Sutarto (kiri), Sunarti (tengah) dan keluarga merasa lebih aman dan nyaman memakai gas dari jargas untuk memasak. Foto: Ridwan Harahap |
Kabupaten Bekasi, OG
Indonesia -- Senyum menghias terus wajah Sutarto warga Desa Jayamukti,
Kecamatan Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Bukan hanya karena
rumahnya ketumpangan menjadi tempat peresmian jaringan gas (jargas) di
Kabupaten Bekasi oleh Menteri ESDM dan Direktur Utama Pertamina. Tapi juga
karena istrinya, Sunarti, kini tak perlu pusing lagi kalau kehabisan gas dan
harus menenteng tabung elpiji ke warung untuk beli gas, karena jaringan gas
sudah langsung masuk ke dapur rumah mereka.
Ya, peresmian proyek infrastruktur gas Pertamina oleh
Menteri ESDM Sudirman Said di Desa Jayamukti, pada Kamis (03/03) tersebut
menandai terbangunnya infrastruktur jargas di Kabupaten Bekasi sebanyak 3.949
sambungan rumah tangga, dan infrastruktur gas lainnya di wilayah Jawa Barat
yang merupakan bagian dari penugasan APBN 2015 yang secara keseluruhan berupa
18 unit SPBG, dua lokasi Jargas, dan lima unit Gas Transport Module (GTM) dengan nilai anggaran Rp 2,1 triliun. Sumber gas bagi gas kota di empat desa di Kabupaten Bekasi tersebut berasal dari Pertamina EP dengan alokasi gas 0,2 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).
Peresmian tersebut juga menandai telah 22 hari warga Desa
Jayamukti menikmati fasilitas jargas Pertamina yang dikelola oleh cucu
perusahaannya yaitu PT Pertagas Niaga. “Bedanya itu lebih aman dan lebih nyaman
karena kita enggak khawatir gas habis atau enggak ada gas. Karena kalau tabung
tiga kilo kan kadang langka dan
carinya susah, kalau ini kan ada
terus,” terang Sutarto kepada OG
Indonesia tentang keuntungan menggunakan gas dari jargas ketimbang
sebelumnya memakai gas dari tabung elpiji 3 kilogram.
Sang istri, Sunarti pun kini lebih tenang, karena bisa
memasak dengan rasa aman. Ibu-ibu warga Desa Jayamukti memang telah ditunjukkan
oleh petugas Pertagas Niaga bahwa menggunakan gas dari jaringan gas rumah
tangga akan jauh lebih aman karena tekanannya rendah serta berat jenis gasnya
lebih ringan daripada udara. “Itu ditunjukkan gasnya dinyalakan lalu dinyalakan
korek dalam jarak sejengkal itu enggak
nyamber,” kisah Sutarto tentang demonstrasi awal yang ditunjukkan petugas
Pertagas Niaga kepada warga tentang amannya jargas.
Jargas di Desa Jayamukti, Kabupaten Bekasi, merupakan bagian
dari penugasan APBN kepada Pertamina untuk membangun
infrastruktur-infrastruktur gas di berbagai wilayah di Indonesia. Tak heran
kalau warga Desa Jayamukti tak dipungut biaya sepeser pun untuk pemasangan
jaringan gas ke rumahnya karena menggunakan dana APBN. Bahkan untuk pemakaian
gasnya pun kini masih diberikan secara cuma-cuma. “Maunya sih gratis selamanya,” celoteh Sunarti sambil tertawa. “Pakai
jargas ini lebih praktis,” sambungnya.
Keluarga kecil Sutarto berjumlah empat orang. Dalam sebulan,
sebelum rumahnya dimasuki jargas, keluarga Sutarto biasanya menghabiskan 2
sampai 3 tabung gas elpiji 3 kilogram untuk keperluan memasak yang berarti
sekitar Rp 63.000.
Ketika Gas Langsung Masuk ke Dapur Sunarti
Reviewed by OG Indonesia
on
Jumat, Maret 04, 2016
Rating: