RI Habiskan Subsidi BBM Rp 2.600 Triliun, Apa Hasilnya?


Jakarta, OG Indonesia-- Menteri ESDM Sudirman Said menyebut bahwa Indonesia telah menghabiskan dana sampai Rp 2.600 triliun untuk subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam 10 tahun terakhir. Apa hasil dari subsidi BBM yang berasal dari uang rakyat itu?

Menurut Sudirman, tidak ada yang dihasilkan kecuali asap polusi dan makin lemahnya kedaulatan energi nasional, uang rakyat jadi terbuang percuma. 

Subsidi membuat harga BBM murah, Indonesia pun makin bergantung pada energi dari minyak bumi. Padahal, saat ini saja sudah separuh dari kebutuhan BBM yang harus dipenuhi dari impor. Ketergantungan pada impor semakin hari semakin membesar karena konsumsi BBM yang terus meningkat.

"10 tahun terakhir kita spend Rp 2600 triliun subsidi untuk sesuatu yang karakternya berpolusi. Yang dihasilkan adalah ketergantungan pada impor," kata Sudirman dalam diskusi di Kantor CSIS, Jakarta, Rabu (30/3/2016). 

Dia menambahkan, ketergantungan pada minyak bumi ini berlawanan dengan zaman. Ketika negara-negara lain sudah mulai meninggalkan energi fosil dan beralih ke energi baru terbarukan (EBT), Indonesia malah makin kecanduan minyak bumi yang tergolong energi fosil.

Bila tidak segera meninggalkan minyak bumi, suatu saat Indonesia akan mengalami krisis energi karena cadangan minyak yang makin menipis. Pengembangan energi terbarukan pun harus dikebut dari sekarang.

"Subsidi BBM berlawanan dengan arah perkembangan zaman ke depan. Masa depan kita EBT, kalau kita tidak cepat-cepat membangun, waktu energi fosil habis kita panik karena EBT masih ketinggalan," ucapnya.

Untuk mengembangkan EBT, dibutuhkan dana sebesar kurang lebih Rp 260 triliun hingga 10 tahun ke depan. Relatif kecil jika dibanding subsidi BBM selama 10 tahun, hanya sepersepuluhnya. 

Tapi berbeda dengan subsidi BBM yang tidak menghasilkan apa-apa, pengembangan EBT akan membuat Indonesia berdaulat di bidang energi. EBT tidak perlu diimpor, tidak akan habis, dan bersih. 

"Sepuluh tahun ke depan kita hanya butuh Rp 260 triliun untuk sesuatu yang renewable. Kedaulatan adalah bisa mengandalkan yang kita punya," ujar Sudirman.

Harga EBT saat ini memang relatif lebih mahal dibanding energi fosil. Tapi dengan penelitian terus menerus, inovasi, dan pengembangan teknologi, harga EBT akan semakin murah. 

Sebagai contoh, kini Qatar sudah berhasil mengembangkan listrik dari tenaga surya yang sangat murah. 

"Konversi dari sumber daya alam menjadi energi jembatannya adalah teknologi. Qatar sudah bisa bangun solar cell dengan harga listrik cuma US$ 4 sen/kWh," dia menuturkan.

Listrik dari EBT pun mulai digenjot dalam proyek listrik 35.000 MW. Pembangkit listrik yang menggunakan batu bara dibatasi hanya 50% dalam proyek ini, sisanya menggunakan gas bumi dan EBT. 

"Dari 35.000 MW maksimal 50% yang pakai batu bara. Sisanya harus pakai gas dan renewable energy," pungkasnya.

RI Habiskan Subsidi BBM Rp 2.600 Triliun, Apa Hasilnya? RI Habiskan Subsidi BBM Rp 2.600 Triliun, Apa Hasilnya? Reviewed by OG Indonesia on Kamis, Maret 31, 2016 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.