Jakarta, O&G Indonesia -- Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja mengatakan kondisi infrastruktur gas bumi yang ada di Indonesia sangat menyedihkan. Pipa gas sebagian besar baru terbangun di Jawa Barat dan Jawa Timur saja.
"Kalau kita lihat infrastruktur kita di bidang gas sangat menyedihkan. Kita merdeka sudah 70 tahun, kita sudah ketemu minyak tahun 1800-an. Sudah lama sekali, tapi kalau kita lihat infrastruktur gas hanya ada di Jawa Barat dan Jawa Timur," kata IGN Wiratmaja Puja di Jakarta, Kamis (14/01). "Dan kalau kita lihat di Jawa Barat dan Jawa Timur itu putus-putus," sambungnya.
Wiratmaja lalu mengungkapkan untuk infrastruktur gas yang lewat di Sumatera itu kebanyakan pipa transmisi. Sementara untuk pipa distribusi yang langsung ke pengguna gas hanya ada di Batam untuk kawasan Sumatera dan sekitarnya. "Jadi itu hanya pipa numpang lewat saja," tuturnya.
Karena itu dalam revisi Peraturan Menteri ESDM No. 37 Tahun 2015 tentang Tata Cara Penetapan Alokasi dan Pemanfaatan serta Harga Gas Bumi, pihak Kementerian ESDM memberikan alokasi gas bagi yang mau membangun infrastruktur gas. Sehingga dengan sendirinya akan membasmi trader gas yang hanya bermodalkan kertas dan tak mau membangun infrastruktur.
"Jadi siapa pun yang mendapat alokasi gas haruslah berinvestasi atau bekerjasama dengan investor sehingga infrastruktur terbangun semakin cepat dan semakin masif," ujarnya.
Wiratmaja menekankan bahwa bagi siapa pun mendapat alokasi gas untuk dijual kepada konsumen harus mematuhi syarat yang akan dimuat dalam revisi Permen tersebut. "Nanti di situ disebutkan bahwa alokasi gas dapat diberikan kepada BUMN, BUMD, dan kepada badan usaha niaga yang memiliki izin," ucapnya.
Namun ia menekankan bahwa penerima alokasi gas tersebut harus memenuhi syarat terlebih dahulu agar mendapat alokasi gas. "Syaratnya harus memiliki infrastuktur, harus langsung ke end user, dan seterusnya," ungkap Wirat seraya menambahkan bahwa revisi Permen ESDM No. 37 Tahun 2015 saat ini telah disetujui oleh Menteri ESDM dan sedang dalam tahapan adminsitrasi. RH
"Kalau kita lihat infrastruktur kita di bidang gas sangat menyedihkan. Kita merdeka sudah 70 tahun, kita sudah ketemu minyak tahun 1800-an. Sudah lama sekali, tapi kalau kita lihat infrastruktur gas hanya ada di Jawa Barat dan Jawa Timur," kata IGN Wiratmaja Puja di Jakarta, Kamis (14/01). "Dan kalau kita lihat di Jawa Barat dan Jawa Timur itu putus-putus," sambungnya.
Wiratmaja lalu mengungkapkan untuk infrastruktur gas yang lewat di Sumatera itu kebanyakan pipa transmisi. Sementara untuk pipa distribusi yang langsung ke pengguna gas hanya ada di Batam untuk kawasan Sumatera dan sekitarnya. "Jadi itu hanya pipa numpang lewat saja," tuturnya.
Karena itu dalam revisi Peraturan Menteri ESDM No. 37 Tahun 2015 tentang Tata Cara Penetapan Alokasi dan Pemanfaatan serta Harga Gas Bumi, pihak Kementerian ESDM memberikan alokasi gas bagi yang mau membangun infrastruktur gas. Sehingga dengan sendirinya akan membasmi trader gas yang hanya bermodalkan kertas dan tak mau membangun infrastruktur.
"Jadi siapa pun yang mendapat alokasi gas haruslah berinvestasi atau bekerjasama dengan investor sehingga infrastruktur terbangun semakin cepat dan semakin masif," ujarnya.
Wiratmaja menekankan bahwa bagi siapa pun mendapat alokasi gas untuk dijual kepada konsumen harus mematuhi syarat yang akan dimuat dalam revisi Permen tersebut. "Nanti di situ disebutkan bahwa alokasi gas dapat diberikan kepada BUMN, BUMD, dan kepada badan usaha niaga yang memiliki izin," ucapnya.
Namun ia menekankan bahwa penerima alokasi gas tersebut harus memenuhi syarat terlebih dahulu agar mendapat alokasi gas. "Syaratnya harus memiliki infrastuktur, harus langsung ke end user, dan seterusnya," ungkap Wirat seraya menambahkan bahwa revisi Permen ESDM No. 37 Tahun 2015 saat ini telah disetujui oleh Menteri ESDM dan sedang dalam tahapan adminsitrasi. RH
Dirjen Migas: Infrastruktur Gas Kita Sangat Menyedihkan
Reviewed by OG Indonesia
on
Kamis, Januari 14, 2016
Rating: