11th IPOC, Bagian Respon GAPKI Terhadap CPO Fund dan Hilirisasi

Jakarta, O&G Indonesia-- Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) bakal menyelenggarakan konferensi tingkat Internasional. Hajatan rutin setiap tahun ini dikenal dengan Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) bertempat di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali pada 25 – 27 Nopember 2015.  


Konferensi kali ini mengusung tema besar The Fund and The Future of Palm Oil Industry. Hal ini parallel dengan kebijakan pemerintah Jokowi-JK  yang mengeluarkan regulasi untuk menghimpun dana dari perkebunan sawit (CPO Fund) dengan tujuan untuk menggerakkan dan mengembangkan industri hilir yang lebih kuat.

Sejak regulasi ini bergulir, berbagai pihak berspekulasi tentang apa yang akan terjadi pada industri sawit ini. Karena itu, GAPKI pro aktif merespon spekulasi ini dengan menghadirkan beberapa narasumber dan  pembicara untuk mengelaborasi CPO Fund. Pembicara yang akan hadir membahas The Fund and Its Impact on Palm Oil Industry adalah Bayu Krisnamurthi (BPDPKS), Andianto (Pertamina), Ivy Ng (CIMB Malaysia), Paulus Tjakrawan (APROBI), Rida Mulyana (Dirjen EBTEKE Kementerian ESDM),

Sub tema lain yang juga akan dibahas mengenai The Fund : Viewed from Global Market Perspectives. Dalam sesi ini dihadirkan pembicara, yaitu Mohammad Jaaffar Ahmad (Poram), Arif Rachmat (PT Triputra Agro Persada), Nagaraj Meda (Transgraph Consulting), Ranveer Singh Chauhan (Olam International).

Sub tema lain yang juga akan dibahas menyangkut Challenges  and Oppurtunities of Indonesian Palm Oil Industries. Dalam sesi ini pembicara yang akan dihadirkan adalah Panggah Susanto (Kementerian Perindustrian), Alex Noerdin (Gubernur Sumatera Selatan) dan Asian Agri (Asian Agri Group). Sesi lainnya akan dibahas pula soal Supply, Demand dan Price Outlook, yang akan menampilkan pembicara; Thomas Mielke (Oil World), Fadhil Hasan (GAPKI), James Fry (LMC International), Ling Ah Hong (Gangling Sdn Bhd) dan Dorab Mistry (Godrej International Ltd).

Selain konferensi, digelar juga pameran industry kelapa sawit yang menghadirkan berbagai produk tentang perkembangan terbaru teknologi, produk dan jasa dalam industry kelapa sawit. Para peserta pameran mewakili semua industri yang relevan, termasuk perusahaan desain, konstruksi dan teknik sipil, industri lingkungan dan ramah lingkungan, organisasi pengembangan sumberdaya manusia, perusahaan  konsultan, lembaga keuangan/perbankan, perusahaan pengolahan minyak dan distribusi, telekomunikasi, teknologi informasi dan logistik, pengelolaan lingkungan, limbah dan pengelolaan air.

Program B20
Sebelum itu, di tempat terpisah, Bayu Krisnamurthi, Kepala Badan Pengelola Dana Perkebunan Sawit, menyatakan bahwa kebijakan pemerintah terkait dana sawit sudah mulai berdampak pada harga sawit. Terutama harga sawit di beberapa pasar bursa, ICDX, MDex maupun Rotterdam. “Setelah biodiesel mulai disalurkan oleh Pertamina maka semua harga di semua bursa naik. Tren secara keseluruhan positif,”kata Bayu kepada og-indonesia.com beberapa waktu lalu di Jakarta.   

Naiknya tidak seketika. “Naiknya landai tapi konsisten. Dan ini terjadi di tiga bursa. Ini progres report yang baik dari pemberlakuan kebijakan adanya Badan Pengelola Dana Perkebunan Sawit,”katanya.  Berikut mekanisme pungutan yang dilakukan.

Terkait kebijakan B15, yang sudah berjalan sekarang, Bayu menyampaikan bahwa pada Januari 2016  akan mulai menaikkan menjadi B20. “B20 artinya untuk semua solar akan dicampur sebanyak 20% bahan bakar nabati,”kata Bayu. Penyaluran akan dilakukan melalui Pertamina dan badan usaha penyalur. Intinya, Badan Pengelola Dana Perkebunan Sawit hendak menaikkan prosentase kandungan bahan bakar nabatinya. (SB)
11th IPOC, Bagian Respon GAPKI Terhadap CPO Fund dan Hilirisasi 11th IPOC, Bagian Respon GAPKI Terhadap CPO Fund dan Hilirisasi Reviewed by OG Indonesia on Rabu, November 11, 2015 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.