Harga BBM tak jadi murah kendati harga minyak mentah anjlok. Foto: Ridwan Harahap |
Ahmad Safrudin, Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbel (KPBB) mempertanyakan pemerintah yang abai menyesuaikan harga BBM ketika harga crude oil terus melorot.
"Kenapa (harga minyak mentah yang turun) ini tidak berimplikasi langsung kepada harga retail BBM yang diperjualbelikan di Indonesia?" tanya pria yang akrab disapa Puput ini di kantor KPBB di Jakarta, Jumat (26/02).
Ia pun membandingkan harga-harga BBM di negara tetangga yang jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan harga BBM di Indonesia. "Di Malaysia itu sudah turun, bensin RON 95 harganya 1,75 ringgit atau Rp 6.250 (per liter)," terangnya. RON 95 di Malaysia termasuk BBM kategori 2 menurut World Wide Fuel Charter (WWFC).
"Dan RON 95-nya itu bukan RON 95-nya Pertamax Plus tapi RON 95 yang digunakan untuk kendaraan berstandar Euro 4," sambung Puput seraya menerangkan kalau Pertamax Plus hanya berstandar Euro 2.
Demikian pula di Australia, dalam setahun dari Desember 2014 hingga Desember 2015 membeli bensin RON 95 dari Bursa Minyak Singapura pada harga rata-rata A$ 0,55 per liter atau Rp 5.500 per liter. "Bahkan harga itu telah turun ke angka A$ 0,5 per liter atau Rp 5.000 per liter," terangnya.
"Sementara bensin kita Premium RON 88 yang tak berkelas alias tak masuk sebagai kategori 1 menurut WWFC dan tak memenuhi standar Euro 1 pun, diberi harga Rp 6.950 per liter," bebernya. Menurut hitungan Puput, harga bensin Premium sekarang seharusnya senilai Rp 3.800 per liter, setelah dihitung semua biaya plus alpha atau keuntungan Pertamina.
Puput pun mempertanyakan apakah penetapan harga BBM di Indonesia ini sebagai sebuah kebohongan publik atau manipulasi. "Ini membebani masyarakat. Konsumen harus membayar dengan harga yang lebih mahal dengan kualitas BBM yang dia terima," jelasnya. "Ini harga internasional, kualitas lokal," tegas Puput.
Karena itu Puput merekomendasikan agar pemerintah menerapkan kebijakan harga BBM secara konsisten dan fair. "Jangan hanya peduli dan begitu cekatan untuk menaikkan harga BBM ketika crude oil harganya naik. Sebaliknya, pura-pura bodoh dan keukeuh tak mau menyesuaikan harga BBM ketika harga crude oil anjlok seperti yang terjadi saat ini," paparnya.
KPBB pun mengusulkan agar pemerintah menghentikan produksi dan penjualan Premium 88, Pertalite 90 dan Solar 48 yang kualitasnya rendah. Dan menggantinya dengan bensin RON 91 dengan harga Rp 6.325 per liter, bensin RON 95 dengan harga Rp 6.950 per liter, dan Solar 51 dengan harga Rp 5.690 per liter. RH
BBM di Indonesia, Harga Internasional Kualitas Lokal?
Reviewed by OG Indonesia
on
Jumat, Februari 26, 2016
Rating: