Jakarta, OG Indonesia-- Tarik menarik di dalam Istana terkait pengisian kursi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dikabarkan semakin keras. Keinginan Presiden Joko Widodo untuk segera mengisi posisi yang kosong itu diganjal oleh kekuatan lain di Istana.
Informasi yang diperoleh mengatakan bahwa perlawanan pihak-pihak yang selama ini menguasai posisi penting dan strategis itu bertambah kencang belakangan ini. Mereka dengan bantuan orang kuat di Istana berusaha sebisa mungkin agar posisi itu tidak lepas ke tangan pihak lain.
Posisi Menteri ESDM kosong setelah ditinggalkan Archandra Tahar yang diberhentikan Presiden Jokowi karena masih memiliki paspor Amerika Serikat.
Kini terlihat sinyal kuat Presiden Jokowi ingin menempatkan kembali Archandra di posisi itu, setelah masalah kewarganegaraannya selesai.
Awal bulan September, Kementerian Hukum dan HAM telah menetapkan Archandra berkewarganegaraan Indonesia berdasarkan asas perlindungan maksimal dan asas tidak mengenai tanpa-kewarganegaraan.
Informasi lain mengatakan bahwa Presiden Jokowi tadinya ingin melantik Archandra sebagai Menteri ESDM bersamaan dengan pelantikan Komjen Budi Gunawan sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) pekan lalu.
Tetapi, gerpol atau gerakan politik pihak-pihak yang tidak senang bila posisi itu kembali diduduki Archandra membuat Presiden Jokowi mengurungkan niat.
Terakhir terdengar kabar bahwa pelantikan Archandra akan dilakukan setelah Hari Raya Idul Adha. Namun hal ini pun kembali diganjal.
Orang kuat di Istana disebutkan sudah mulai berani mengelus jago untuk dipasang di posisi Menteri ESDM.
Informasi yang diterima mengatakan, jago dari kubu orang kuat Istana itu adalah seorang anggota DPR RI dari partainya. Jago yang dielus ini konon memiliki pengalaman cukup lama di industri migas dan pernah bekerja pada posisi top management beberapa perusahaan migas asing.
Sementara, diyakini, Presiden Jokowi ingin memasang wajah yang benar-benar baru, yang tidak merupakan bagian dari kelompok manapun yang selama ini memanfaatkan posisi itu untuk kepentingan sempit kelompok mereka.
Sosok yang paling pas dengan kriteria ini, bagi Jokowi, adalah Archandra, yang beberapa bulan lalu meyakinkan Jokowi untuk mengambil kebijakan dalam pembangunan kilang migas di Blok Masela, Maluku. Kebijakan pembangunan kilang di darat dinilai lebih pas dengan semangat Nawajita yang diusung Jokowi.
Jokowi tidak ingin bila yang menduduki kursi Menteri ESDM berasal dari kelompok yang itu-lagi-itu-lagi.RMOL
Informasi yang diperoleh mengatakan bahwa perlawanan pihak-pihak yang selama ini menguasai posisi penting dan strategis itu bertambah kencang belakangan ini. Mereka dengan bantuan orang kuat di Istana berusaha sebisa mungkin agar posisi itu tidak lepas ke tangan pihak lain.
Posisi Menteri ESDM kosong setelah ditinggalkan Archandra Tahar yang diberhentikan Presiden Jokowi karena masih memiliki paspor Amerika Serikat.
Kini terlihat sinyal kuat Presiden Jokowi ingin menempatkan kembali Archandra di posisi itu, setelah masalah kewarganegaraannya selesai.
Awal bulan September, Kementerian Hukum dan HAM telah menetapkan Archandra berkewarganegaraan Indonesia berdasarkan asas perlindungan maksimal dan asas tidak mengenai tanpa-kewarganegaraan.
Informasi lain mengatakan bahwa Presiden Jokowi tadinya ingin melantik Archandra sebagai Menteri ESDM bersamaan dengan pelantikan Komjen Budi Gunawan sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) pekan lalu.
Tetapi, gerpol atau gerakan politik pihak-pihak yang tidak senang bila posisi itu kembali diduduki Archandra membuat Presiden Jokowi mengurungkan niat.
Terakhir terdengar kabar bahwa pelantikan Archandra akan dilakukan setelah Hari Raya Idul Adha. Namun hal ini pun kembali diganjal.
Orang kuat di Istana disebutkan sudah mulai berani mengelus jago untuk dipasang di posisi Menteri ESDM.
Informasi yang diterima mengatakan, jago dari kubu orang kuat Istana itu adalah seorang anggota DPR RI dari partainya. Jago yang dielus ini konon memiliki pengalaman cukup lama di industri migas dan pernah bekerja pada posisi top management beberapa perusahaan migas asing.
Sementara, diyakini, Presiden Jokowi ingin memasang wajah yang benar-benar baru, yang tidak merupakan bagian dari kelompok manapun yang selama ini memanfaatkan posisi itu untuk kepentingan sempit kelompok mereka.
Sosok yang paling pas dengan kriteria ini, bagi Jokowi, adalah Archandra, yang beberapa bulan lalu meyakinkan Jokowi untuk mengambil kebijakan dalam pembangunan kilang migas di Blok Masela, Maluku. Kebijakan pembangunan kilang di darat dinilai lebih pas dengan semangat Nawajita yang diusung Jokowi.
Jokowi tidak ingin bila yang menduduki kursi Menteri ESDM berasal dari kelompok yang itu-lagi-itu-lagi.RMOL
Dilematika Kosongnya Posisi Menteri ESDM
Reviewed by OG Indonesia
on
Kamis, September 15, 2016
Rating: