Gandeng Sojitz, Pertamina Bantu Krisis Listrik Sumatera Utara

Jakarta, O&G Indonesia – Pertamina kini bukan lagi sekedar perusahaan minyak dan gas bumi, tapi juga telah menyasar sektor energi yang lebih luas. Hal tersebut dikatakan oleh Senior Vice President Gas and Power PT Pertamina (Persero) Djohardi Angga Kusumah pada acara penandatanganan nota kesepahaman pengembangan pembangkit listrik berbahan bakar gas dan uap (PLTGU) di Sumatera Utara dengan kapasitas 1x250 Megawatt (MW) yang dilakukan di kantor pusat Pertamina, Jakarta, Jumat (16/10).

Penandatanganan nota kesepahaman pembangunan PLTGU 1x250 MW di Sumatera Utara dilakukan antara Vice President Gas & Power Commercialization Pertamina Ginanjar, General Manager-Power Project Department Sojitz Corporation Takuji Asano, dan Direktur Utama PT Pembangunan Prasarana Sumatera Utara Tasimin Muhammad Tasya yang disaksikan oleh Plt. Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi dan SVP Gas & Power Pertamina Djohardi Angga Kusumah.

“Pertamina sejak 2012 sudah menjadi energy company, jadi memang kami sejak 2012 sudah mulai mengembangkan dan menyiapkan bisnis pembangkit atau power, terutama untuk mendukung program kelistrikan Pemerintah,” terang Djohardi.

Salah satunya di Sumatera Utara yang kerap mengalami krisis energi dan pasokan listrik. Menggandeng Sojitz Corporation dari Jepang dan BUMD Provinsi Sumatera Utara yaitu PT Pembangunan Prasarana Sumatera Utara, Pertamina berkomitmen berkontribusi nyata dengan peran sebagai Independent Power Producer (IPP).

Rencana pembangunan PLTGU 1X250 MW di Sumatera Utara merupakan langkah Pertamina untuk mengoptimalkan pemanfaatan fasilitas Arun Receiving, Hub, and Regasification LNG Terminal di Aceh serta pipa transmisi gas open access Arun-Belawan. Ditargetkan proyek ini akan selesai pada tahun 2019 jika masalah perizinan dan pengadaan IPP dapat dilakukan tepat waktu.

Dikatakan oleh VP Gas & Power Commerzialitiation Pertamina Ginanjar, bahwa pihak Pertamina telah mengindentifikasi lahan untuk tempat pembangunan PLTGU tersebut. “Ada sekitar 10-15 hektare,” katanya. Ginanjar mengungkapkan investasi untuk pembangunan PLTGU ini sebesar US$ 250 juta. “Untuk persentase (dari ketiga badan usaha pengembang PLGTU) masih kita diskusikan, tapi yang jelas nanti ini project finance, jadi akan didanai oleh satu konsorsium banker sampai 70-75 persen,” jawab Ginanjar ketika ditanya tentang sumber pendanaan pembangunan PLTGU.

Di Sumatera Utara, pihak konsumen terutama industri kerap kesulitan memperoleh pasokan energi gas dan listrik. Diceritakan oleh Plt. Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi, saat ini di Provinsi Sumatera Utara kapasitas listrik yang terpasang sebesar 1.850 MW dengan kondisi pas-pasan alias tidak ada cadangan. “Berdasarkan data PLN itu ada waiting list kurang lebih 500 MW,” tutur Tengku Erry.

Ia juga mengungkapkan bahwa harga gas di Sumatera Utara merupakan yang termahal di Indonesia sehingga berimbas pada sulitnya kegiatan pembangkitan listrik di provinsi tersebut. “Kami berharap harga (gas) yang dihasilkan dari proyek ini bisa kompetitif,” pintanya seraya menambahkan bahwa pelaku industri di Sumatera Utara kerap komplain karena harga gas di daerahnya termasuk yang termahal di Indonesia.

Disampaikan oleh Ginanjar, terkait pasokan gas untuk PLTGU yang akan dibangun, pihak pertamina telah menyiapkan pasokan gas dari fasilitas Arun Receiving, Hub, and Regasification LNG Terminal di Aceh. “Kapasitas (pipa Arun-Belawan) itu 300 (MMSCFD) dan baru mengalir 110 (MMSCFD). Sementara untuk kebutuhan 250 MW itu hanya butuh 35 MMSCFD,” jelas Ginanjar. RH
Gandeng Sojitz, Pertamina Bantu Krisis Listrik Sumatera Utara Gandeng Sojitz, Pertamina Bantu Krisis Listrik Sumatera Utara Reviewed by OG Indonesia on Sabtu, Oktober 17, 2015 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.