Jakarta, OG Indonesia -- PT Pertamina (Persero) menyambut baik terbitnya Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Penugasan Kepada PT Pertamina (Persero) dalam Pembangunan dan Pengoperasian Kilang Minyak di Kota Bontang, Kalimantan Timur.
Dalam Kepmen ESDM bernomor 7935 K/10/MEM/2016 tersebut pemerintah juga menetapkan kapasitas kilang minyak sebesar 300.000 barel per hari. Dari kapasitas tersebut, diharapkan dapat diproduksikan bensin minimal sebanyak 60.000 barel per hari dan Solar dengan dengan produksi minimal 124.000 barel per hari dengan standar minimal Euro IV.
Pertamina juga diberikan mandat untuk mengintegrasikan kilang BBM tersebut dengan petrokimia dan dalam pelaksanaan pembangunannya dapat bekerjasama dengan badan usaha lain. Adapun, hasil produksi kilang tersebut diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Terkait dengan keputusan itu, Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro menyatakan kesiapan Pertamina dalam melaksanakan penugasan tersebut. Pertamina, tuturnya, optimistik dapat melakukan percepatan pembangunan Kilang Bontang.
“Kami menyambut baik penugasan dari pemerintah dan akan berupaya semaksimal untuk merealisasikan proyek tersebut sehingga dapat dilaksanakan sesuai dengan target pemerintah. Pertamina optimistik dapat menyelesaikan proyek lebih cepat karena kami tidak memulai proyek tersebut dari nol. Dari skala 10, kami sudah ada di titik 5 atau 6,” kata Wianda.
Sebelumnya, Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Rachmad Hardadi mengatakan NGRR Bontang akan berdampingan dengan fasilitas Kilang LNG Bontang yang dioperasikan PT Badak NGL dan telah tersedia lahan yang akan menjadi lokasi kilang.
Selain ketersediaan lahan yang sangat krusial, beberapa fasilitas dan infrastruktur pendukung operasi kilang LNG, seperti 21 unit boiler kualitas tinggi, pembangkit listrik, tangki penyimpanan, dan fasilitas umum lainnya dapat digunakan untuk mendukung pengoperasian kilang NGRR Bontang nantinya.
“Dari sisi lahan yang saat ini sangat krusial dalam pelaksanaan proyek, kami tidak perlu lagi melakukan pengadaan dan itu dapat menghemat waktu. Beberapa fasilitas berkelas dunia yang sekarang digunakan untuk Kilang LNG Bontang juga dapat dukung proyek kilang BBM, sehingga pembangunan NGRR Bontang tidak perlu dimulai dari nol,”tambah Hardadi.
Dengan penugasan ini, pemilihan mitra pembangunan kilang ditargetkan dipercepat menjadi akhir 2017. Pertamina juga segera mempersiapkan bankable feasibility study (BFS) yang juga ditarget selesai pada 2017.
Apabila BFS selesai, Pertamina berharap awal 2018 penyiapan lahan sudah bisa dimulai sehingga pekerjaan fisik NGRR Bontang bisa dimulai tepat waktu pada akhir 2019 dan selesai pertengahan 2023. RH
Dalam Kepmen ESDM bernomor 7935 K/10/MEM/2016 tersebut pemerintah juga menetapkan kapasitas kilang minyak sebesar 300.000 barel per hari. Dari kapasitas tersebut, diharapkan dapat diproduksikan bensin minimal sebanyak 60.000 barel per hari dan Solar dengan dengan produksi minimal 124.000 barel per hari dengan standar minimal Euro IV.
Pertamina juga diberikan mandat untuk mengintegrasikan kilang BBM tersebut dengan petrokimia dan dalam pelaksanaan pembangunannya dapat bekerjasama dengan badan usaha lain. Adapun, hasil produksi kilang tersebut diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Terkait dengan keputusan itu, Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro menyatakan kesiapan Pertamina dalam melaksanakan penugasan tersebut. Pertamina, tuturnya, optimistik dapat melakukan percepatan pembangunan Kilang Bontang.
“Kami menyambut baik penugasan dari pemerintah dan akan berupaya semaksimal untuk merealisasikan proyek tersebut sehingga dapat dilaksanakan sesuai dengan target pemerintah. Pertamina optimistik dapat menyelesaikan proyek lebih cepat karena kami tidak memulai proyek tersebut dari nol. Dari skala 10, kami sudah ada di titik 5 atau 6,” kata Wianda.
Sebelumnya, Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Rachmad Hardadi mengatakan NGRR Bontang akan berdampingan dengan fasilitas Kilang LNG Bontang yang dioperasikan PT Badak NGL dan telah tersedia lahan yang akan menjadi lokasi kilang.
Selain ketersediaan lahan yang sangat krusial, beberapa fasilitas dan infrastruktur pendukung operasi kilang LNG, seperti 21 unit boiler kualitas tinggi, pembangkit listrik, tangki penyimpanan, dan fasilitas umum lainnya dapat digunakan untuk mendukung pengoperasian kilang NGRR Bontang nantinya.
“Dari sisi lahan yang saat ini sangat krusial dalam pelaksanaan proyek, kami tidak perlu lagi melakukan pengadaan dan itu dapat menghemat waktu. Beberapa fasilitas berkelas dunia yang sekarang digunakan untuk Kilang LNG Bontang juga dapat dukung proyek kilang BBM, sehingga pembangunan NGRR Bontang tidak perlu dimulai dari nol,”tambah Hardadi.
Dengan penugasan ini, pemilihan mitra pembangunan kilang ditargetkan dipercepat menjadi akhir 2017. Pertamina juga segera mempersiapkan bankable feasibility study (BFS) yang juga ditarget selesai pada 2017.
Apabila BFS selesai, Pertamina berharap awal 2018 penyiapan lahan sudah bisa dimulai sehingga pekerjaan fisik NGRR Bontang bisa dimulai tepat waktu pada akhir 2019 dan selesai pertengahan 2023. RH
Pertamina Yakin Bisa Bangun Kilang Bontang Lebih Cepat
Reviewed by OG Indonesia
on
Jumat, Desember 16, 2016
Rating: