Yunus Saefulhak, Direktur Panas Bumi Kementerian ESDM. Foto: Ridwan Harahap |
"Satu lubang bor itu sekitar US$ 7-10 juta atau sekitar Rp 135 miliar, dan itu fifty fifty, bisa gagal bisa berhasil," terang Direktur Panas Bumi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM Yunus Saefulhak tentang resiko kegiatan usaha panas bumi kepada OG Indonesia di acara International Workshop on Geothermal Technology and Business 2016 di Kampus UI, Depok, Selasa (25/10).
Karena itu PT SMI yang mendapatkan hibah dari World Bank siap memberi bantuan dana untuk pengembangan panas bumi. Diterangkan Yunus, untuk inisiasi pertama, dana yang digelontorkan oleh PT SMI sebesar Rp 3 triliun untuk melakukan kegiatan eksplorasi panas bumi di seluruh Indonesia. "Itu dalam waktu tiga tahun, dan saat ini sedang melalui proses secara bertahap," ucapnya.
Pada tahun 2016 ini, Yunus menerangkan, pihak pemerintah sudah memilihkan 5 lokasi untuk dikembangkan panas buminya lewat dana PT SMI, terutama di wilayah Indonesia bagian timur. "Ada Wai Sano (NTT), Songa-Wayaua (Maluku Utara), dan tiga daerah lainnya. Itu memang masih kecil-kecil kapasitasnya, 10 Megawatt sampai 55 Megawatt," paparnya.
"Saya kira tahun depan sudah mulai ngebor. Tapi panas bumi itu tidak seperti membalikkan telapak tangan, prosesnya butuh waktu 5 sampai 7 tahun, dan itu baru jadi listrik," pungkas Yunus. RH
Pemerintah Lirik Pengembangan Panas Bumi di Kawasan Timur Indonesia
Reviewed by OG Indonesia
on
Selasa, Oktober 25, 2016
Rating: