Kementerian ESDM Minta Pertamina Pegang Percepatan Kilang Bontang


Hasil gambarJakarta, OG Indonesia-- Pembangunan kilang Bontang akan dipercepat dengan cara mengubah skema proyek dari Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) alias Public Private Partnership (PPP) menjadi penugasan untuk PT Pertamina (Persero).



Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar belum lama ini di Jakarta.

“Kilang Bontang arahnya adalah penugasan. Belum diputuskan, sedang kita usahakan menjadi penugasan dengan pertimbangan percepatan untuk pembangunannya. Kalau dibanding PPP bisa lebih cepat proses pengadaanya,” ujarnya.

Arcandra menjelaskan, proyek Grass Root Refinery (GRR) Bontang berkapasitas produksi 300.000 barel per hari (bph) ditargetkan bisa selesai tahun 2023.

“GRR Bontang bisa diselesaikan 1,5 tahun lebih cepat kalau dijadikan penugasan untuk Pertamina,” tuturnya.

Pasalnya, menurut Arcandra, pemilihan partner untuk Pertamina akan memakan waktu hingga 2 tahun kalau menggunakan skema KPBU. Dengan skema penugasan, proses yang sama hanya membutuhkan waktu sekitar 5 bulan.

“GRR itu ada skema yang namanya PPP, ada penugasan langsung. Yang sudah kita identifikasi, PPP itu butuh waktu paling tidak 2 tahun untuk sampai proses pemilihan siapa pengembang proyek. Sementara kalau penugasan cepat, 5-8 bulan sudah bisa. Kita inginnya yang cepat, bisa 1,5 tahun bedanya,” katanya.

Namun, tambahnya, saat ini belum semua kementerian sepakat Kilang Bontang diubah menjadi penugasan untuk Pertamina. Kementerian ESDM masih berkoordinasi dengan kementerian-kementerian lain. “Belum diputuskan, sedang kita koordinasikan bagaimana ini bisa dipercepat,” cetusnya.

Sebagai informasi, jika melihat dari GRR Tuban, Pertamina dapat memilih partner dalam waktu hanya 3 bulan. Lalu Joint Venture (JV) untuk proyek GRR Tuban terbentuk 6 bulan kemudian. Sedangkan bila menggunakan skema KPBU, pertama-tama perlu dibuat regulasi dalam bentuk Keputusan Menteri (Kepmen) untuk menunjuk Pertamina menjadi Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) GRR Bontang.

Sementara itu, pemerintah melakukan tender untuk memilih konsultan pendamping, yang kemudian juga ditetapkan melalui Kepmen. Konsultan pendamping inilah yang melakukan tender untuk memilih partner Pertamina di proyek GRR Tuban. Proses pemilihan partner lebih panjang dibanding skema penugasan. Saat ini konsultan pendamping belum ditunjuk pemerintah, tendernya pun belum. Maka Pertamina belum bisa bergerak.

Jika nanti sudah dipilih partnernya, maka langkah selanjutnya adalah membentuk JV. Lalu mulai dibuat desain kilang dan proyek bisa dikerjakan dalam waktu kira-kira 4 tahun. Kalau Pertamina diberi penugasan membangun GRR Bontang sebelum pertengahan 2017, proyek bisa selesai 2022 atau sekitar setahun lebih cepat dari target. 
Kementerian ESDM Minta Pertamina Pegang Percepatan Kilang Bontang Kementerian ESDM Minta Pertamina Pegang Percepatan Kilang Bontang Reviewed by OG Indonesia on Selasa, November 22, 2016 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.