Kalkulator Indonesia 2050 untuk Kontrol Kebijakan Energi

Kepala Biro Penanggulangan Krisis
dan Pengawasan Energi Setjen DEN Saleh Abdurrahman
menerangkan kondisi energi Indonesia saat ini
dalam acara Pengenalan Kalkulator Indonesia 2050

Jakarta, O&G Indonesia -- Kementerian ESDM dengan UK Department of Energy and Climate Change telah membuat sebuah alat simulasi kebijakan yang diberi nama Indonesia 2050 Pathway Calculator (I2050PC). Simulator berbasis web ini memungkinkan penggunanya untuk memilih beberapa opsi kebijakan sektoral terutama di bidang energi.

Dengan I2050PC yang bisa diakses di laman: http://calculator2050.esdm.go.id/ setiap orang dapat memilih dan melakukan aneka kombinasi pilihan terkait kebijakan di sektor energi sehingga bisa diketahui dampak kombinasi pilihan tersebut terhadap ketahanan energi, penggunaan lahan, sampai emisi yang dihasilkan.

Diterangkan oleh Kepala Biro Penanggulangan Krisis dan Pengawasan Energi Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Saleh Abdurrahman saat acara “Pengenalan & Pelatihan Penggunaan Kalkulator Indonesia 2050 untuk Media” yang diselenggarakan oleh Yayasan Pelangi di Jakarta (28/7), seperti halnya Kebijakan Energi Nasional (KEN) yang dibuat oleh DEN, pembuatan I2050PC atau Kalkulator Indonesia 2050 ini tujuannya untuk mencapai ketahanan energi yang berkelanjutan.

“Ada beberapa kondisi energi yang sedang kita hadapi. Pertama kita masih tergantung pada energi minyak, masih sekitar 48 persen. Dampaknya impor kita semakin besar karena kapasitas kilang kita terbatas dan konsumsi kita naik,” kata Saleh seraya mencontohkan kondisi energi yang sedang terjadi di negara ini. Hal ini menjadikan I2050PC yang bisa diakses semua golongan masyarakat menjadi penting untuk memberi gambaran kondisi energi Indonesia sampai tahun 2050.

Disampaikan oleh Peneliti Bidang Energi dari Yayasan Pelangi Bobby Wattimena, Kalkulator Indonesia 2050 dapat menganalisa berbagai skenario pengembangan energi di Indonesia sehingga masyarakat bisa mengontrol kebijakakan energi yang berdampak pada persoalan emisi sampai tataguna lahan di negeri ini. 

“Dengan kalkulator 2050 ini kita bisa berperan melahirkan skenario alternatif,” tegasnya. “Kita sudah ada KEN sampai 2050, untuk potensi gothermal ada path-nya mungkin sekian persen, tapi kemudian kita pikir kayaknya enggak sampai segitu. Nah itu bisa kita lakukan exercise dengan menggunakan model kalkulator ini,” jelas Bobby. RH