Razia tarif bus di Terminal Blok M, Jakarta Selatan, Kamis (14/04). Foto: Ridwan Harahap |
Unit Pengelola Terminal (UPT) Dinas Perhubungan DKI dan pihak Terminal Blok M, Jakarta Selatan, pada Kamis siang (14/04) tadi memang tengah melakukan razia di kawasan Terminal Blok M kepada awak bus yang nakal dan tidak menurunkan tarifnya. Ponarudin dan kernetnya pun terkena razia, karena petugas Terminal Blok M mendapati banyak penumpang yang dibawa dalam busnya mengaku masih membayar Rp 4.000.
Sang sopir berkilah tidak memerintahkan kernetnya memasang tarif Rp 4.000, bahkan ia menunjukkan tas kecil berisi uang receh Rp 500 untuk uang kembalian dari tarif Rp 3.500. "Demi Allah demi Tuhan, tiga setengah (Rp 3.500)," ucapnya.
Ia pun menumpahkan kekesalannya pada kernetnya karena menarik tarif Rp 4.000 sehingga busnya terjaring razia. "Pokoknya kalau Undang-undang bilang tiga setengah ya tiga setengah. Saya sudah nasehatin dia (kernet), nah ini orangnya. Kalau mau ditilang ya tilang dia, saya sudah nasehatin dia," katanya menimpakan kekesalannya pada sang kernet. Sang kernet sendiri mengakui dia ada meminta tarif Rp 4.000. "Kalau enggak empat ribu enggak kenyang," akunya.
Kepala Terminal Blok M, Mulya menerangkan razia yang dilakukan pada hari ini adalah yang kedua kali setelah Selasa (12/04) lalu. Mulya menjelaskan kegiatan tersebut dilakukan untuk menegakkan Peraturan Gubernur No. 79 Tahun 2016 yang sudah menyatakan ada penurunan tarif angkutan umum. "Yang tadinya Rp 3.800 jadi Rp 3.500," ujar Mulya kepada OG Indonesia.
Pada razia Selasa lalu, Mulya membeberkan bahwa pihaknya berhasil mandapati sekitar 35 bus yang tetap memasang tarif di atas ketentuan sehingga harus diproses. "Dapat 35 BAP, dan ada satu yang distop operasi karena memang tidak ada surat-suratnya," ujarnya.
Diceritakan Mulya, kendati sosialisasi kepada awak bus di Terminal Blok M terus dilakukan tetap saja didapati awak bus yang nakal memasang tarif lebih tinggi. "Ternyata masih banyak yang tidak menurunkan tarif," ungkapnya. "Mereka bandel, tidak digubris ini Pergub. Karena itu kita lakukan penindakan, dan karena ada aduan dari masyarakat juga," sambungnya.
"Ke depannya kita akan terus rutin melakukan pengawasan tarif. Kalau sudah di BAP satu kali, dua kali, setelah tiga kali saya stop operasinya," tegas Mulya.
Sebelumnya, per 1 April 2016, pemerintah melalui Kementerian ESDM telah menetapkan untuk menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) masing-masing Rp 500 per liter untuk jenis premium dan solar. Harga Premium turun dari sebelumnya Rp. 6.950 per liter menjadi Rp. 6.450 dan solar dari Rp 5.650 menjadi Rp. 5.150.
Dari turunnya harga BBM tersebut, Presiden Joko Widodo mengharapkan biaya logistik, transportasi dan harga kebutuhan pokok juga ikut turun. “Saya minta agar Menteri Perhubungan bisa mengatur agar tarif transportasi turun. Jangan kalau naik ikut naik, kalau turun diam saja,” kata Jokowi, Rabu (30/03) lalu. RH
Harga BBM Turun, Masih Banyak Angkutan Umum Tak Turunkan Tarif
Reviewed by OG Indonesia
on
Kamis, April 14, 2016
Rating: