Ampas kopi ternyata bisa hasilkan biodiesel. Foto: fastcompany.com |
Tangerang, OG
Indonesia –- Sebagai salah satu minuman favorit yang diminum ratusan
juta orang di dunia setiap harinya, dalam proses pembuatannya, kopi tentunya
menyisakan ampas kopi yang jumlahnya besar. Hal inilah yang memicu lahirnya ide
dua mahasiswa dari Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Trisakti untuk
memanfaatkan ampas kopi yang tak lagi berguna tersebut dan mengubahnya menjadi
biodiesel. Tak hanya itu, mereka juga memiliki konsep agar biodiesel yang
berasal dari ampas kopi tersebut digunakan sebagai bahan bakar PLTD yang bisa
melistriki sebuah kota kecil.
Adalah Sharima Umaya, mahasiswi Jurusan Teknologi Bioproses
UI dan Hendio Oktaviolefi, mahasiswa Jurusan Perminyakan Universitas Trisakti
yang memiliki ide tersebut. Ide mereka yang tergabung dalam Tim C3 menjadi
salah satu finalis dari 9 tim finalis yang masuk dalam babak akhir ajang “Go
Green in The City 2016” tingkat nasional di Indonesia yang diadakan oleh
Schneider Electric.
“Kita melihat kebiasaan minum kopi, di mana di Indonesia dan
di dunia kopi itu sudah jadi bagian dari kultur. Jadi banyak orang yang minum
kopi dan itu pasti menghasilkan banyak ampas kopi, sehingga kita ambil ide dari
situ,” terang Sharima Umaya kepada OG
Indonesia. “Kita kemudian melakukan riset dari beberapa coffee shop, kemana sih ampas kopi ini, apakah dimanfaatkan atau dibuang saja, dan
ternyata itu dibuang saja,” sambung Hendio Oktaviolefi.
Jika dirata-ratakan, setiap coffee shop menyumbang sekitar 10 kg ampas kopi setiap harinya. Di
kota sebesar London misalnya, jumlah tersebut dapat mencapai 2.000 ton dalam
satu tahunnya. Di London sendiri konsep pemanfaatan biodiesel dari ampas kopi
sudah dilakukan di mana biodieselnya dimanfaatkan sebagai campuran untuk bahan
bakar kendaraan.
Dari riset yang dilakukan Tim C3, ternyata dari sekitar 10
kg ampas kopi dapat diubah menjadi 2 liter biodiesel. “Jadi di ampas kopi itu
berdasarkan banyak riset memang mengandung biodiesel sebesar 20 persen,” jelas
Hendio. Untuk mengubahnya menjadi biodiesel, ampas kopi harus diekstrak
terlebih dahulu dengan menggunakan pelarut organik.
“Setelah diekstrak, untuk menjadikannya benar-benar jadi biodiesel itu dilanjutkan
dengan proses transesterifikasi yang akan
menghasilkan biodiesel yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik,”
sambung Sharima.
Tim C3 memaparkan, dalam praktiknya nanti untuk mendapatkan ampas kopi
sebanyak-banyaknya, maka harus dilakukan kerjasama dengan berbagai coffee shop terutama dengan gerai kopi
yang memiliki banyak cabang. “Itu dikumpulin jadi
satu dan diolah di pabrik dan di-generate
jadi biodiesel lalu dikirim ke pembangkit listriknya,” ujar Sharima.
Sharima Umaya dan Hendio Oktaviolefi, punya ide manfaatkan biodiesel dari ampas kopi untuk melistriki kota kecil. Foto: Ridwan Harahap |
Ditambahkan oleh Sharima, biodiesel yang dihasilkan dari
ampas kopi tersebut dapat dipakai sebagai bahan bakar untuk Pembangkit Listrik
Tenaga Diesel (PLTD) yang dapat melistriki sebuah kota kecil dengan penduduk
ribuan jiwa.
“Untuk small city
dengan PLTD-nya berkapasitas 500 kilowatt itu membutuhkan sekitar 32.000 liter
(biodiesel) per hari. Dan kalau kita mengambil coffee waste dari seluruh Indonesia
itu sudah bisa untuk men-generate
listrik untuk ukuran small city itu,”
papar Sharima seraya menambahkan bahwa ampas kopi di Indonesia sebenarnya bisa
menghasilkan hingga 60.000 liter biodiesel per harinya. “Jadi masih ada
eksesnya yang bisa dimanfaatkan juga untuk kebutuhan lain,” lanjutnya.
Ditambahkan Sharima, pemanfaatan biodiesel dari ampas kopi
untuk PLTD di kota kecil bisa membantu program pemerintahan Jokowi yang ingin
melistriki berbagai wilayah di Indonesia lewat program 35.000 MW-nya. “Ini bisa
membantu target pemerintah untuk 23 persen energi terbarukan di tahun 2025,
jadi inovasi kita ini bisa untuk membantu nge-push angka itu,” ucap Sharima. “Ini konsepnya untuk small city dulu dengan penduduk hanya
beberapa ribu orang, karena banyak daerah di Indonesia yang belum ada
listriknya yang small city itu,”
sambungnya.
Dari hitung-hitungan biaya untuk menjalankan konsep ini, Tim
C3 menyampaikan bahwa untuk pembangunan infrastuktur secara keseluruhan menelan
biaya sekitar US$ 900 ribu. “Untuk payback
period-nya itu sekitar sepuluh tahun. Revenue
itu bisa didapat dari penjualan biodiesel itu,” beber Sharima.
Tim C3 mengharapkan konsep mereka ini bisa diterapkan secara
nyata, sehingga secara tidak langsung juga dapat mengedukasi masyarakat serta
pelaku usaha gerai kopi untuk bisa memanfaatkan limbah kopi yang dibuang.
“Jadi
apabila coffee shop bekerjasama
dengan kita, dia bisa meningkatkan brand
image-nya, dan orang-orang akan melihat bahwa coffee shop tersebut Green,”
kata Hendio. “Secara tak langsung ini juga bisa mengedukasi masyarakat tentang
energi terbarukan,” pungkas Sharima dengan senyum mengembang. RH
Biodiesel dari Ampas Kopi Bisa Listriki Kota Kecil
Reviewed by OG Indonesia
on
Minggu, Mei 22, 2016
Rating: