Kepala Batan: Soal Nuklir, Presiden Jokowi Enggak Merah Tapi Enggak Hijau

Foto : Edi Triyono
Jakarta, O&G Indonesia-- Indonesia disebut negara paling siap implementasikan PLTN.  Hal tersebut ditegaskan oleh Kirill Komarov, First Deputy CEO untuk Pengembangan Korporasi dan Bisnis Internasional Rosatom. Alasannya, kesuksesan yang telah dicapai selama setahun menjalin kerjasama antara Rusia dan Indonesia. “Nuklir tidak perlu ditakuti,”tegas Kirill Komarov, disela-sela workshop Teknologi dan Solusi Modern Industri Nuklir Rusia di Jakarta.



Seperti diketahui  Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) dan state Atomic Energy Corporation ROSATOM, membawahi lebih 360 perusahaan nuklir dan institusi litbang serta perusahaan yang memproduksi kapal pemecah es menggunakan energi nuklir di Rusia, melakukan MoU tentang pembuatan bahan bakar untuk reaktor riset.


Menurut Kepala Batan, Dr Djarot Wisnubroto pengembangan ini dilakukan secara bersama. “Yang penting reaktor riset bisa berkelanjutan. Kita juga mendapatkan pengetahuan-pengetahuan dan pengalaman dari sumberdaya manusia mereka,”kata Djarot Wisnubroto kepada www.og-indonesia.com  Senin  (14/12/2015) di Jakarta. Selain itu menunjukkan komitmen Batan siap bila Indonesia go nuclear.


Walaupun Batan tidak memiliki kewenangan dalam menentukan kebijakan energy tetapi Djarot bersikeras menyampaikan opsi pengembangan listrik tenaga nuklir kepada Presiden. “Saya dua kali langsung menyampaikan ke Presiden Jokowi,”kata Djarot. Sebab salah satu tugas Batan adalah ikut menyusun kebijakan di bidang energi nuklir, yang dimasukkan ke Kementerian ESDM.


Ketika ditanyakan bagaimana respon Presiden Jokowi untuk go nuclear, Djarot menjawab, “Jawabannya, enggak merah tetapi enggak hijau juga”. Selain menyampaikan secara langsung, imbuh Djarot, pihaknya juga telah mengirim surat perihal apa saja yang telah dilakukan dan kesiapan Batan mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).


Batan tidak saja membuka kerjasa dengan Rusia. Dengan Perancis, Tiongkok, Korea Selatan, Jepang dan Amerika Serikat. Bahkan Amerika Serikat ingin lebih serius lagi (mengembangkan kerjasama dengan Batan  –red.) di tengah kompetisi dengan negara-negara lainnya.


Sedangkan Dr Taswanda Taryo, Deputi Kepala Batan, menyebut energi tenaga nuklir merupakan keharusan. “Bukan lagi alternatif. Ini mengingat Indonesia membutuhkan teknologi atom untuk pembangunan smelter, kesehatan, pertanian dan pertambangan,”kata Taswanda, sembari mengimbuhkan pihaknya kerap mensosialisasikan masalah keamanan energi nuklir ke lembaga pendidikan, media massa cetak, elektronik maupun portal. (SB)


Kepala Batan: Soal Nuklir, Presiden Jokowi Enggak Merah Tapi Enggak Hijau Kepala Batan: Soal Nuklir, Presiden Jokowi Enggak Merah  Tapi Enggak Hijau  Reviewed by OG Indonesia on Selasa, Desember 15, 2015 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.