Pasok Listrik Kalsel dan Kalteng, Pembangkit Biomassa 10 MW dan Biogas 2 MW Dibangun

PLN lakukan kerjasama jual beli
listrik dari energi baru terbarukan untuk
pasok listrik di Kalsel dan Kalteng.
Foto: Edi Triyono.
Jakarta, OG Indonesia -- PT PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (PLN Kalselteng) melakukan kerjasama Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) dari Pembangkit Listrik Energi Terbarukan Biomassa (PLTBm) berkapasitas 10 Mega Watt (MW) serta Pembangkit Listrik Energi Terbarukan Biogas (PLTBg) dengan kapasitas 2 MW.

Perjanjian kerjasama ini ditandatangani oleh General Manager PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah Purnomo dengan PT Welcron Power Kalimantan (WPK) Mr. Jung Tae Hun untuk PLTBm, serta dengan PT Nagata Bio Energi untuk PLTBg dengan Elan B. Fuadi. Penandatanganan perjanjian ini disaksikan pula oleh Direktur Bisnis Regional Kalimantan PLN Djoko R. Abumanan.

Kerjasama ini menunjukkan komitmen PLN Regional Kalimantan untuk mendorong peningkatan diversifikasi atau bauran dari energi baru dan terbarukan yang bersumber pada potensi lokal untuk memenuhi kebutuhan listrik dan memperbaiki stabilitas pasokan daya di Kalselteng. Untuk itu, PLN tidak akan mengandalkan energi fosil sebagai bahan bakar pembangkit dalam jangka panjang, karena cadangan energi fosil akan habis. Masing-masing perjanjian memiliki jangka waktu kontrak 20 tahun.

"Kalsel dan Kalteng merupakan wilayah yang mempunyai potensi energi baru dan terbarukan cukup besar. Oleh karena itu kerjasama ini tentu memiliki potensi yang bagus. Selain itu semangat kerjasama ini juga sebagai wujud komitmen PLN dalam meningkatkan penggunaan Energi yang ramah lingkungan," ujar Direktur Regional Kalimantan, Djoko Abumanan dalam acara penandatangan perjanjian kerjasama di kantor pusat PLN Jakarta, Senin (25/04).

Djoko menambahkan Pembangunan pembangkit dari sumber energi baru dan terbarukan ini juga sejalan dengan program dan target pemerintah untuk mencapai 25% bauran energi baru terbarukan pada tahun 2025, serta membantu mengurangi emisi 29% pada tahun 2030.

Harga jual yang disepakati pada kerjasama ini sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM No. 27 tahun 201, di mana kontrak untuk PLTBm adalah Rp.1.495,-/kWh, sedangkan untuk PLTBG adalah Rp.1.365,-/ kWh. Kerjasama ini akan segera ditindaklanjuti dengan proses pendanaan oleh pengembang, dan selanjutnya proses konstruksi pembangkit yang akan dilaksanakan selama kurang lebih 24 bulan untuk PLTBm dan 13 bulan untuk PLTBg.

Konstruksi awal direncanakan mulai dilaksanakan pada Mei 2017 untuk PLTBm dan Desember 2016 untuk PLTBg. PLTBm yang akan dibangun di Desa Kerabu, Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Waringin Barat, Kalimantan Tengah direncanakan COD pada Juni 2019. Sedangkan PLTBg yang akan dibangun di Desa Suka Damai, Kecamatan Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, direncanakan COD Juli 2017.

PLTBm ini akan menggunakan bahan bakar kayu dari pohon akasia sebagai sumber energi primernya yang ditanam di lahan sekitar pembangkit. Kalimantan dengan lahan yang sangat luas memiliki potensi energi terbarukan yang sangat besar. "Ini batubara hijau ya yang ditanam dan tumbuh terus dan dibakar menjadi listrik sebesar 10 MW," terang Djoko. 

Sedangkan PLTBg akan menggunakan gas dari hasil limbah sawit. Potensi limbah sawit yang belum dimanfaatkan di kalimantan selatan dan tengah sangat besar.

Upaya peningkatan pemanfaatan energi baru terbarukan ini diarahkan untuk mendorong peningkatan rasio elektrifikasi. Penyediaan energi baru terbarukan yang berbasis pada sumber sumber energi lokal, yang terletak tersebar secara geografis. Sehingga meskipun sebagian listrik disalurkan ke grid dengan dibangunnya pembangkit ini sekaligus menghadirkan listrik di pelosok pedesaan.

Selain tambahan pasokan dari PLTBm dan PLTBg ini, PLN juga tengah membangun sejumlah infrastruktur kelistrikan di Kalimantan. Sekitar 42 pembangkit dengan kapasitas mencapai 2.852 MW tengah disiapkan, termasuk 7.883 kilometer sirkit (kms) transmisi dengan Gardu Induk (GI) berkapasitas 3 .910 MVA. 

Pembangunan infrastruktur ini memerlukan waktu yang cukup panjang dan harus melawati tahap demi tahap, sehingga pada 3-4 tahun mendatang diharapkan proses konstruksi dapat rampung secara bersamaan. RH
Pasok Listrik Kalsel dan Kalteng, Pembangkit Biomassa 10 MW dan Biogas 2 MW Dibangun Pasok Listrik Kalsel dan Kalteng, Pembangkit Biomassa 10 MW dan Biogas 2 MW Dibangun Reviewed by OG Indonesia on Senin, April 25, 2016 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.