migas Indonesia. Dia mengharapkan agar melalui lelang ulang ini, akan lebih menarik bagi investor. Terutama dengan adanya skema gross split.
“Nanti kita lelang ulang, nanti kan ada permen gross split baru, PP 79 ada revisinya, kita harapkan lebih atraktif lagi kan,” kata Wiratmaja di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Sementara itu terkait masalah perizinan yang kerap menjadi keluhan KKKS, Wirat mengatakan, pihaknya terus mendorong SKK Migas agar dapat membantu proses perizinan dari instansi-instansi lain. Izin terkait migas yang mencapai 300 jenis, sebagian besar di luar Kementerian ESDM.
Sebagai informasi, Lelang 14 wilayah kerja migas tahun 2016 terdiri dari 7 blok yang ditawarkan melalui penawaran langsung dan 7 blok migas melalui lelang reguler.
Blok migas yang ditawarkan melalui lelang reguler adalah South CPP (onshore Riau), Suremana I (offshore Makassar Strait), SE Mandar (offshore Sulawesi Selatan-Sulawesi Barat). Kemudian North Arguni (onshore Papua Barat), Kasuri II (onshore Papua Barat), Manakarra Mamuju (offshore Makassar Strait), dan Oti (offshore Kalimantan Timur).
Sementara untuk penawaran langsung ada Blok Bukit Barat (offshore Kepulauan Riau), Batu Gajah Dua (onshore Jambi), Kasongan Sampit (onshore Kalimantan Tengah), Ampuh (offshore Laut Jawa), Ebuny (offshore Sulawesi Tenggara), Onin (onshore-offshore, Papua Barat), dan West Kaimana (onshore-offshore, Papua Barat). RH
Dirjen Migas Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja mengatakan, sebenarnya 14 blok migas yang dilelang tahun 2016 tersebut sudah ada penawaran dari investor. Sayangnya, penawaran tersebut masih belum menggembirakan.
Menurutnya, minimnya peminat ini bisa jadi lantaran harga minyak dunia yang masih kurang bagus serta belum adanya kepastian regulasi di sektor migas Indonesia. Dia mengharapkan agar melalui lelang ulang ini, akan lebih menarik bagi investor. Terutama dengan adanya skema gross split.
“Nanti kita lelang ulang, nanti kan ada permen gross split baru, PP 79 ada revisinya, kita harapkan lebih atraktif lagi kan,” kata Wiratmaja di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Sementara itu terkait masalah perizinan yang kerap menjadi keluhan KKKS, Wirat mengatakan, pihaknya terus mendorong SKK Migas agar dapat membantu proses perizinan dari instansi-instansi lain. Izin terkait migas yang mencapai 300 jenis, sebagian besar di luar Kementerian ESDM.
Sebagai informasi, Lelang 14 wilayah kerja migas tahun 2016 terdiri dari 7 blok yang ditawarkan melalui penawaran langsung dan 7 blok migas melalui lelang reguler.
Blok migas yang ditawarkan melalui lelang reguler adalah South CPP (onshore Riau), Suremana I (offshore Makassar Strait), SE Mandar (offshore Sulawesi Selatan-Sulawesi Barat). Kemudian North Arguni (onshore Papua Barat), Kasuri II (onshore Papua Barat), Manakarra Mamuju (offshore Makassar Strait), dan Oti (offshore Kalimantan Timur).
Sementara untuk penawaran langsung ada Blok Bukit Barat (offshore Kepulauan Riau), Batu Gajah Dua (onshore Jambi), Kasongan Sampit (onshore Kalimantan Tengah), Ampuh (offshore Laut Jawa), Ebuny (offshore Sulawesi Tenggara), Onin (onshore-offshore, Papua Barat), dan West Kaimana (onshore-offshore, Papua Barat). RH
Tak Laku, Lelang 14 Blok Migas Tahun 2016 Terpaksa Diulang
Reviewed by OG Indonesia
on
Jumat, Desember 23, 2016
Rating: