Jakarta, O&G Indonesia -- Beban puncak listrik di sistem kelistrikan Jawa-Bali mencapai angka 24.258 MW. Beban tertinggi ini terjadi pada Kamis, 5 November 2015 pukul 18.00 WIB. Angka ini mengalahkan rekor beban puncak yang terjadi sehari sebelumnya, yaitu sebesar 24.058 MW pada Rabu, 4 November 2015 pukul 18.00 WIB.
Disampaikan oleh Plt. Kepala Satuan Komunikasi Korporat PT. PLN (Persero) Bambang Dwiyanto dalam siaran persnya yang diterima O&G Indonesia pada Jumat (07/11), pertumbuhan beban puncak listrik menandakan semakin tingginya pemakaian listrik oleh konsumen, termasuk konsumen industri.
"Jumlah pelanggan juga terus bertambah. Penambahan jumlah pelanggan hingga triwulan III 2015 mencapai 2,8 juta, setara dengan penambahan daya tersambung sebesar 4.858 Mega Volt Ampere (MVA)," papar Bambang.
Kenaikan beban listrik diprediksi di antaranya juga karena faktor cuaca. Selama beberapa hari terakhir memang kondisi cuaca sangat panas sehingga memicu orang untuk menyalakan pendingin udara (AC) lebih lama, di mana dalam rumah tangga AC memang mengkonsumsi listrik paling besar dibanding alat-alat elektronik lainnya.
Berdasakan data PLN, jika merunut ke lima tahun terakhir, fenomena beban puncak listrik tertinggi di Sistem Jawa-Bali memang biasa terjadi setiap akhir tahun. Berikut datanya:
Dikatakan Bambang, bahwa PLN berkomitmen untuk terus berupaya memenuhi kebutuhan pasokan listrik dengan membangun pembangkit-pembangkit baru, jaringan transmisi dan gardu induk. Di samping itu, PLN juga menghimbau agar pelanggan lebih peduli dan bijak dalam menggunakan listrik, terutama untuk pemakaian yang bersifat konsumtif.
"Hal ini bisa dilakukan dengan mematikan alat-alat elektronik, seperti televisi, radio, dan Air Conditioner (AC) yang sedang tidak digunakan. Bijak menggunakan listrik akan menekan pemakaian dan menghemat tagihan listrik," pesannya. RH
Disampaikan oleh Plt. Kepala Satuan Komunikasi Korporat PT. PLN (Persero) Bambang Dwiyanto dalam siaran persnya yang diterima O&G Indonesia pada Jumat (07/11), pertumbuhan beban puncak listrik menandakan semakin tingginya pemakaian listrik oleh konsumen, termasuk konsumen industri.
"Jumlah pelanggan juga terus bertambah. Penambahan jumlah pelanggan hingga triwulan III 2015 mencapai 2,8 juta, setara dengan penambahan daya tersambung sebesar 4.858 Mega Volt Ampere (MVA)," papar Bambang.
Kenaikan beban listrik diprediksi di antaranya juga karena faktor cuaca. Selama beberapa hari terakhir memang kondisi cuaca sangat panas sehingga memicu orang untuk menyalakan pendingin udara (AC) lebih lama, di mana dalam rumah tangga AC memang mengkonsumsi listrik paling besar dibanding alat-alat elektronik lainnya.
Berdasakan data PLN, jika merunut ke lima tahun terakhir, fenomena beban puncak listrik tertinggi di Sistem Jawa-Bali memang biasa terjadi setiap akhir tahun. Berikut datanya:
No.
|
Tanggal
|
Waktu (WIB)
|
Beban Puncak Tertinggi (MW)
|
1.
|
20 Oktober 2010
|
18.00
|
18.100
|
2.
|
30 November 2011
|
19.00
|
19.739
|
3.
|
15 Oktober 2012
|
18.00
|
21.237
|
4.
|
17 Oktober 2013
|
18.30
|
22.567
|
5.
|
21 Oktober 2014
|
18.00
|
23.900
|
"Hal ini bisa dilakukan dengan mematikan alat-alat elektronik, seperti televisi, radio, dan Air Conditioner (AC) yang sedang tidak digunakan. Bijak menggunakan listrik akan menekan pemakaian dan menghemat tagihan listrik," pesannya. RH
Beban Puncak Listrik Jawa-Bali Catat Rekor 24.258 MW
Reviewed by OG Indonesia
on
Jumat, November 06, 2015
Rating:
