Cirebon, O&G Indonesia-- Memasuki akhir tahun
2015 ini Pertamina EP (PEP) melalui salah satu lapangannya di Asset 3
Jatibarang Field mencatat produksi positif. Hingga kini produksi
tercatat mencapai 7.979 bopd. (year to date 17 Des 2015). Prestasi yang
ditorehkan Jatibarang Field tidak terlepas dari kontribusi lapangan
offshore X-Ray serta Struktur Randegan (RDG).
Lapangan X-Ray sendiri
terdiri dari empat remote platform yakni X-Alpha (XA), X-Bravo (XB),
X-Delta (XD) dengan jumlah keseluruhan ada 34 sumur di X-Ray. Dari ke-34
sumur tersebut, ada 20 sumur minyak aktif yang beroperasi dengan
Electric Submersible Pump (ESP) dan 2 sumur gas non asso dengan natural
flow.
Umur X-ray yang
terbilang tua yakni 40 tahun tidak membuat produksinya menurun. Melalui
inovasi yang terus dilakukan pencapaian produksi X-Ray di tahun 2015
(year to date 17 Des 2015 ) mampu mencapai 2.112 bopd.
Selain inovasi program
well intervention di beberapa sumur X-Ray jadi kunci performa produksi
yang terus meningkat. Adapun sumur-sumur yang berhasil dengan well
intervention ialah XA-7 sebesar 274 bopd, XA-1 mencapai 276 bopd dan
XD-5 sebesar 150 bopd.
Jatibarang Field
Manager Ceppy Agung Kurniawan, mengungkapkan bahwa Lapangan X-Ray
merupakan backbone dalam produksi Jatibarang Field akan terus
dikembangkan kedepannya. “Program reaktivasi dari sumur-sumur suspended
Lapangan X-ray akan terus dilajutkan di tahun 2016. Upaya peningkatan
produksi ini tidak terlepas dari kerjasama tim antar fungsi terkait
seperti Ekploitasi dan Surface Facility Asset 3,” tutur pria yang akrab
disapa Ceppy ini.
Sementara itu,
struktur RDG yang terletak di kabupaten Majalengka ini juga memiliki
andil yang cukup besar dalam mendukung peningkatan produksi Jatibarang.
Berkat keberhasilan reopening sumur RDG-44 yang mampu menghasilkan 361
bopd, tim Eksploitasi (EPT) pusat mengusulkan program Quantum Leap di
struktur RDG (sumur RDG- 40, RDG-42 dan RDG-47).
Disamping itu program
Well Intervention pada Struktur Randegan juga menghasilkan penambahan
produksi yang cukup besar seperti sumur RDG-53 yang menghasilkan 237
bopd dan sumur RDG-56 yang menghasilkan 126 bopd. Inovasi dan perawatan
sumur dalam kondisi dunia minyak seperti sekarang memang menjadi jalan
terbaik untuk terus meningkatkan produksi.
Apresiasi tinggi pun
diterima Jatibarang Field dalam forum Continues Improvement Program
(CIP). Berkat inovasi tim Gugus Kendali Mutu (GKM) WO/WS dalam mendesain
ulang tubing test plug, Jatibarang Field berhasil membawa pulang
penghargaan Platinum. Selain itu, pelaksanaan test tubing menjadi lebih
efektif dan efisien.
Tidak hanya produksi,
komitmen terhadap lingkungan di sekitar wilayah operasi juga menjadi
fokus perusahaan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).
Berbagai program CSR telah direalisasikan baik dalam bidang pemberdayaan ekonomi, bantuan sosial, pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan maupun terkait dengan penghijauan serta perawatan lingkungan.
Berbagai program CSR telah direalisasikan baik dalam bidang pemberdayaan ekonomi, bantuan sosial, pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan maupun terkait dengan penghijauan serta perawatan lingkungan.
Misalnya program
pemberdayaan yang dinisiasi perusahaan di kabupaten Indramayu, seperti
program budidaya lele dengan media bioflok di Desa Losarang Kecamatan
Losarang, program bank sampah di Desa Karanganyar Kecamatan Kandanghaur
dan budidaya domba serta biogas di Desa Karanglayung Kecamatan Sukra
yang baru saja mendapatkan juara 3 dalam Program CSR Kategori Berdikari
dari Pertamina (Persero).
Pencapaian Jatibarang
Field ini merupakan wujud dukungan perusahaan untuk bisa memenuhi
kebutuhan energi nasional dan tumbuh bersama Indonesia. (SB)
Capaian Positif Jatibarang Field, Ini Kunci Pertamina EP
Reviewed by OG Indonesia
on
Senin, Desember 21, 2015
Rating: