Jakarta, O&G Indonesia -- Publish What You Pay (PWYP) Indonesia mencatat, rata-rata daerah kaya migas dan tambang minerba (mineral dan batubara) di seluruh Indonesia mengalami kekurangan penerangan listrik. Hal tersebut diindikasikan dengan rendahnya tingkat elektrifikasi pada daerah-daerah penghasil migas dan tambang minerba.
Disampaikan oleh Koordinator Nasional PWYP Indonesia Maryati Abdullah, berdasarkan data yang diolah oleh PWYP Indonesia, dari 18 provinsi penghasil minyak dan gas bumi se-Indonesia, rata-rata angka elektrifikasinya berada di bawah angka rata-rata nasional tahun 2014, yaitu 84,35%. “Situasi yang hampir serupa juga terjadi di daerah-daerah kaya pertambangan mineral dan batubara,” terangnya kepada O&G Indonesia dalam siaran persnya di Jakarta, Selasa, (11/08).
Temuan PWYP Indonesia, dari 12 provinsi utama penghasil pertambangan mineral dan batubara nasional yang berkontribusi sebesar 70% dari produksi minerba nasional, hanya 4 provinsi yang angka elektrifikasinya berada di atas rata-rata nasional. Sementara yang lainnya mengalami masalah yang sama yakni minimnya akses dan layanan energi listrik kepada masyarakat.
Maryati mengatakan, secara umum, pola perkembangan angka elektrifikasi di daerah kaya migas maupun minerba mengalami fluktuasi. “Meski rata-rata kecenderungannya naik, namun ada juga yang menurun bahkan dengan angka yang cukup signifikan seperti Kalimantan Barat,” ungkapnya.
Situasi naik turun dan perbedaan antara daerah tersebut, diterangkan Maryati menggambarkan adanya ketimpangan akses dan layanan energi listrik di daerah-daerah yang kaya sumber energi. “Potret ini menjadi catatan sekaligus tantangan bagi pemerintah dan berbagai pihak untuk menjawab kebutuhan mendasar bagi daerah-daerah kaya tambang dan sumber energi,” pungkasnya. RH
Tingkat Elektrifikasi Provinsi Kaya Migas dan Tambang di Bawah Rata-Rata Nasional
Reviewed by OG Indonesia
on
Selasa, Agustus 11, 2015
Rating: