Emas Pongkor Diperkirakan Habis Tahun 2019

Kabupaten Bogor, O&G Indonesia -- Tambang Pongkor, salah satu dari dua tambang emas yang dimiliki oleh PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk kadar emasnya sekarang kian berkurang. Diperkirakan akan habis pada tahun 2019.

Diterangkan oleh Senior Vice President Corporate Secretary Antam Tri Hartono di Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, pada Selasa (08/09), secara skala operasional produksi, tambang Pongkor akan berhenti pada tahun 2019.

"Itu dengan asumsi kita belum menemukan cadangan baru. Itu akan berubah apabila tahun ini dan ke depannya dari teman-teman geologis menemukan cadangan baru, maka ada kemungkinan kita akan bisa menambang kembali," jelas Tri Hartono. "Tapi tentu dengan izin yang harus diurus kembali, karena kami memiliki izin sampai tahun 2021," tambahnya.

Di UBPE Pongkor, Antam telah mulai beroperasi sejak tahun 1994 dan awalnya dalam perencanaan Antam, operasi di Pongkor diperkirakan akan berakhir pada tahun 2014. "Tapi di tengah perjalanan tim geologi melakukan eksplorasi secara terus menerus di lokasi ini sehingga bisa memperpanjuang usianya sampai tahun 2019," ungkapnya.

UBPE Pongkor yang dalam kegiatan penambangan emasnya menggunakan metode tambang bawah tanah cut and fill pada ketinggian 500 sampai 700 meter di atas permukaan laut, saat ini kadar emasnya sekitar 6 gram per ton. 

"Jadi dalam 1 ton batuan itu hanya mengandung 6 gram emas. Itu sudah turun sangat jauh sekali dari posisi puncaknya tahun 2003 sekitar 12 gram per ton," terang Tri Hartono seraya menambahkan puncak produksi emas Pongkor kala itu yang sebanyak 4 ton emas per tahun. 

Berdasarkan data Antam terakhir pada tahun 2014, UBPE Pongkor yang merupakan salah satu tambang emas bawah tanah terbesar di Pulau Jawa, telah memproduksi lebih dari 382.983 WMT ORE. Sementara untuk produksi emasnya sebanyak 1.607 kg dan perak sekitar 13.352 kg. RH