Jakarta, OG Indonesia-- Ekonom Indef Dzulfian Syafrian mengemukakan fenomena banyaknya perusahaan asing hengkang dari Indonesia dalam beberapa waktu terakhir ini akibat sejumlah faktor. Salah satunya semakin ketatnya persaingan usaha.
"Mereka kalah bersaing dengan merek-mereka lain. Misal Toshiba kalah dengan samsung, Ford kalah dengan mobil-mobil Jepang seperti Toyota atau Honda," ujarnya.
Selanjutnya, kata Dzulfian, mahalnya ongkos produksi. Di era globalisasi seperti saat ini, global supply chain adalah sebuah keniscayaan, hampir tak mungkin dalam memproduksi suatu barang tidak membutuhkan bahan baku impor. "Terlebih dalam konteks Indonesia, konten bahan impor bagi produksi nasional itu sangat tinggi sehingga kita sangat bergantung terhadap impor," imbuhnya.
Dzulfian menuturkan ketika rupiah melemah seperti saat ini harga barang-barang dan bahan impor menjadi lebih mahal yang berarti meningkatnya ongkos produksi industri.
Di sisi lain, daya beli masyarakat Indonesia sedang turun baik disebabkan perlambatan ekonomi maupun kepercayaan (confidence) konsumen sedang menurun. Sehingga, konsumen memilih menyimpan uangnya dibanding untuk konsumsi.
Selain itu, dalam konteks Harley Davidson, peningkatan ongkos produksi disebabkan oleh peningkatan pajak impor barang tersebut, seperti pajak barang mewah atas kepemilikan motor ini. Konsekuensinya bisnis ini menjadi kurang menggiurkan lagi.
Dia mengungkapkan, hengkangnya perusahaan-perusahaan tersebut merupakan lampu kuning bagi pemerintah untuk mempercepat perbaikan dan peningkatan iklim investasi serta melakukan bisnis (doing business) di Tanah Air. "Karena jika tidak, bukan tidak mungkin perusahaan-perusahaan lain akan ikut menyusul angkat kaki dari Indonesia," tandas Dzulfian.
"Mereka kalah bersaing dengan merek-mereka lain. Misal Toshiba kalah dengan samsung, Ford kalah dengan mobil-mobil Jepang seperti Toyota atau Honda," ujarnya.
Selanjutnya, kata Dzulfian, mahalnya ongkos produksi. Di era globalisasi seperti saat ini, global supply chain adalah sebuah keniscayaan, hampir tak mungkin dalam memproduksi suatu barang tidak membutuhkan bahan baku impor. "Terlebih dalam konteks Indonesia, konten bahan impor bagi produksi nasional itu sangat tinggi sehingga kita sangat bergantung terhadap impor," imbuhnya.
Dzulfian menuturkan ketika rupiah melemah seperti saat ini harga barang-barang dan bahan impor menjadi lebih mahal yang berarti meningkatnya ongkos produksi industri.
Di sisi lain, daya beli masyarakat Indonesia sedang turun baik disebabkan perlambatan ekonomi maupun kepercayaan (confidence) konsumen sedang menurun. Sehingga, konsumen memilih menyimpan uangnya dibanding untuk konsumsi.
Selain itu, dalam konteks Harley Davidson, peningkatan ongkos produksi disebabkan oleh peningkatan pajak impor barang tersebut, seperti pajak barang mewah atas kepemilikan motor ini. Konsekuensinya bisnis ini menjadi kurang menggiurkan lagi.
Dia mengungkapkan, hengkangnya perusahaan-perusahaan tersebut merupakan lampu kuning bagi pemerintah untuk mempercepat perbaikan dan peningkatan iklim investasi serta melakukan bisnis (doing business) di Tanah Air. "Karena jika tidak, bukan tidak mungkin perusahaan-perusahaan lain akan ikut menyusul angkat kaki dari Indonesia," tandas Dzulfian.
Perusahaan Asing Banyak Hengkang, Ini Alasannya
Reviewed by OG Indonesia
on
Jumat, Februari 12, 2016
Rating: