Neneng Goenadi (Kiri) dan Lee Vee Meng (Kanan) |
Jakarta, O&G
Indonesia – Di tengah situasi krisis harga minyak dunia, dikatakan oleh Konsultan
Migas dari Accenture Lee Vee Meng bahwa perusahaan migas harus menerapkan strategi
berkelanjutan yang dapat memberikan manfaat yang bekerlanjutan, sehingga tidak
hanya menjadi langkah-langkah perbaikan atau efisiensi yang bersifat jangka
pendek saja.
“Belajar dari pengalaman krisis di industri energi tahun
2008-2009, 1997, 1992, 1986-1987, para pengamat industri mengerti bahwa untuk
meraih posisi unggul, perusahaan harus melakukan langkah strategis dan
menerapkan investasi tepat sasaran,” jelas Lee Vee Meng yang juga Managing
Director, Client Lead Accenture Malaysia di kantor Accenture, Wisma BNI 46,
Jakarta (5/6).
Hal tersebut diamini Neneng Goenadi, Country Managing
Director Accenture Indonesia, yang mengatakan bahwa strategi memaksimalkan
keuntungan dan efisiensi biaya industri migas di tengah krisis energi tak hanya
dilakukan pada saat harga minyak sedang turun, tapi harus menjadi platform setiap perusahaan migas secara
berkelanjutan.
“Ini tidak melihat naik atau turunnya harga. Ini adalah
bagian dari continous improvement
yang harus dilakukan,” terangnya. “Jadi enggak boleh santai kalau harga minyak
sedang naik. Harus selalu ada yang menjadi bagian DNA perusahaan dan
karyawannya,” sambung Neneng.
Sebagai perusahaan konsultan manajemen, layanan teknologi
dan alih daya global, Accenture merekomendasikan sepuluh langkah strategis oleh
perusahaan migas guna memaksimalkan
keuntungan dan mengefisienkan biaya industri. Disampaikan oleh Lee Vee Meng
beberapa strategi yang penting dilakukan di antaranya menyeimbangkan waktu
pemeliharaan aset dengan peluang yang hilang, melengkapi fasilitas dengan
teknologi digital guna tingkatkan prioritas, hingga memperbaiki kerjasama untuk
pelaksanaan capital project secara
efektif.
“Dengan menjalin kerjasama lintas industri, melakukan
perubahan struktural, serta mengoptimalkan kemampuan tim internal agar lebih
efisien dan mampu beradaptasi, perusahaan dapat melalui masa yang penuh
tantangan ini dengan lebih kuat dan memiliki daya saing yang tinggi,” papar Lee
Vee Meng.
Neneng Goenadi menambahkan, aksi optimasi di internal
perusahaan merupakan yang paling cepat yang bisa dilakukan suatu perusahaan
ketika menghadapi suatu kondisi krisis. “Internal
optimization itu di bawah kontrol perusahaan yang bisa lebih cepat
dilakukan. Jadi apa yang bisa segera dilakukan oleh oil and gas company adalah yang berada di bawah kontrol mereka
sebenarnya,” pungkas Neneng. RH
Hadapi Krisis Harga Minyak, Perusahaan Migas Harus Lakukan Efisiensi Berkelanjutan
Reviewed by OG Indonesia
on
Sabtu, Juni 06, 2015
Rating: