Hassi Messoud, O&G Indonesia-- Kabar gembira buat Bangsa Indonesia, Pertamina yang sejak tahun 2013 lalu
melakukan aktivitas di Aljazair dalam rangka mencari minyak untuk
kebutuhan dalam negeri, sudah memperoleh izin meningkatkan produksinya.
Mulai 2016 hingga 2019, Pertamina akan tingkatkan produksi minyak dan
gas di Aljazair hingga 54.300 barel setara minyak per hari (BOEPD). Selama ini, Pertamina yang membawa bendera Pertamina Algeria sudah memproduksi sekitar 39.000 BOEPD di Aljazair.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, beberapa waktu lalu meninjau lapangan minyak dan gas MLN (Menzel Lejmat North) di Aljazair yang dioperasikan PT Pertamina (Persero).
MLN (Blok 405A) merupakan salah satu dari 3 lapangan (field) migas yang dimiliki Pertamina di Aljazair. Khusus MLN, Pertamina menjadi operator dan memiliki kepemilikan 65%.
Rini berkunjung ke lapangan MLN yang berlokasi di kawasan Gurun Sahara di Provinsi Ourgla. Lokasi ini bisa dijangkau dengan pesawat dari Kota Hassi Messoud selama 50 menit atau sekitar hampir 2 jam dari Algier, ibukota Aljazair.
Rini yang didampingi Dirut Pertamina, Dwi Soetjipto dan Direktur Hulu Pertamina, Syamsu Alam tiba di Bandara Hassi Messoud pukul 08.00 waktu setempat, Selasa (26/1/2016),
setelah sekitar 16 jam terbang dari Jakarta. Sempat transit di Bandara Dubai sekitar 4 jam.
Total waktu perjalanan Jakarta-Hassi Messoud sekitar 20 jam. Hassi Messoud merupakan kawasan pusat operator minyak terbesar di Aljazair.
Di Bandara Hassi Messoud, Rini dan rombongan disambut Direktur Utama Pertamina International Exploration and Production (PIEP), Slamet Riyadhy, Presdir PT Pertamina Algeria, Djoko Iman Hardjo beserta jajarannya, dan Kuasa Usaha Ad Interim Kedubes RI di Algier, Swedianto Sumardi. Pimpinan Sonatrach - perusahaan minyak nasional Aljazair - juga ikut menyambut.
Setelah rehat sejenak di bandara, Rini kemudian terbang menuju Lapangan MLN dengan menumpang pesawat berjenis Beechs, pesawat kecil berpenumpang 19 orang. Perjalanan menuju Lapangan MLN menyusuri Gurun Sahara yang sangat indah. Kebetulan cuaca sangat baik saat itu, Matahari bersinar terang dan suhu udara sekitar 22 derajat Celcius.
Setelah pesawat mendarat di landasan udara MLN, Rini dan rombongan
menuju kamp MLN lewat jalan darat dengan pengawalan ketat tentara
Aljazair. Lapangan MLN ini memang termasuk salah satu objek vital yang
dijaga ketat aparat Aljazair untuk mengantisipasi bila ada gangguan
keamanan. Meski sejak berdiri 2003 lalu hingga sekarang lapangan MLN
belum pernah diserang, namun potensi gangguan keamanan bisa datang kapan
saja.
Setelah mendapat briefing singkat dari pimpinan PIEP mengenai perkembangan eksistensi Pertamina dalam mencari minyak di Aljazair, Rini kemudian meninjau area kamp.
Rini mengecek asrama karyawan, fasilitas-fasilitas penunjang seperti fasilitas olahraga dan restoran, dan juga melihat dari dekat Central Processing Facility (CPF). Rini juga melakukan komunikasi dan berbincang-bincang dengan sejumlah karyawan Pertamina.
Hanya sekitar 4 jam Rini dan rombongan berada di Lapangan MLN.
Sekitar pukul 15.00, Rini harus kembali ke Hassi Messoud, karena pilot
merekomendasikan harus meninggalkan MLN sebelum pukul 16.00. Biasanya
lewat pukul 16.00, cuaca di kawasan Gurun Sahara kurang baik.
Begitu mendarat di Bandara Hassi Messoud, Rini meninjau kamp Pertamina Algeria yang berjarak sekitar 15 jam perjalanan darat. Ini merupakan kamp kantor manajemen dan keuangan. Kamp yang tidak terlalu jauh dari kamp Sonotrach ini juga dijaga ketat oleh militer Aljazair.
Rini dan rombongan sempat istirahat di kamp selama 2 jam dan kemudian menyempatkan makan malam bersama karyawan Pertamina dan perwakilan Sonotrach. Sekitar pukul 21.00, Rini kemudian terbang ke Dubai untuk selanjutnya kembali ke Jakarta.
Kunjungan Rini ke Lapangan MLN sangat istimewa bagi Pertamina. Sejak Pertamina mengakuisisi kepemilikan ConocoPhillips dan menjadi operator MLN sejak 2013, baru kali ini ada pejabat setingkat menteri yang berkunjung. Sebelumnya, Lapangan MLN baru dikunjungi Dirut Pertamina, Karen Setiawan pada 2014 lalu.
Menurut Slamet Riyadhy, kunjungan Rini sangat strategis buat Pertamina untuk berperan lebih dalam mencari, mengelola, dan membawa minyak dari Aljazair ke Indonesia.
"Kunjungan ibu menteri sangat luar biasa. Kami sangat bangga atas kunjungan ibu dan ini sangat berarti bagi kami untuk melakukan negosiasi-negosiasi dalam meningkatkan upaya mencari migas untuk kepentingan dalam negeri kita," kata Slamet.
Slamet juga berharap dukungan dari Menlu, karena yang dilakukan Pertamina di Gurun Sahara ini merupakan misi negara Indonesia dalam merealisasikan kedaulatan energi. Slamet berterima kasih kepada pihak Kemenlu yang diwakili KBRI yang selama ini terus mendukung dan membantu upaya ini.
Dwi Soetjipto meminta para karyawan Pertamina untuk memberikan applause kepada Rini karena telah menyempatkan berkunjung ke Lapangan MLN dan Hassi Messoud.
"Kita beri tepuk tangan untuk Bu Rini," pinta pria yang sering disapa Pak Tjip ini.
Tentang MLN
Lapangan Minyak MLN dan fasilitas produksi dibangun oleh Burlington Resources pada 2003 yang kemudian diakuisisi oleh ConocoPhillips pada 2006. Lapangan ini berada di tengah-tengah Gurun Sahara, yang merupakan salah satu deretan gurun terindah di dunia.
Pada 2013, Pertamina mengakuisisi kepemilikan ConocoPhillips sebesar 65% dan menjadi operator. Sisa kepemilikan 35%, saat ini dimiliki Repsol yang sebelumnya dimiliki Talisman Energy. Saat ini Pertamina masih mengurus administrasi untuk mengubah nama ConocoPhillips menjadi Pertamina Algeria.
MLN berproduksi pertama pada 2003. Puncak produksi minyak sekitar 24.000 barel per hari dengan injeksi gas 140 juta kubik (MMSCFD). Rata-rata produksi minyak sekitar 14.200 barel per hari.
Selain MLN, Pertamina juga memiliki kepemilikan di dua lapangan lainnya di Aljazair, yaitu di Orhud dan EMK. Di Orhud, Pertamina hanya memiliki share 3,73% dan di EMK memiliki 16,90%. Dari tiga lapangan minyak itu, selama ini Pertamina telah membawa minyak dari Aljazair sekitar 38.800 barel setara minyak per hari (BOEPD).
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, beberapa waktu lalu meninjau lapangan minyak dan gas MLN (Menzel Lejmat North) di Aljazair yang dioperasikan PT Pertamina (Persero).
MLN (Blok 405A) merupakan salah satu dari 3 lapangan (field) migas yang dimiliki Pertamina di Aljazair. Khusus MLN, Pertamina menjadi operator dan memiliki kepemilikan 65%.
Rini berkunjung ke lapangan MLN yang berlokasi di kawasan Gurun Sahara di Provinsi Ourgla. Lokasi ini bisa dijangkau dengan pesawat dari Kota Hassi Messoud selama 50 menit atau sekitar hampir 2 jam dari Algier, ibukota Aljazair.
Rini yang didampingi Dirut Pertamina, Dwi Soetjipto dan Direktur Hulu Pertamina, Syamsu Alam tiba di Bandara Hassi Messoud pukul 08.00 waktu setempat, Selasa (26/1/2016),
setelah sekitar 16 jam terbang dari Jakarta. Sempat transit di Bandara Dubai sekitar 4 jam.
Total waktu perjalanan Jakarta-Hassi Messoud sekitar 20 jam. Hassi Messoud merupakan kawasan pusat operator minyak terbesar di Aljazair.
Di Bandara Hassi Messoud, Rini dan rombongan disambut Direktur Utama Pertamina International Exploration and Production (PIEP), Slamet Riyadhy, Presdir PT Pertamina Algeria, Djoko Iman Hardjo beserta jajarannya, dan Kuasa Usaha Ad Interim Kedubes RI di Algier, Swedianto Sumardi. Pimpinan Sonatrach - perusahaan minyak nasional Aljazair - juga ikut menyambut.
