Jakarta, O&G Indonesia-- Waduk buatan yang terletak di Kabupaten Bandung Barat ini, kondisinya makin memprihatinkan, waduk Saguling merupakan salah satu dari tiga waduk terbesar yang ada di Jawa Barat, kini nasibnya hanya sebagai bendungan multiguna, termasuk untuk kegunaan pengembangan lain seperti perikanan, agri-akuakultur, pariwisata, bahkan hanya untuk kebutuhan lokal seperti mandi, mencuci, bahkan untuk membuang kotoran.
Usia Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Bandung, Jawa Barat diperkirakan tersisa 30 tahun lagi. Ini terjadi akibat makin dangkalnya Waduk Saguling yang memasok air untuk PLTA ini. General Manager Unit Pembangkit Saguling, PT Indonesia Power, Hendres Wayen Prihantoro mengungkapkan, penyebab utama makin dangkalnya waduk ini karena dikepung perumahan penduduk.
"Makin banyak perumahan-perumahan yang mengelilingi waduk ini," ucap Hendres, Rabu (24/6/2015). Bahkan yang lebih mengkhawatirkan pihaknya, salah satu pengembang perumahan elit Kota Baru Parahyangan mencaplok lahan Waduk Saguling yang dikelola PT Indonesia Power.
"Tidak hanya mencaplok lahan Waduk Saguling, pengembang tersebut juga secara sepihak membangun sebuah jembatan yakni Jembatan Cireundeu untuk mempersingkat akses jalan menuju perumahan yang dibangunnya," ungkapnya.
Ia mengungkapkan, padahal Indonesia Power sudah memperbaiki jembatan Bailey sehingga makin nyaman digunakan masyarakat. Pembangunan sepihak jembatan Cirendeu membuat akses air ke waduk terhambat sehingga makin terjadi pendangkalan.
"Bahkan ketika PLTA Saguling beroperasi 1985, waduk ini mampu menampung air sebanyak 875 juta meter kubik, saat ini malah kurang dari 730,5 juta meter kubik. Karena lahan waduknya diserobot perumahan-perumahan elit," katanya.
Selain itu, pendangkalan waduk Saguling juga akibat banyaknya keramba-keramba ikan masyarakat.
"Tapi yang paling dikhawatirkan itu makin caploknya area waduk, yang membuat pendangkalan waduk makin meningkat drastis. Padahal PLTA ini diprioritaskan mampu memasok listrik 50-100 tahun lebih, dengan kapasitas listrik total 700 MW," tutupnya.
Usia Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Bandung, Jawa Barat diperkirakan tersisa 30 tahun lagi. Ini terjadi akibat makin dangkalnya Waduk Saguling yang memasok air untuk PLTA ini. General Manager Unit Pembangkit Saguling, PT Indonesia Power, Hendres Wayen Prihantoro mengungkapkan, penyebab utama makin dangkalnya waduk ini karena dikepung perumahan penduduk.
"Makin banyak perumahan-perumahan yang mengelilingi waduk ini," ucap Hendres, Rabu (24/6/2015). Bahkan yang lebih mengkhawatirkan pihaknya, salah satu pengembang perumahan elit Kota Baru Parahyangan mencaplok lahan Waduk Saguling yang dikelola PT Indonesia Power.
"Tidak hanya mencaplok lahan Waduk Saguling, pengembang tersebut juga secara sepihak membangun sebuah jembatan yakni Jembatan Cireundeu untuk mempersingkat akses jalan menuju perumahan yang dibangunnya," ungkapnya.
Ia mengungkapkan, padahal Indonesia Power sudah memperbaiki jembatan Bailey sehingga makin nyaman digunakan masyarakat. Pembangunan sepihak jembatan Cirendeu membuat akses air ke waduk terhambat sehingga makin terjadi pendangkalan.
"Bahkan ketika PLTA Saguling beroperasi 1985, waduk ini mampu menampung air sebanyak 875 juta meter kubik, saat ini malah kurang dari 730,5 juta meter kubik. Karena lahan waduknya diserobot perumahan-perumahan elit," katanya.
Selain itu, pendangkalan waduk Saguling juga akibat banyaknya keramba-keramba ikan masyarakat.
"Tapi yang paling dikhawatirkan itu makin caploknya area waduk, yang membuat pendangkalan waduk makin meningkat drastis. Padahal PLTA ini diprioritaskan mampu memasok listrik 50-100 tahun lebih, dengan kapasitas listrik total 700 MW," tutupnya.
PLTA Saguling, Tergerus Kepentingan Properti Elit
Reviewed by OG Indonesia
on
Rabu, Juni 24, 2015
Rating: