Jakarta, O&G
Indonesia – Di tengah masih lesunya industri hulu migas karena terimbas harga
minyak mentah dunia yang belum kembali normal, industri penunjang migas membutuhkan
dukungan Pemerintah dan pelaku industri hulu migas, serta perlu melakukan
efisiensi untuk dapat bertahan.
Keberpihakan pada industri penunjang nasional, diungkapkan
Kepala Dinas Kapasitas Nasional SKK Migas Ida Tota Simatupang, telah diatur
dalam PTK 007 SKK Migas hanya saja penerapannya belum maksimal sehingga perlu
dilakukan revisi.
“PTK 007 yang baru diluncurkan pada 28 Januari (2015) adalah
revisi yang ketiga. Di situ ada proses percepatan pengadaan yang ditawarkan,
lalu kedua ada peningkatan kapasitas nasional, dan yang ketiga terkait
akuntabilitas,” kata Ida dalam Talkshow “Solusi
di Tengah Krisis, Persaingan dan Keberpihakan Terhadap Industri Penunjang
Nasional” yang diselenggarakan oleh Majalah O&G Indonesia dan Komunitas Migas Indonesia (KMI) di The
Sultan Hotel Jakarta, Kamis (2/7).
Diungkapkan oleh Ida, terkait Tingkat Kandungan Dalam Negeri
(TKDN), SKK Migas berupaya memunculkan industri dalam negeri yang menjadi ‘champion’ dalam kegiatan usaha hulu
migas. Saat ini SKK Migas tengah fokus pada lima komoditas yang diperkirakan
berkontribusi sebesar 70% untuk uang pembelanjaan dari kegiatan usaha hulu migas. “Kami
berupaya cari (perusahaan nasional) yang bisa jadi champion untuk mememuhi lima
komoditas tersebut,” ungkapnya.
Dari sisi perusahaan KKKS, PHE ONWJ telah berupaya untuk
berpihak kepada industri penunjang nasional dalam setiap kegiatan usaha hulu
migasnya. “PTK dan APDN (Buku Apresiasi Produk Dalam Negeri) selalu jadi prasyarat untuk setiap lelang yang kita
lakukan. Ini cara kita untuk tingkatkan TKDN,” ujar Taufik Adityawarman, Senior
Project Manager PHE ONWJ. Tingkat TKDN PHE ONWJ saat ini memang cukup tinggi,
sudah mencapai 70%.
Sementara itu menurut Ketua Komunitas Migas Indonesia (KMI)
S. Herry Putranto, selain perlu dukungan dari Pemerintah dan perusahaan KKKS
sebagai pemakai jasa, industri penunjang migas nasional juga perlu melakukan
kegiatan efisiensi. “Perlu ada banyak penyesuaian termasuk soal harga yang
ditawarkan industri penunjang kepada industri hulu migas,” kata Herry. “Semua
harus dievaluasi, apalagi kalau harga minyak ini enggak naik-naik, harus ada
efisiensi dan sebagainya,” tambahnya. RH
Industri Penunjang Migas Nasional Butuh Dukungan Semua Pihak
Reviewed by OG Indonesia
on
Jumat, Juli 03, 2015
Rating: