Bangunan Hemat Energi Harus Didukung oleh Perilaku Penghuninya

Arsitek Rabani Kusuma Putra tekankan
pentingnya perilaku hemat energi.
Foto: Ridwan Harahap

Jakarta, OG Indonesia -- Banyak bangunan gedung serta rumah di perkotaan seperti Jakarta yang telah menerapkan konsep Eco Green Living yang ramah lingkungan dan hemat energi. Namun konsep tersebut akan menjadi sia-sia kalau perilaku para penghuninya justru tidak ramah lingkungan dan boros energi.

Hal tersebut dikatakan Rabani Kusuma Putra, Arsitek dari Nimara Architects dalam acara “Eco & Compact Living” yang dihelat oleh Prajawangsa City dari Synthesis Development, Sabtu (19/11) di Jakarta Timur. "Permasalahan perkotaan sekarang adalah bagaimana membangun rumah yang menerapkan eco desain. Artinya kita membuat rumah yang ramah lingkungan lewat penggunaan energi dan sumber daya secara efektif dan efisien," kata Rabani.

Saat ini memang sudah banyak rumah yang menerapkan konsep hemat energi dengan tidak memakai AC split yang energinya boros, menggunakan lampu LED, sudah memakai solar panel untuk hasilkan listrik sendiri, sampai memakai kendaraan yang hemat energi.

"Namun semua ini harus tetap didukung dengan perilaku green living dari penghuninya, karena percuma saja kalau tidak diterapkan dalam gaya hidup sehari-hari," jelas Rabani seraya mencontohkan perilaku sederhana seperti selalu mematikan lampu atau AC jika tidak digunakan.

Ditambahkan Rabani, hunian dari para kaum urban juga harus mendukung perilaku hidup ringkas atau compact serta bisa mengakomodasi mobilitas tinggi di perkotaan. “Karakter ‘intim' sebuah ruang sangat memengaruhi kualitas hidup penghuninya. Oleh karena itu keintiman ruang perlu didukung dengan desain interior yang benar," jelasnya. 

Beberapa cara dalam mewujudkannya adalah dengan mengadopsi tipologi bangunan galeri yang dirancang secara modern dan fungsional sehingga dapat memberi value yang Iebih pada kehidupan, serta pemilihan perabotan yang compact supaya meminimalisir penggunaan barang dan perbanyak space untuk sirkulasi. RH