Jakarta, O&G Indonesia -- Badan Tenaga
Nuklir (BATAN) menekankan bahwa tekonologi nuklir untuk pembangkit listrik
merupakan salah satu alternatif energi yang bisa dimanfaatkan untuk memperkuat
infrastuktur listrik di Indonesia.
Disampaikan oleh Kepala Biro Hukum, Humas, dan Kerjasama BATAN, Totti Tjiptosumirat bahwa Jepang sendiri yang pasca tragedi Fukishima telah menghentikan kegiatan operasi 48 PLTN-nya ternyata akan segera mengoperasikan dua PLTN-nya yaitu Sendai 1 dan Sendai 2 pada September 2015 yang akan datang.
Disampaikan oleh Kepala Biro Hukum, Humas, dan Kerjasama BATAN, Totti Tjiptosumirat bahwa Jepang sendiri yang pasca tragedi Fukishima telah menghentikan kegiatan operasi 48 PLTN-nya ternyata akan segera mengoperasikan dua PLTN-nya yaitu Sendai 1 dan Sendai 2 pada September 2015 yang akan datang.
Totti
mengingatkan bahwa mengembangkan energi nuklir dengan standarisasi teknologi
nuklir yang lebih tinggi bisa dipilih mengingat faktor efisiensi biayanya yang
cukup signifikan ditambah multiplier
effect-nya yang bisa meningkatkan ekonomi negara. Ia mencontohkan Jepang yang
pasca kejadian Fukushima melakukan reevaluasi untuk menghentikan semua operasi
PLTN-nya tapi kemudian mengalami peningkatan biaya untuk energi listrik yang
disubstitusi dari energi lain di luar nuklir sebesar 3,7 trilyun Yen per tahun.
“Jadi sekitar Rp 400 trilyun rupiah per tahun, sejak tahun 2011 yang lalu,”
ungkap Totti di Gedung Badiklat ESDM Jakarta beberapa waktu lalu.
Hal tersebut
diperkuat Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Tumiran yang mengatakan bahwa
ekonomi Indonesia belum bisa kuat dengan kondisi infrastuktur listrik yang
minim seperti sekarang ini. “Enggak ada pilihan, kita harus percepat
(pembangunan infrastrukturnya),” terang Tumiran. Dari kondisi tersebut Tumiran
menjelaskan bahwa Indonesia sebetulnya butuh listrik dengan kapasitas yang
besar serta handal untuk keperluan industri. “Yang bisa mem-back up itu adalah pembangkit listrik
berbahan bakar batubara, gas, hidro, panasbumi dan tentunya nuklir,” jelasnya.
Diterangkan
Tumiran investasi untuk pembangunan sebuah PLTN dengan kapasitas 1.000 MW bisa
menelan biaya Rp 40-60 trilyun. “Tapi itu umurnya bisa sampai 80 tahun,”
tegasnya. “Ini merupakan suatu pilihan buat kita sebagai bangsa, mau apa
enggak? Apakah kita mau terus tertatih-tatih kekurangan energi?” tutup Tumiran.
RH
PLTN untuk Perkuat Infrastruktur Listrik
Reviewed by OG Indonesia
on
Jumat, April 17, 2015
Rating: