Jakarta, OG Indonesia -- Pertimbangan yang sangat cermat harus dilakukan untuk menyikapi rencana Kementerian Badan Usaha Milik Negara yang hendak menjadikan PT Pertamina (Persero) sebagai induk PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk.
Bahkan kalangan analis berpandangan efek negatif dari rencana tersebut sudah terasa cukup besar, jangan sampai ketidakjelasan rencana akuisisi menambah sentimen negatif kembali. Apalagi pasar sudah melihat kinerja Pertamina yang notabene memiliki utang besar.
"Market tidak ingin nanti setelah ada sentimen negatif di pasar modal, justru merembet ke sektor lain," kata Analis Saham dari Indosurya, William Surya Wijaya saat dihubungi, Rabu (10/08).
William menjelaskan, sentimen negatif dari pasar modal untuk pertama kalinya muncul sejak isu akuisisi diangkat Kementerian BUMN. Ia mengungkapkan saham PGN anjlok dan kini market cenderung wait and see untuk mengetahui rumor akuisisi tersebut.
"Kita tentunya kan juga tidak mau ada sentimen susulan dan rembetan gejolak ke sektor lain apalagi ke ekonomi kita dengan adanya akuisisi ini," lanjutnya.
Lebih jauh William meminta kepada Kementerian BUMN untuk mengupas lebih dalam soal aspek positif dari rencana akuisisi tersebut. Hal ini dipandang perlu karena pasar pun akan mengerti apa maksud dan tujuan akuisisi tersebut.
Sementara, Analis Woori Korindo Securities, Reza Priyambada pun mengatakan, niatan Kementerian BUMN untuk mengakuisisi PGN, seharusnya dipikirkan ulang. Karena akan membawa dampak yang buruk untuk PGN yang notabennya adalah perusahaan yang telah melantai di bursa efek.
Reza juga mengungkapkan, di tengah perlambatan ekonomi yang seperti sekarang, seharusnya pemerintah tidak hanya memikirkan akuisisi atau holding untuk kepentingan Kementerian BUMN belaka, melainkan harus memikirkan kepentingan korporat yang akan diakuisisi tersebut.
"Karena Pertamina ini kan belum perusahaan terbuka ya, kemudian juga PGN sejauh ini sahamnya baik-baik saja. Kita khawatir, langkah akuisisi ini akan jadi bumerang di pasar modal, sentimen negatif dimana-dimana meskipun dari sektor rillnya mereka bilang ini menguntungkan," katanya.
Jika dilihat dari segi kinerjapun, PGN juga lebih fokus untuk mengelola gas dan tidak terkonsentrasi ke sektor bisnis lain. Berbeda dengan Pertamina yang juga mengelola bahan bakar minyak juga mengelola gas elpiji.
Reza berharap agar PGN fokus dengan apa yang sudah menjadi kewajibannya, toh sejauh ini dalam analisa pasar modal sahamnya stabil.
"Biarkan mereka (PGN) bertugas di jalurnya, karena mereka selama ini baik-baik saja, malah sudah perusahaan terbuka, tidak seperti Pertamina," tutupnya. RH
Bahkan kalangan analis berpandangan efek negatif dari rencana tersebut sudah terasa cukup besar, jangan sampai ketidakjelasan rencana akuisisi menambah sentimen negatif kembali. Apalagi pasar sudah melihat kinerja Pertamina yang notabene memiliki utang besar.
"Market tidak ingin nanti setelah ada sentimen negatif di pasar modal, justru merembet ke sektor lain," kata Analis Saham dari Indosurya, William Surya Wijaya saat dihubungi, Rabu (10/08).
William menjelaskan, sentimen negatif dari pasar modal untuk pertama kalinya muncul sejak isu akuisisi diangkat Kementerian BUMN. Ia mengungkapkan saham PGN anjlok dan kini market cenderung wait and see untuk mengetahui rumor akuisisi tersebut.
"Kita tentunya kan juga tidak mau ada sentimen susulan dan rembetan gejolak ke sektor lain apalagi ke ekonomi kita dengan adanya akuisisi ini," lanjutnya.
Lebih jauh William meminta kepada Kementerian BUMN untuk mengupas lebih dalam soal aspek positif dari rencana akuisisi tersebut. Hal ini dipandang perlu karena pasar pun akan mengerti apa maksud dan tujuan akuisisi tersebut.
Sementara, Analis Woori Korindo Securities, Reza Priyambada pun mengatakan, niatan Kementerian BUMN untuk mengakuisisi PGN, seharusnya dipikirkan ulang. Karena akan membawa dampak yang buruk untuk PGN yang notabennya adalah perusahaan yang telah melantai di bursa efek.
Reza juga mengungkapkan, di tengah perlambatan ekonomi yang seperti sekarang, seharusnya pemerintah tidak hanya memikirkan akuisisi atau holding untuk kepentingan Kementerian BUMN belaka, melainkan harus memikirkan kepentingan korporat yang akan diakuisisi tersebut.
"Karena Pertamina ini kan belum perusahaan terbuka ya, kemudian juga PGN sejauh ini sahamnya baik-baik saja. Kita khawatir, langkah akuisisi ini akan jadi bumerang di pasar modal, sentimen negatif dimana-dimana meskipun dari sektor rillnya mereka bilang ini menguntungkan," katanya.
Jika dilihat dari segi kinerjapun, PGN juga lebih fokus untuk mengelola gas dan tidak terkonsentrasi ke sektor bisnis lain. Berbeda dengan Pertamina yang juga mengelola bahan bakar minyak juga mengelola gas elpiji.
Reza berharap agar PGN fokus dengan apa yang sudah menjadi kewajibannya, toh sejauh ini dalam analisa pasar modal sahamnya stabil.
"Biarkan mereka (PGN) bertugas di jalurnya, karena mereka selama ini baik-baik saja, malah sudah perusahaan terbuka, tidak seperti Pertamina," tutupnya. RH
Akuisisi PGN oleh Pertamina Rawan Efek Domino
Reviewed by OG Indonesia
on
Jumat, Agustus 12, 2016
Rating:
