Foto: www.bp.com |
“Untuk pertama kalinya pembiayaan proyek LNG melibatkan institusi-institusi keuangan domestik di Indonesia,” kata Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi dalam sambutannya.
Fasilitas pinjaman komersial yang ditandatangani ini merupakan bagian dari paket pinjaman senilai total US$3,745 miliar atau sekitar Rp 50,557 triliun. Selain dari dalam negeri, paket pinjaman berasal dari lembaga-lembaga keuangan Tiongkok, Jepang, Jerman, Korea Selatan, Perancis, Singapura, dan lembaga multilateral lainnya. Perjanjian tersebut merupakan kelanjutan dari pengumuman keputusan final investasi (FID) yang dilakukan oleh Kontraktor KKS Tangguh pada 1 Juli 2016 lalu.
Menurut Amien, keikutsertaan pemberi pinjaman nasional dalam proyek hulu migas ini sejalan dengan inisiatif pemerintah dalam meningkatkan partisipasi lokal dalam proyek-proyek strategis, sekaligus memperluas pengalaman lembaga keuangan nasional dalam pembiayaan proyek berskala internasional.
Tidak hanya itu, pembiayaan proyek pengembangan Tangguh ini merupakan pengukuhan atas kepercayaan pasar keuangan internasional terhadap proyek LNG strategis ini. “Lembaga-lembaga keuangan internasional bersedia ikut membiayai proyek LNG yang sebagian besar produksinya dialokasikan untuk pembeli domestik,” katanya.
Pemberi pinjaman nasional terdiri dari PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., and PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dan PT. Indonesia Infrastructure Finance.
Sementara bank internasional yang terlibat terdiri dari afiliasi dari Mizuho Bank, Bank of China, China Construction Bank, The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Sumitomo Mitsui Banking Corporation, DBS Bank, United Overseas Bank, BNP Paribas, Credit Agricole Corporate and Investment Bank, Oversea-Chinese Banking Corporation, Korea Development Bank, Shinsei Bank, dan KfW Bank. Penandatanganan sisa fasilitas pinjaman dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC) dan lembaga multilateral akan dilakukan kemudian.
Fasilitas pinjaman yang dilakukan melalui metode Trustee Borrowing Scheme (TBS) dengan HSBC (New York) sebagai wali amanat/trustee dan HSBC (Jakarta) sebagai akun bank dalam negeri ini telah mendapatkan persetujuan dari tim Pinjaman Komersial Luar Negeri (PKLN) Pemerintah Indonesia. SKK Migas bersama BP, selaku operator Tangguh LNG, bekerja bersama tim dari Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia untuk mendukung persetujuan PKLN dari Menteri Koordinator Perekonomian Republik Indonesia.
“Kami berterima kasih atas dukungan penuh Pemerintah Indonesia, terutama SKK Migas dan juga para mitra Tangguh selama proses ini, sehingga kami mampu mengamankan pembiayaan proyek dengan tepat waktu,” ucap BP Regional President Asia Pacific, Christina Verchere.
Proyek Pengembangan Tangguh akan menambahkan satu fasilitas proses LNG baru (Train 3) dan tambahan kapasitas produksi sebesar 3,8 juta ton per tahun (mtpa), yang menjadikan kapasitas total kilang LNG Tangguh menjadi 11,4 mtpa. Proyek ini juga akan menambahkan dua anjungan lepas pantai, 13 sumur produksi baru, dermaga pemuatan LNG baru, dan infrastruktur pendukung lainnya.
Proyek ini juga akan menjadi bagian penting dalam pemenuhan kebutuhan energi Indonesia yang kian meningkat, melalui penjualan 75% dari produksi LNG tahunan Train 3 kepada PT. PLN (Persero) guna mendukung program pemerintah 35.000 megawatt (MW). Selain itu, proyek akan memenuhi kebutuhan gas bagi kelistrikan Provinsi Papua Barat hingga 20 juta kaki kubik (mmscfd). Sisa volume produksi telah dikontrak oleh Kansai Electric Power Company dari Jepang sebagai pembeli utama lain untuk Train 3.
Selain itu, Proyek Pengembangan Tangguh juga akan membawa efek pengganda yang besar bagi Indonesia dan Provinsi Papua Barat antara lain dengan mendukung pertumbuhan perekonomian dan penyediaan 10.000 kesempatan kerja selama masa proyek. RH
Pembiayaan Proyek LNG Tangguh Train 3 Libatkan Bank Nasional
Reviewed by OG Indonesia
on
Rabu, Agustus 03, 2016
Rating: