Bangun PLTU di Bengkulu, INTA Group Dapat Pinjaman US$ 270 Juta dari Bank Tiongkok

INTA Group mendapat pinjaman US$ 270
Juta dari dua bank asal Tiongkok,
Foto: Ridwan Harahap
Jakarta, OG Indonesia -- Setelah melakukan peletakkan batu pertama pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Bengkulu, PT Tenaga Listrik Bengkulu (TLB) yang merupakan entitas anak dari PT Intraco Penta (INTA Group) di bidang infrastruktur kelistrikan, pada hari ini, Kamis (27/10), melakukan penandatanganan perjanjian kredit dengan dua bank asal Tiongkok yaitu ICBC dan CEXIM.

Dari penandatanganan yang disaksikan langsung oleh Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti ini, pinjaman yang disalurkan ke INTA Group adalah sebesar US$ 270 juta. Di mana seluruhnya akan digunakan untuk membiayai pembangunan proyek PLTU berkapasitas 2x100 MW. PLTU yang berlokasi di lahan milik PT Pelabuhan Indonesia II di Teluk Sepang, Pulau Baai, Bengkulu ini akan menjadi PLTU pertama di Provinsi Bengkulu.

"Kami turut senang karena satu per satu tantangan bagi INTA Group dalam memulai proyek PLTU ini mulai dari penandatanganan Power Purchase Agreement (PPA), pemilihan lokasi untuk lahan PLTU, ijin-ijin utama, Amdal hingga pembiayaan sudah bisa diatasi," kata Petrus Halim, CEO INTA Group yang juga menjabat sebagai Komisaris Utama TLB.

Petrus menargetkan proses kontruksi PLTU paling lambat bisa diselesaikan di akhir tahun 2019. "Sehingga PLTU pertama di Bengkulu ini dapat memberikan dampak positif terhadap ekonomi lokal selain sebagai bagian dari program pemerintah dalam pembangunan pembangkit listrik 35.000 Megawatt," sambungnya.

Proyek ini yang juga merupakan proyek PLTU pertama INTA Group akan memasok listrik kepada PLN selama 25 tahun lewat TLB. Perjanjian jual beli listrik/PPA antara TLB dan PLN telah ditandatangani pada tanggal 25 November 2015 lalu. Total investasi untuk proyek PLTU yang dikerjakan INTA Group ini diperkirakan sekitar US$ 360 juta.

Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti mengatakan dengan dibangunnya PLTU di Bengkulu akan membantu meningkatkan rasio elektrifikasi di Bengkulu. Saat ini, provinsi di sisi pantai barat pulau Sumatera ini memiliki beban puncak listrik sebesar 148 Megawatt (MW).

Pasokan listrik Bengkulu saat ini disokong dari PLTA Musi dengan kapasitas 3x72 MW. "Namun kalau kemarau, pembangkit ini tidak dapat beroperasi," ungkap Ridwan. Selain PLTA Musi, Bengkulu juga punya PLTA Tes di Lebong dengan skala lebih kecil yaitu 25 MW. "Kemudian ada pembangkit listrik diesel di Muko-Muko 2x4 Megawatt, dan pembangkit listrik yang kecil-kecil lainnya," tambahnya.

Diterangkan olehnya, pada posisi beban puncak dengan suplai listrik yang masih terbatas, maka Bengkulu masih termasuk daerah yang mengalami krisis listrik. "Jadi sekarang di Bengkulu itu bergiliran mati (listrik)," ujarnya. 

"Diharapkan dengan pembangunan pembangkit listrik 2x100 Megawatt ini nanti dapat memenuhi kebutuhan listrik Bengkulu untuk kebutuhan sekarang, karena dalam lima tahun ke depan masih dibutuhkan pembangunan pembangkit listrik lainnya," pungkas Ridwan. RH
Bangun PLTU di Bengkulu, INTA Group Dapat Pinjaman US$ 270 Juta dari Bank Tiongkok Bangun PLTU di Bengkulu, INTA Group Dapat Pinjaman US$ 270 Juta dari Bank Tiongkok Reviewed by OG Indonesia on Kamis, Oktober 27, 2016 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.