Imam Sugema, Komisaris PGN |
“Ekspor kita pun tidak bergerak. Ekspor tidak melambung,”kata Imam Sugema. Mestinya,dengan depresiasi nilai tukar ini kita menjadi semakin kompetitif di pasar dunia. Namun hal tersebut tidak terjadi. Mengapa? “Karena ekspor kita tetap melempem sedang impor pun tetap membludak,”ucap Komisaris Utama Perusahaan Gas Negara ini kepada O&G Indonesia, Rabu siang (12/8/2015) di Jakarta.
Imam juga menegaskan bahwa negeri ini
memiliki penyakit yang sangat struktural. “Seharusnya dengan harga energi yang lebih murah, kita
sekarang masuk negara net importir minyak, harga minyak turun, berarti kan
beban untuk membayar impor minyak menjadi lebih rendah. Dan industri pun bisa menjadi lebih
bersaing karena biaya energinya
menjadi lebih murah,”papar Imam.
Sayangnya, imbuh Imam, hal
tersebut tidak terjadi di Indonesia. Salah satu penyebabnya, infrastruktur
energinya yang tidak
memungkinkan kita untuk melakukan ekspansi. “Setiap ekspansi butuh energi tambahan. Kalau energinya tidak ada bagaimana?
Berarti kan tidak bisa ekspansi,”tegas Imam.
Walaupun harga produk kita bisa bersaing
di pasaran dunia tapi kalau yang akan melakukan ekspansi terkendala dengan
ketersediaan energi
maka kita tidak bisa berharap produksi akan naik. “Belum lagi infrastruktur
lainnya, seperti jalan dan lain sebagainya,”imbuhnya.
Oleh karena itu, infrastruktur energi harus dibangun lebih
dulu dibandingkan perkembangan ekonomi. Namun faktanya tidak demikian.
“Kebutuhannya 10, penyediannya 9. Maka tidak bisa bergerak menjadi 10 kalau
suplainya hanya 9,”tandas Imam. Hal ini terutama di sektor kelistrikan. Dalam
konteks ini, pemerintah JKW-JK ingin segera merealisasikan proyek 35.000 MW.
“Tetapi ini tidak dapat diwujudkan dalam semalam,”tutupnya. (SB)
Indonesia Telat Sediakan Infrastruktur Energi
Reviewed by OG Indonesia
on
Rabu, Agustus 12, 2015
Rating: