Upacara Adat Mamborgo-borgoi menyambut pemilik saham baru Tambang Emas Martabe. Foto: Agincourt Resources |
Komposisi kepemilikan saham pun berubah, di mana EMR sebesar 61,4%, Farallon Capital sebanyak 20,6%, Martua Sitorus 11% dan Robert Budi Hartono & Michael Bambang Hartono 7%. Dua nama terakhir merupakan orang terkaya di Indonesia tahun 2015 versi Majalah Forbes. Sementara kepemilikan saham Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan dan Provinsi Sumatera Utara (Pemda) tidak mengalami perubahan.
Guna menyambut pemilik saham baru, Presiden Direktur Tambang Emas Martabe Tim Duffy, Presiden Komisaris Tambang Emas Martabe Owen Hegarty, beserta perwakilan pemegang saham lainnya dan manajemen Tambang Emas Martabe disambut oleh para pemuka masyarakat dalam upacara adat Batak Angkola Mamborgo-borgoi, Jumat (1/4), di Pelataran Gedung Sopo Nauli, Tambang Emas Martabe. Dalam upacara adat ini, para pemuka masyarakat memberikan ulos sebagai bentuk dukungan agar konsorsium investor baru Tambang Emas Martabe selalu lancar dan optimis dalam menjalankan kegiatan usaha di Tapanuli Selatan.
Owen Hegarty, perwakilan EMR yang telah ditunjuk menjadi Presiden Komisaris PT Agincourt Resources mengatakan bahwa, “Konsorsium ini sangat mengenal Martabe karena kami memiliki sejarah panjang dalam pertambangan dan investasi di Indonesia. Kami mengakui kinerja Martabe yang luar biasa dalam beberapa tahun terakhir, begitu juga dengan performa para stafnya, dan berharap akan terus mendukung perkembangan Martabe, kinerja operasional dan teknis, serta kinerja keuangan di tengah kondisi harga emas dunia yang sulit ini.”
Tambang Emas Martabe merupakan investasi Indonesia dan Sumatera Utara bernilai sebesar USD 900 juta yang telah dan akan terus memberikan manfaat substansial kepada Pemerintah Indonesia melalui pajak, royalti, dan deviden. Perusahaan ini telah menyediakan lebih dari 1.400 pekerjaan kepada masyarakat setempat.
Tahun ini Tambang Emas Martabe mengantisipasi produksi 260.000 ounce emas dan sekitar 2,3 juta ounce perak. Jika dibandingkan dengan produksi 2015, angka emas dan perak lebih rendah dikarenakan prediksi dan perolehan kadar bijih yang lebih rendah. AISC (All-In Sustaining Cost), sebagaimana diperhitungkan dengan menggunakan Panduan Dewan Emas Dunia (WGC), diharapkan berada di kisaran USD 650 dan USD 750 per ounce emas yang dijual.
Capital Expenditure/Belanja Modal diperkirakan sebesar USD 67 juta, sementara Biaya Eksplorasi diperkirakan sebesar USD 12 juta. Tim Operasional akan terus fokus melaksanakan Martabe Improvement Programme.
“Kami gembira menyambut kehadiran para pemegang saham baru. Tambang Emas Martabe terus menjalankan kegiatan usaha seperti biasa dan tetap fokus memperhatikan para pemangku kepentingan eksternal kami, izin sosial dan beroperasi secara aman, efisien, dan berbiaya rendah,” ucap Presiden Direktur PT Agincourt Resources, Tim Duffy. RH
Investor Australia dan Orang Terkaya di Indonesia Kuasai Tambang Emas Martabe
Reviewed by OG Indonesia
on
Jumat, April 01, 2016
Rating: