Minyak Terus Anjlok, Ahli Perminyakan Harus Cari Terobosan

Benny Lubiantara, Dewan Pakar IATMI 
Jakarta, O&G Indonesia-- Penurunan harga minyak langsung berdampak terhadap melemahnya kegiatan migas di mancanegara termasuk di tanah air. Berbagai langkah telah dilakukan oleh para pemangku kepentingan mengantisipasi turunnya harga minyak, dimulai dari upaya efisiensi, perbaikan proses bisnis, renegosiasi kontrak pengadaan barang dan jasa, optimisasi dan lain lain telah dilakukan, termasuk opsi paling buruk yaitu tidak ada rekrutmen baru bahkan adanya kemungkinan opsi pengurangan pegawai.


Hal tersebut seperti yang dipaparkan oleh Dewan Pakar Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI), Benny Lubiantara dalam acara Launcheon Talk di City Plaza, Jakarta, Rabu (13/1).

“Tingkat keekonomian proyek migas menurun signifikan sejalan dengan anjloknya harga minyak, sebagian pekerjaan pemboran sumur, ekspansi kapasitas produksi dan lain-lain terpaksa dibatalkan karena alasan tidak ekonomis untuk dikerjakan,” ujarnya.

Dalam paparannya, Benny Lubiantara menyatakan bahwa secara umum, harga minyak rendah berpengaruh buruk bagi negara net-eksportir minyak, sebaliknya harga minyak rendah, baik bagi negara net-importir minyak, termasuk Indonesia.

“Kesimpulan seperti ini harus disikapi dengan hati-hati, dalam jangka pendek bisa saja harga minyak rendah baik bagi negara net-importir, namun dalam jangka panjang, hal ini bisa menjadi bahaya yang mengancam. Harga minyak yang rendah, dari sisi pasokan akan membuat kegiatan eksplorasi dan produksi cenderung menurun, akibatnya produksi nasional akan semakin menurun dan cadangan minyak tidak bertambah,” tuturnya.

Pada saat yang sama, Benny menjelaskan, harga minyak rendah, akan mendorong konsumsi yang yang boros dan tidak efisien sehingga permintaan akan terus meningkat, dalam jangka panjang kesenjangan (gap) antara pasokan produksi dengan permintaan/konsumsi akan semakin melebar. Ketika harga minyak nantinya meningkat, katahanan energi nasional menjadi sangat rentan.

Untuk itu IATMI menyarankan kepada Parlemen dan Pemerintah untuk menyikapi momentum ini dengan mempercepat proses dan pengesahan UU Migas yang baru yang lebih mencerminkan dinamika dan kecenderungan industri migas global, memperkuat perusahaan migas nasionai pada saat yang sama juga mempermudah peluang investasi kepada investor asing. UU Migas tersebut seyogianya mencerminkan kondisi migas Indonesia saat ini yang tentunya berbeda dengan kondisi industri migas Indonesia di era tahun 70—an dan tahun 90-an dimana pada saat itu Indonesia masih berstatus net-eksporter.

“IATMI sangat merekomendasikan kepada seluruh perusahaan migas untuk tetap mempertahankan talenta-talenta ahli teknik perminyakan yang berkerja pada perusahaan migas di tanah air, mereka diharapkan dapat membantu mencari terobosan dan inovasi teknologi yang sesuai agar perusahaan dapat bertahan di era sulit ini,” kata Alfi Rusin, Ketua IATMI periode 2014-2016.

Mengingat keahlian bidang teknik perminyakan ini sangat spesifik, lATMI yakin mempertahankan para ahli tersebut dapat membantu kesinambungan industri migas di tanah air dalam jangka panjang. IATMI juga akan terus memberi dukungan kepada para Iulusan baru bidang terkait perminyakan, tidak terbatas pada aspek teknis, tetapi juga bidang non-teknis termasuk membangun networking dengan pemangku kepentingan di industri migas.  
Minyak Terus Anjlok, Ahli Perminyakan Harus Cari Terobosan Minyak Terus Anjlok, Ahli Perminyakan Harus Cari Terobosan Reviewed by OG Indonesia on Rabu, Januari 13, 2016 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.