Cadangan Migas Aset Pertamina di Irak Empat Kali Lipat Cadangan Indonesia

Foto: Istimewa

Jakarta, OG Indonesia -- Dari sejumlah aset lapangan migas Pertamina di luar negeri, produksi migas terbesar bersumber dari Basrah, Irak. Mengalahkan sumbangan migas dari Aljazair dan Malaysia. Tak heran karena cadangannya empat kali lipat dari cadangan migas Indonesia.

Saat ini, kontribusi terbesar produksi dari aset luar negeri Pertamina bersumber dari Irak dengan tingkat produksi net to share 43,7 ribu barel setara minyak per hari (boepd). Disusul dengan Aljazair dengan produksi net to share sebesar 41,13 ribu boepd dan Malaysia 35,77 ribu boepd.

Di kota Basrah, Irak, Pertamina memang memiliki Working Interest sebesar 10% di Blok West Qurna I setelah membelinya pada November 2013. Blok tersebut dikelola ExxonMobil Iraq Limited dengan kepemilikan sebesar 32%. Sisa hak partisipasinya dikuasai oleh South Oil Company, Shell West Qurna BV, dan PetroChina.

"Cadangan lapangan (di Basrah, Irak) ini memang cukup besar, cadangan terambilnya saja sekitar 16 miliar barel. Kalau kita bandingkan cadangan negara kita sekitar 4 miliar barel," kata Slamet Riadhy, Direktur Utama Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi (PIEP) kepada OG Indonesia dalam media workshop di kantor pusat Pertamina, Jakarta, Jumat (16/09).

Diterangkan olehnya, dalam waktu 30 tahun saja, lapangan tersebut bisa berproduksi pada puncaknya sebesar 1,6 juta barel minyak, di mana hanya akan terambil sekitar 1,9 miliar barel minyak pada saat itu. "Itu karena cadangannya sedemikian besarnya," ucapnya. 

Pertamina menempatkan sebanyak 11 orang pekerjanya di Basrah, Irak. Saat ini produksi dari West Qurna 1 sekitar 450 ribu boepd, di mana Pertamina mendapatkan net to share sebesar 43,7 ribu boepd. 

"Kalau produksi lapangannya sekitar 450 ribu maka kita 10 persennya yaitu sekitar 45 ribu. Itu net to share kita atau produksi dari kinerja kita," jelas Slamet. RH