Batan Berharap Nuklir Tak Lagi Jadi Pilihan Terakhir

Djarot Sulistio Wisnubroto, Kepala Batan
Foto: Edi Triyono
Jakarta, O&G Indonesia – Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Djarot Sulistio Wisnubroto berharap seiring meningkatnya penerimaan masyarakat terhadap pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), opsi nuklir sebagai pilihan terakhir untuk energi dapat berubah.

Pada hari ini, Senin (28/12) di Jakarta, Batan menyampaikan hasil survei yang menyimpulkan lebih dari tiga perempat penduduk Indonesia mendukung pembangunan PLTN. Berdasarkan jajak pendapat secara nasional kepada 4.000 responden di 34 provinsi yang dilakukan oleh Sigma Research pada bulan Oktober sampai Desember 2015 tersebut, angka dukungan masyarakat terhadap PLTN mencapai 75,3%. Angka tersebut naik terus sejak tahun 2011 (49,5%), 2012 (52,9%), 2013 (64,1%), dan 2014 (72%).

“Akhir tahun ini akan muncul Rencana Umum Energi Nasional sebagai tindak lanjut dari Kebijakan Energi Nasional yang sudah diterbitkan tahun 2014 yang di situ dinyatakan bahwa nuklir adalah pilihan terakhir,” kata Djarot saat konferensi pers di Kantor Pusat Batan, Jakarta (28/12). “Tapi pilihan terkahir bukan berarti sudah tertutup. Mudah-mudahan dengan hasil survei yang 75,3 persen bisa mendorong supaya nuklir menjadi satu pilihan tidak terakhir,” sambungnya.

Djarot memaparkan dilakukannya survei terkait penerimaan masyarakat terhadap pembangunan PLTN diharapkan dapat menjadi  alat dalam pengambilan keputusan untuk lebih percaya diri dalam memilih opsi nuklir sebagai sumber energi.

“Ada satu gagasan dari (Kementerian) ESDM, produksi listrik dari PLTN sebesar 5.000 MW pada tahun 2025. Tapi pertanyaannya, tahun 2025 itu sudah sepuluh tahun dari sekarang, dan pembangunan PLTN itu perlu waktu tujuh sampai sepuluh tahun. (Berarti) Go nuklir kan antara tahun ini dan tahun depan,” ungkap Djarot tentang kemungkinan keputusan Pemerintah untuk mengambil opsi nuklir sebagai sumber energi dalam waktu dekat.

Dalam hasil survei yang dilakukan Sigma Research terungkap bahwa alasan masyarakat mulai mendukung PLTN karena jenis pembangkit tersebut dapat menghasilkan daya listrik yang besar, sehingga lebih menjamin keamanan pasokan mengingat kondisi listrik yang kerap padam di berbagai wilayah di Tanah Air saat ini. Selain itu, harga listrik yang lebih murah juga menjadi pertimbangan masyarakat dalam memilih untuk menerima PLTN.

Sementara dari masyarakat yang tidak setuju nuklir untuk PLTN kebanyakan karena pertimbangan kemungkinan kecelakaan PLTN dan kebocoran radiasi yang bisa terjadi. Faktor pertimbangan lainnya adalah PLTN akan menghasilkan limbah radioaktif yang dapat menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan. RH


Batan Berharap Nuklir Tak Lagi Jadi Pilihan Terakhir Batan Berharap Nuklir Tak Lagi Jadi Pilihan Terakhir  Reviewed by OG Indonesia on Senin, Desember 28, 2015 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.