Setelah rehat sejenak di bandara, Rini kemudian terbang menuju Lapangan MLN dengan menumpang pesawat berjenis Beechs, pesawat kecil berpenumpang 19 orang. Perjalanan menuju Lapangan MLN menyusuri Gurun Sahara yang sangat indah. Kebetulan cuaca sangat baik saat itu, Matahari bersinar terang dan suhu udara sekitar 22 derajat Celcius.
Setelah mendapat briefing singkat dari pimpinan PIEP mengenai perkembangan eksistensi Pertamina dalam mencari minyak di Aljazair, Rini kemudian meninjau area kamp.
Rini mengecek asrama karyawan, fasilitas-fasilitas penunjang seperti fasilitas olahraga dan restoran, dan juga melihat dari dekat Central Processing Facility (CPF). Rini juga melakukan komunikasi dan berbincang-bincang dengan sejumlah karyawan Pertamina.
|
Begitu mendarat di Bandara Hassi Messoud, Rini meninjau kamp Pertamina Algeria yang berjarak sekitar 15 jam perjalanan darat. Ini merupakan kamp kantor manajemen dan keuangan. Kamp yang tidak terlalu jauh dari kamp Sonotrach ini juga dijaga ketat oleh militer Aljazair.
Central Processing Facility (CPF) lapangan MLN yang Dikelola Pertamina
|
Rini dan rombongan sempat istirahat di kamp selama 2 jam dan kemudian menyempatkan makan malam bersama karyawan Pertamina dan perwakilan Sonotrach. Sekitar pukul 21.00, Rini kemudian terbang ke Dubai untuk selanjutnya kembali ke Jakarta.
Kunjungan Rini ke Lapangan MLN sangat istimewa bagi Pertamina. Sejak Pertamina mengakuisisi kepemilikan ConocoPhillips dan menjadi operator MLN sejak 2013, baru kali ini ada pejabat setingkat menteri yang berkunjung. Sebelumnya, Lapangan MLN baru dikunjungi Dirut Pertamina, Karen Setiawan pada 2014 lalu.
Menurut Slamet Riyadhy, kunjungan Rini sangat strategis buat Pertamina untuk berperan lebih dalam mencari, mengelola, dan membawa minyak dari Aljazair ke Indonesia.
"Kunjungan ibu menteri sangat luar biasa. Kami sangat bangga atas kunjungan ibu dan ini sangat berarti bagi kami untuk melakukan negosiasi-negosiasi dalam meningkatkan upaya mencari migas untuk kepentingan dalam negeri kita," kata Slamet.
Rini Soemarno, Dwi Soetjipto, dan Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam Saat Mendengarkan Briefing
|
Slamet juga berharap dukungan dari Menlu, karena yang dilakukan Pertamina di Gurun Sahara ini merupakan misi negara Indonesia dalam merealisasikan kedaulatan energi. Slamet berterima kasih kepada pihak Kemenlu yang diwakili KBRI yang selama ini terus mendukung dan membantu upaya ini.
Dwi Soetjipto meminta para karyawan Pertamina untuk memberikan applause kepada Rini karena telah menyempatkan berkunjung ke Lapangan MLN dan Hassi Messoud.
"Kita beri tepuk tangan untuk Bu Rini," pinta pria yang sering disapa Pak Tjip ini.
Tentang MLN
Lapangan Minyak MLN dan fasilitas produksi dibangun oleh Burlington Resources pada 2003 yang kemudian diakuisisi oleh ConocoPhillips pada 2006. Lapangan ini berada di tengah-tengah Gurun Sahara, yang merupakan salah satu deretan gurun terindah di dunia.
Pada 2013, Pertamina mengakuisisi kepemilikan ConocoPhillips sebesar 65% dan menjadi operator. Sisa kepemilikan 35%, saat ini dimiliki Repsol yang sebelumnya dimiliki Talisman Energy. Saat ini Pertamina masih mengurus administrasi untuk mengubah nama ConocoPhillips menjadi Pertamina Algeria.
MLN berproduksi pertama pada 2003. Puncak produksi minyak sekitar 24.000 barel per hari dengan injeksi gas 140 juta kubik (MMSCFD). Rata-rata produksi minyak sekitar 14.200 barel per hari.
Selain MLN, Pertamina juga memiliki kepemilikan di dua lapangan lainnya di Aljazair, yaitu di Orhud dan EMK. Di Orhud, Pertamina hanya memiliki share 3,73% dan di EMK memiliki 16,90%. Dari tiga lapangan minyak itu, selama ini Pertamina telah membawa minyak dari Aljazair sekitar 38.800 barel setara minyak per hari (BOEPD).
Pertamina Naikan Produksi di Aljazair
Reviewed by OG Indonesia
on
Kamis, Januari 28, 2016
Rating: