2 Jam Bersama Tokoh Masyarakat, Bahas Proyek Gas Masela

Ambon, O&G Indonesia-- Blok Masel masih menunggu keputusan Presiden Joko WidodoMenteri ESDM Sudirman Said menemui kepala daerah dan mengumpulkan tokoh-tokoh masyarakat Maluku untuk mencari masukan mengenai proyek gas Blok Masela tersebut, apa saja isi pertemuan yang dilakukan selama 2 jam ini?


Sudirman Said bertemu kepala daerah dan tokoh masyarakat Maluku


Pertemuan digelar di kantor Gubernur Maluku di Ambon, Sabtu (9/1/2016) kemarin. Sudirman Said didampingi oleh Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi, Dirjen Migas Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja dan juga Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Rida Mulyana.

Dari tokoh Maluku, hadir Gubernur Maluku Said Assagaf, Wakil Gubernur Maluku Zeth Sahuburua, Wakil Ketua DPRD Maluku Richard Rahakbauw, Rektor Universitas Pattimura Thomas Pentury, para anggota DPRD, para kepala dinas, dan juga mantan Gubernur Maluku Karel Rahalalu.

Pertemuan dibuka dengan penjelasan Sudirman Said mengenai perkembangan Blok Masela. Sudirman menjelaskan bahwa Blok Masela merupakan proyek strategis dan besar, sehingga proyek ini harus bisa memberi manfaat sebesar-besarnya untuk masyarakat.

Untuk merealisasikan proyek senilai US$ 25-29 miliar, pemerintah memandang perlu adanya kehati-hatian dalam mengambil keputusan.

"Kita tidak usah mendikotomikan apakah proyek akan dibangun di offshore (di tengah laut) atau onshore(darat). Kita tunggu saja keputusan Presiden Jokowi," kata Sudirman Said.

Pria yang akrab disapa SS ini, kemudian meminta Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi untuk menjelaskan tahapan dalam merealisasikan proyek Blok Masela.

Menurut Amien, bila plan of development diputuskan oleh Presiden bulan ini, maka pada akhir 2018 baru akan dilakukan Final Investment Decision (FID) antara pemerintah dan pihak Inpex. Kemudian Inpex akan melakukan tender-tender, sehingga diperkirakan awal 2020 baru akan dimulai konstruksinya.

"Gas dan kondensat baru bisa dihasilkan pada tahun 2024," papar Amien.

Selain gas dalam jumlah besar, kondensat yang akan dihasilkan dari Blok Masela juga besar, sekitar 24.000 barel per hari.

Amien meminta para pemangku kepentingan di Maluku untuk mempersiapkan segala sesuatunya, termasuk penyiapan SDM dan bisnis-bisnis lokal untuk memasok kebutuhan proyek nanti.

"Selain kesempatan kerja, juga ada kesempatan bisnis lokal. Ini harus disiapkan sekarang, agar proyek Blok Masela ini juga bisa bermanfaat bagi masyarakat luas," pinta Amien.

Setela dialog dibuka, beberapa tokoh Maluku menawarkan diri mengajukan pertanyaan dan saran. Wakil Ketua DPRD Maluku, Richard dengan suara keras meminta agar proyek Blok Masela segera direalisasikan.

"Saya jadi anggota DPRD tiga periode. Sejak 2009 kami sudah siap menyambut Blok Masela, tapi hingga saat ini tidak ada kejelasan," kata dia.

Dia juga meminta pemerintah memutuskan untuk membuat proyek Blok Masela ini dengan membangun kilang di darat.

"Musyawarah Besar Masyarakat Maluku sudah menetapkan onshore. Ini sudah didukung dua Menko (Menko Polhukam Luhut Pandjaitan dan Menko Maritim Rizal Ramli). Tapi mengapa Menteri ESDM pilih offshore? Tolong dijelaskan ini," kata anggota dewan dari Fraksi Partai Golkar itu.

Rektor Unpatti, Thomas Pentury setuju dengan imbauan Sudirman Said untuk tidak memperuncing soal pilihan offshore atau onshore. Dia sepakat bahwa masyarakat Maluku fokus pada pengembangan wilayah terkait proyek gas Blok Masela.

Menurut dia, Unpatti siap membantu mempersiapkan SDM untuk menyambut Blok Masela. Dia juga meminta dokumen analisa dampak ekonomi yang telah dilakukan konsultan SKK Migas untuk dipelajari lebih lanjut.

Anggota DPRD Maluku, Dharma Oratmangun menyoroti mengenai gaduhnya pembicaraan opsi offshore danonshore. Dia menyebut hal ini sebagai 'proxy war'. Terkait hal ini, Dharma yang selama ini dikenal sebagai pencipta lagu dan penyanyi ini, meminta Sudirman Said untuk menjelaskan hal ini.

Terkait dengan beberapa pertanyaan dan permintaan ini, Sudirman Said dengan bahasa yang kalem menjelaskannya dengan baik. Dia meluruskan hingga saat ini dirinya netral, karena berdasarkan pendapat konsultan, baik offshore maupun onshore, dua-duanya memungkinkan dilakukan.

Namun, dari dua opsi ini, pemerintah masih melihat mana di antara dua opsi ini yang paling memberikan manfaat lebih luas dalam pembangunan kawasan Maluku. Menurut dia, sebenarnya penetapan ini menjadi kewenangan dirinya selaku menteri ESDM.

"Tapi, karena ini adalah proyek sangat besar, Presiden Jokowi memberikan perhatian yang lebih. Ini harus kita lihat sebagai wisdom dari presiden kita. Kita tunggu apa yang akan diputuskan beliau," kata Sudirman Said.

Sudirman Said menyambut baik semua pertanyaan dan permintaan dari para tokoh Maluku. Inilah yang malah ia inginkan dengan bertemu tokoh Maluku.

"Semakin banyak pendapat, akan semakin baik. Meski nanti keputusan tidak akan bisa memuaskan semua pihak, tapi keputusan harus kita ambil," ujar dia.

Sudirman Said meminta dukungan kepada para tokoh Maluku untuk sama-sama menyambut dan mempersiapkan dengan baik Blok Masela. Dia meyakinkan kepada para tokoh Maluku bahwa pemerintah saat ini benar-benar memperhatikan kawasan Timur, termasuk Maluku.

Pertemuan berakhir dengan damai. Sudirman Said, Amien Sunaryadi dan jajaran pemerintah saling bersalaman dan berpelukan. Terakhir, Gubernur Maluku Said Assagaf memberikan cindera mata kepada Sudirman Said.
2 Jam Bersama Tokoh Masyarakat, Bahas Proyek Gas Masela 2 Jam Bersama Tokoh Masyarakat, Bahas Proyek Gas Masela Reviewed by OG Indonesia on Senin, Januari 11, 2016 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.