Hadir di Indonesia, Centric Mining Systems Tawarkan Solusi Manajemen Tambang

Chris Novak, CEO Centric Mining
Systems (berdiri).
Foto: Ridwan Harahap

Jakarta, OG Indonesia -- Perusahaan penyedia jasa solusi manajemen informasi untuk industri sumber daya mineral Centric Mining Systems kini mengembangkan ekspansi bisnisnya di Indonesia.

Centric yang telah beroperasi selama lebih dari 16 tahun dengan kantor di Kanada dan Australia, sebelumnya telah memberikan pelayanan dalam bidang pertambangan dari seluruh pelanggannya yang tersebar di Afrika, Amerika Tengah dan Utara, Eropa, Australia, dan sekarang Asia Tenggara.

Centric yang berencana akan membuka kantor cabangnya di Jakarta, menawarkan teknologi penelusuran produksi, pelaporan, dan perangkat lunak manajemen tambang untuk pasar tambang di Indonesia.

"Platform yang dikembangkan ini tidak hanya mengumpulkan dan memvalidasi metrik dari model-to-market secara berkelanjutan, tetapi juga mengubah data ini menjadi pengetahuan," kata Chris Novak, CEO Centric Mining Systems dalam acara "Turning Market Challenges into Business Opportunities" di Hotel JW Marriott, Jakarta, Kamis (03/11).

Dengan kemampuan tersebut, pengguna Centric dapat membuat keputusan efektif yang meningkatkan efisiensi, meningkatkan output, dan mengurangi biaya dengan memanfaatkan set alat fungsional meliputi rekonsiliasi, manajemen stockpile, laporan, dan sistem pemberitahuan yang memungkinkan bisnis tambang untuk segera bertindak untuk perubahan positif.

Diterangkan Chris Novak, dalam situasi industri tambang yang sedang mengalami penurunan, upaya pengurangan operasi, meningkatkan efisiensi, dan mengurangi biaya menjadi hal yang jauh lebih penting dari sebelumnya. 

Hal tersebut telah diterapkan Centric kepada pelanggannya di Alamos Gold di Meksiko, Fortescue Metals Group di Australia, First Quantum di Zambia, Goldcorp di Kanada, dan Boliden di Finlandia.

"Solusi manajemen tambang yang dimiliki Centric ini dapat menyatukan data dari seluruh operasi tambang ke dalam satu tampilan, memaksimalkan data tersebut sehingga lebih akurat dan efisien dalam merekonsiliasi produk akhir mereka kembali ke inisial model, memaksimalkan fungsi kontrol, mengoptimalkan produktivitas armada, meningkatkan akurasi pencampuran, menghilangkan hambatan, akses KPI setiap saat, panel kontrol, dan laporan, dan memudahkan mengambil sikap dari pada menghadapi tantangan," papar Chris Novak. RH