Jakarta, OG Indonesia-- Usulan pemangkasan subsidi solar sebesar Rp 500/liter dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P 2016) sedang dibahas antara pemerintah dan Badan Anggaran DPR. Awalnya, pemerintah mengusulkan subsidi solar sebesar Rp 1.000 liter dipangkas sebesar Rp 650/liter.
Namun, setelah berdiskusi dengan Pertamina, dicapai kesepakatan Rp 500/liter merupakan usulan pemangkasan yang ideal. Lantas, mengapa pemangkasan subsidi solar sebesar Rp 500/liter dianggap ideal?
"Kalau dengan subsidi Rp 500/liter, paling tidak sampai September, keuntungan yang lalu bisa cross subsidi dengan situasi sesudahnya. Kita sudah komitmen dengan September tak akan ada kenaikan harga," ujar Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina (Persero), Dwi Soetjipto, ditemui di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (16/6/2016).
Dwi kembali menegaskan, dengan pemotongan subsidi sebesar Rp 500/liter maka harga solar tak akan naik hingga September nanti. Sedangkan untuk harga solar sampai Desember nanti akan ditentukan dari kondisi harga minyak
"Pertamina sudah lakukan kalkulasi. Intinya nggak akan naik sampai September. Sampai Desember lihat MOPS (Mid Oil Platts Singapore)," kata Dwi.
Dia berharap, pemerintah bisa memperhatikan usulan pemotongan subsidi tersebut dan keputusan yang diambilnya nanti mengacu pada situasi harga minyak terkini.
"Pemerintah akan memperhatikan situasi, bagaimana kebutuhan pembiayaan di pemerintah. Bagaimana subsidi itu akan diberikan ke yang lebih berhak, Pertamina akan support kebijakan pemerintah, gimana supportnya adalah dengan meningkatkan efisiensi," tutur Dwi.
Subsidi Solar Disusutkan Rp 500/liter, Idealkah ?
Reviewed by OG Indonesia
on
Kamis, Juni 16, 2016
Rating: