Jakarta, O&G Indonesia -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memanfaatkan sampah kotanya untuk diubah menjadi energi listrik untuk menerangi taman di Surabaya. Investasinya sebesar Rp 200 juta per taman.
Disampaikan oleh Walikota Surabaya Tri Rismaharini bahwa dirinya berupaya menekan jumlah sampah yang dihasilkan oleh kotanya. "Sampah setiap hari kurang lebih 1300-1400 ton," terang Risma dalam acara workshop "Pemanfaatan Sampah Perkotaan Sebagai Sumber Energi" yang diadakan di Hotel Crowne Plaza, Jakarta, Selasa (15/09).
Diterangkan Risma, jumlah sampah tersebut sudah menurun dari sebelumnya sekitar 3000 ton per harinya. Salah satu penyebab penurunan jumlah sampahnya adalah karena sampah di Surabaya telah dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik.
"Yang kita lakukan di Surabaya untuk mengurangi tekanan TPA (Tempat Pembuangan Akhir), kita mengelola di TPS (Tempat Pembuangan Sementara). Jadi di TPS itu kita olah, kayak bungkus mie instan atau bungkus permen yang tidak bisa diolah dan pemulung pun tak mau itu kita bakar untuk dijadikan listrik untuk menerangi taman-taman," paparnya.
Risma mengatakan, sampah yang diolah di TPS dapat menghasilkan gas untuk menggerakkan turbin dan menghasilkan listrik sebesar 6.000 watt. "Kita jadikan listrik kecil-kecil untuk menerangi taman," ucapnya.
Saat ini sudah terdapat satu taman yang telah mendapat penerangan dari listrik yang dihasilkan dari sampah, yaitu Taman Flora Bratang. "Tahun ini kita buat dua lagi, di Wonorejo dan Jambangan," ungkap Risma. Ditambahkan Risma, anggaran yang dikeluarkan untuk melistriki taman di Surabaya sebesar Rp 200 juta per taman.
Dengan pemanfaatan sampah di TPS untuk dijadikan listrik, anggaran Pemkot Surabaya untuk pengelolaan sampah di TPA pun menjadi berkurang. "Biaya angkut ke TPA berkurang, karena sampah sudah selesai di situ. Hanya tinggal sisa 20-30 persen yang ke TPA, yang 70 persen sudah kita olah di TPS," tuturnya.
"Coba bayangkan, misalkan 1 hari biasanya pakai 1 kontainer. Kalau 30 persen kan baru hari ke lima kita angkut ke TPA lagi. Berarti kan kurang lebih ada 4 kontainer dengan biaya BBM-nya yang bisa kita hemat," sambung Risma.
Disampaikan Risma, Pemkot Surabaya saat ini juga tengah melakukan pembangunan pembangkit listrik dari sampah dengan skala yang lebih besar yaitu 10 megawatt (MW). Pembangkit listrik tersebut akan memanfaatkan sampah yang berada di TPA Benowo. "Rencananya 10 MW, yang sudah selesai 2 MW. Ini belum total, nanti kurang lebih 5 tahun progress fisiknya," tutupnya. RH
Disampaikan oleh Walikota Surabaya Tri Rismaharini bahwa dirinya berupaya menekan jumlah sampah yang dihasilkan oleh kotanya. "Sampah setiap hari kurang lebih 1300-1400 ton," terang Risma dalam acara workshop "Pemanfaatan Sampah Perkotaan Sebagai Sumber Energi" yang diadakan di Hotel Crowne Plaza, Jakarta, Selasa (15/09).
Diterangkan Risma, jumlah sampah tersebut sudah menurun dari sebelumnya sekitar 3000 ton per harinya. Salah satu penyebab penurunan jumlah sampahnya adalah karena sampah di Surabaya telah dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik.
"Yang kita lakukan di Surabaya untuk mengurangi tekanan TPA (Tempat Pembuangan Akhir), kita mengelola di TPS (Tempat Pembuangan Sementara). Jadi di TPS itu kita olah, kayak bungkus mie instan atau bungkus permen yang tidak bisa diolah dan pemulung pun tak mau itu kita bakar untuk dijadikan listrik untuk menerangi taman-taman," paparnya.
Risma mengatakan, sampah yang diolah di TPS dapat menghasilkan gas untuk menggerakkan turbin dan menghasilkan listrik sebesar 6.000 watt. "Kita jadikan listrik kecil-kecil untuk menerangi taman," ucapnya.
Saat ini sudah terdapat satu taman yang telah mendapat penerangan dari listrik yang dihasilkan dari sampah, yaitu Taman Flora Bratang. "Tahun ini kita buat dua lagi, di Wonorejo dan Jambangan," ungkap Risma. Ditambahkan Risma, anggaran yang dikeluarkan untuk melistriki taman di Surabaya sebesar Rp 200 juta per taman.
Dengan pemanfaatan sampah di TPS untuk dijadikan listrik, anggaran Pemkot Surabaya untuk pengelolaan sampah di TPA pun menjadi berkurang. "Biaya angkut ke TPA berkurang, karena sampah sudah selesai di situ. Hanya tinggal sisa 20-30 persen yang ke TPA, yang 70 persen sudah kita olah di TPS," tuturnya.
"Coba bayangkan, misalkan 1 hari biasanya pakai 1 kontainer. Kalau 30 persen kan baru hari ke lima kita angkut ke TPA lagi. Berarti kan kurang lebih ada 4 kontainer dengan biaya BBM-nya yang bisa kita hemat," sambung Risma.
Disampaikan Risma, Pemkot Surabaya saat ini juga tengah melakukan pembangunan pembangkit listrik dari sampah dengan skala yang lebih besar yaitu 10 megawatt (MW). Pembangkit listrik tersebut akan memanfaatkan sampah yang berada di TPA Benowo. "Rencananya 10 MW, yang sudah selesai 2 MW. Ini belum total, nanti kurang lebih 5 tahun progress fisiknya," tutupnya. RH
Walikota Risma Ubah Sampah Jadi Listrik untuk Taman di Surabaya
Reviewed by OG Indonesia
on
Selasa, September 15, 2015
Rating: