Jakarta, O&G Indonesia-- Presiden Joko Widodo meminta kalangan dunia usaha tidak gampang mengeluh di tengah situasi perlambatan ekonomi saat ini. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada saat ini justru peluang untuk mendorong kinerja ekspor Indonesia.
“Saya malas lihat pengusaha yang suka mengeluh. Sekecil apa pun peluang harus dimasuki,” kata Presiden saat meresmikan pelepasan ekspor komoditas unggulan Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) di Pelabuhan Soekarno-Hatta, Makassar, Senin (3/8).
Menurut Presiden, pelemahan nilai tukar rupiah dan perlambatan ekonomi global justru menjadi peluang untuk menciptakan pasar ekspor baru, di luar AS, Eropa, Cina, Jepang, dan Korea yang selama ini menjadi pasar tradisional bagi Indonesia.
“Beberapa negara di Amerika Latin, Afrika, Timur Tengah dan negara-negara lainnya memberikan peluang komoditas dan produk dari Indonesia,” kata Jokowi, panggilan akrab Presiden.
Dia menyatakan, sangat optimistis dengan situasi perekonomian saat ini, meski kurs rupiah melemah tapi memberikan peluang memberikan keuntungan. Asalkan, kata dia, setiap wilayah mampu memanfaatkan potensi daerahnya.
Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi mengapresiasi langkah yang dilakukan Pemerintah Provinsi Sulsel untuk mendorong ekspor dari wilayah itu. Ada 27 komoditas ekspor yang didorong Pemprov Sulsel, antara lain Virgin Coconut Oil (VCO) kualitas gold dengan nilai Rp 1,2 triliun. Komoditas ini akan dikirim ke Jepang.
“Ekonomi melambat, tapi jangan membuat kita kehabisan akal. Provinsi di Indonesia harus mampu menangkap peluang yang ada untuk mampu berdaya saing,” pesan Jokowi. Presiden lantas menunjuk contoh komoditas yang tidak dipikirkan di sejumlah daerah tapi justru disiapkan di Sulsel, seperti dedak gandum dan telur ikan terbang.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani sebelumnya mengatakan, industri yang paling terkena dampak pelemahan rupiah adalah otomotif dan tekstil. Kedua sektor industri itu sebagian besar bahan bakunya masih diimpor.
“Otomotif kan komponen impornya besar. Kemudian tekstil yang menggunakan katun (juga impor). Elektronik juga demikian. Dan kalau mereka mau menaikkan harga jual nggak bisa seenaknya,” kata Hariyadi.
Di sisi lain, depresiasi nilai tukar tidak mampu mendorong kinerja ekspor. Makanya, suplai dolar AS menjadi berkurang, sementara rupiah melemah. “Harga mahal, daya beli masyarakat turun. Pengusaha makin rugi,” kata dia.
Ekonomi Melambat, Jokowi Malas Lihat Pengusaha Mengeluh
Reviewed by OG Indonesia
on
Rabu, Agustus 05, 2015
Rating: