Jakarta, OG Indonesia -- Salah satu penyebab harga gas bumi untuk industri tinggi karena keberadaan calo gas alias trader gas yang tidak memiliki infrastruktur. Sayangnya keberadaan calo gas ini makin eksis setiap tahunnya karena difasilitasi PT Pertamina (Persero).
"Harga gas di Indonesia itu mahal karena terjadi penjualan bertingkat, hulu ada calo, hilir ada calo," ungkap Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Tumiran, Jumat (23/12).
Tumiran mengungkapkan, pengguna gas bumi terutama industri terpaksa membeli, bahkan sebagian tidak mengetahui bila gas bumi mereka berasal dari calo gas.
"Mereka terpaksa beli dari calo gas karena calo gas ini memiliki alokasi gas dari pemerintah. Ini kan aneh calo gas kok bisa dapat alokasi gas. Pemerintah kasih izin calo gas, ya sudah atur saja bagaimana mekanismenya jangan sampai calo ambil untung banyak," ungkapnya.
Lebih disayangkan lagi, keberadaan calo-calo gas ini makin eksis dan jumlahnya terus bertambah karena di fasilitasi anak usaha Pertamina yakni Pertamina Gas (Pertagas).
Hal ini fakta karena beradasarkan data Laporan Keuangan Pertagas 2013, 2014, hingga 2015, anak usaha Pertamina ini terus memasok gas bumi ke para calo gas. Berikut daftarnya:
- PT Bayu Buana Gemilang TS sebesar 6.516 BBTU
- PT Java Gas Indonesia 5.095 BBTU
- PT Sadikung Niagamas Raya 6.239 BBTU
- PT Surya Cipta Internusa 3.134 BBTU
- PT Walinusa Energi 6.389 BBTU
- PT Alamigas Mega Energy 350 BBTU
- PT Dharma Pratama Sejati 445 BBTU
- PT IGAS 30 BBTU
- PT Surya Energi Parahita 20 BBTU
- PT Bayu Buana Gemilang 1.910 BBTU
- PT Mutiara Energi 1.210 BBTU
"Kalau kita lihat kan sekarang ini justru banyak alokasi gas bumi dari Pertamina masuknya ke calo gas," jelas Tumiran.
"Kalaupun calo ada pemerintah harus atur tegas. Karena pertamina juga pasti susah salurkan langsung. Trader harus punya infrastruktur dan berkualifikasi baik dalam penyalurannya dan dikontrol pemerintah agar harga jelas," imbuh Tumiran. RH
"Harga gas di Indonesia itu mahal karena terjadi penjualan bertingkat, hulu ada calo, hilir ada calo," ungkap Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Tumiran, Jumat (23/12).
Tumiran mengungkapkan, pengguna gas bumi terutama industri terpaksa membeli, bahkan sebagian tidak mengetahui bila gas bumi mereka berasal dari calo gas.
"Mereka terpaksa beli dari calo gas karena calo gas ini memiliki alokasi gas dari pemerintah. Ini kan aneh calo gas kok bisa dapat alokasi gas. Pemerintah kasih izin calo gas, ya sudah atur saja bagaimana mekanismenya jangan sampai calo ambil untung banyak," ungkapnya.
Lebih disayangkan lagi, keberadaan calo-calo gas ini makin eksis dan jumlahnya terus bertambah karena di fasilitasi anak usaha Pertamina yakni Pertamina Gas (Pertagas).
Hal ini fakta karena beradasarkan data Laporan Keuangan Pertagas 2013, 2014, hingga 2015, anak usaha Pertamina ini terus memasok gas bumi ke para calo gas. Berikut daftarnya:
- PT Bayu Buana Gemilang TS sebesar 6.516 BBTU
- PT Java Gas Indonesia 5.095 BBTU
- PT Sadikung Niagamas Raya 6.239 BBTU
- PT Surya Cipta Internusa 3.134 BBTU
- PT Walinusa Energi 6.389 BBTU
- PT Alamigas Mega Energy 350 BBTU
- PT Dharma Pratama Sejati 445 BBTU
- PT IGAS 30 BBTU
- PT Surya Energi Parahita 20 BBTU
- PT Bayu Buana Gemilang 1.910 BBTU
- PT Mutiara Energi 1.210 BBTU
"Kalau kita lihat kan sekarang ini justru banyak alokasi gas bumi dari Pertamina masuknya ke calo gas," jelas Tumiran.
"Kalaupun calo ada pemerintah harus atur tegas. Karena pertamina juga pasti susah salurkan langsung. Trader harus punya infrastruktur dan berkualifikasi baik dalam penyalurannya dan dikontrol pemerintah agar harga jelas," imbuh Tumiran. RH
Calo Gas Makin Eksis Karena Difasilitasi Pertamina
Reviewed by OG Indonesia
on
Jumat, Desember 23, 2016
Rating: