Jakarta, OG Indonesia-- Nunukan meski termasuk wilayah Republik Indonesia, namun daerah terluar RI ini belum pernah merasakan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) dari negara Indonesia, selama Indonesia merdeka 70 tahun lalu, Nunukan selalu bergantung BBM secara ilegal dari Sabah, Malaysia. Bukan hanya Nunukan, daerah-daerah terluar Indonesia lainnya juga banyak yang masih bergantung pada BBM dari Malaysia, misalnya kabupaten-kabupaten di Kalimantan Barat.
Sebagai langkah strategis untuk mengatasi hal ini pekan lalu, PT Pertamina (Persero) melakukan pengiriman solar perdana ke Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara menggunakan pesawat.
Hal ini dilakukan untuk menegakkan kedaulatan Indonesia di wilayah-wilayah perbatasan, Kementerian ESDM melakukan sejumlah langkah supaya kebutuhan BBM di sana dapat disuplai dari dalam negeri.
Pertama, Kementerian ESDM menggandeng Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk mengirimkan BBM ke wilayah-wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia.
"Kita melakukan sejumlah langkah, misalnya kerja sama dengan TNI untuk mendistribusikan BBM, sudah ada ke beberapa daerah. Mereka (TNI) kan punya transportasi untuk menjangkau daerah-daerah terluar," kata Dirjen Migas Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja Puja, Selasa (14/6/2016).
Kedua, penugasan khusus diberikan kepada Pertamina untuk memasok BBM ke wilayah terluar. Ketiga, ESDM juga membuka kesempatan kepada pihak swasta nasional untuk mendistribusikan BBM ke wilayah-wilayah yang sulit dijangkau Pertamina.
Namun, saat ini swasta masih enggan mendistribusikan BBM ke perbatasan karena margin keuntungan yang ditawarkan pemerintah terlalu kecil. Maka kini ESDM merancang aturan baru supaya margin untuk distribusi BBM ke wilayah terpencil lebih besar dibanding ke wilayah-wilayah yang mudah dijangkau, diharapkan bisa menarik minat badan usaha swasta.
"Kita lagi mendorong supaya badan usaha yang mendistribusikan BBM ke wilayah terpencil mendapat margin lebih besar. Supaya Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), Agen Premium Minyak Solar (APMS) bisa lebih banyak di sana," papar Wiratmaja.
Besarnya margin untuk distribusi BBM ke wilayah remote ini masih dikaji, kemungkinan akan berbeda untuk tiap wilayah, tergantung tingkat kesulitan untuk menjangkau daerah terpencil tersebut. "Masih dalam kajian, nanti tergantung wilayahnya," tutup Wiratmaja.
Sebagai informasi, harga solar yang dipasok dari Malaysia ke Nunukan mencapai Rp 60.000/liter, jauh di atas harga solar di Pulau Jawa, Sumatera, dan wilayah Indonesia lainnya yang hanya Rp 5.150/liter. Untuk memenuhi kewajibannya mendistribusikan BBM ke seluruh wilayah Indonesia, Pertamina mulai mengirim solar dengan pesawat ke Kecamatan Krayan, Nunukan, pada Rabu (8/6/2016).
Pengiriman dengan pesawat ini membuat biaya distribusi BBM ke Krayan lebih tinggi dibanding biaya distribusi ke wilayah-wilayah yang sudah punya infrastruktur dasar cukup baik, biaya angkutnya sampai Rp 38.000/liter. Meski demikian, harga solar yang dijual Pertamina ke Nunukan tetap Rp 5.150/liter agar adil, sama dengan warga negara Indonesia di wilayah-wilayah lainnya.
Daerah Terluar RI Ini Bergantung BBM Ilegal Malaysia
Reviewed by OG Indonesia
on
Selasa, Juni 14, 2016
Rating: