“Kalau semua punya persepsi yang sama dengan derap langkah yang sama,
saya yakin masalah-masalah bisa kita selesaikan,” demikian dikatakan Ketua Umum
Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) periode 2014-2016 kepada Majalah O&G Indonesia, Jakarta
(6/2).
Bagi pria kelahiran Padang, 1 Oktober 1965 ini dalam membangun
ketahanan energi bangsa, kuncinya adalah sinergi bersama. Alfi berharap
pemerintah dapat bersinergi dengan DPR dalam menyelesaikan regulasi-regulasi
yang belum rampung di bidang energi. “IATMI mengambil posisi untuk ikut
bersinergi terutama dalam penentuan regulasi-regulasi energi yang saat ini
sedang digodok,” tutur Alfi.
Ayah tiga anak ini menegaskan bahwa IATMI yang selama ini lebih
berkutat pada persoalan teknologi dan science,
di bawah kepengurusannya sekarang berkeinginan agar IATMI terlibat langsung
memberi masukan dan pandangan terhadap regulasi di bidang energi. Beberapa
pandangan dan rekomendasi IATMI dipaparkan Alfi antara lain terkait model
kontrak yang menguntungkan negara, pemahaman tentang cost recovery, sampai strategi pemerintah dalam pengelolaan Wilayah
Kerja (WK) Migas yang akan habis masa kontraknya.
Untuk yang terakhir disebut, lulusan S1 Teknik Perminyakan ITB dan S2
Manajemen Universitas Sriwijaya Palembang ini menerangkan bahwa IATMI
mengusulkan kepada pemerintah agar memprioritaskan perusahaan negara atau BUMN
untuk mengelola Wilayah Kerja Migas selepas berakhirnya kontrak di wilayah
tersebut. Hal ini dimaksudkan agar dalam kurun waktu lima tahun ke depan
perusahaan milik negara bisa menguasai minimal 40% dari seluruhWK yang ada di
Indonesia.
Target tersebut realistis karena dalam kurun waktu sepuluh tahun ke
depan ada sekitar 34 Wilayah Kerja Migas yang akan habis masa kontraknya. Di
mana 34 WK tersebut merupakan tulang punggung produksi nasional yang menyumbang
sekitar 72% dari totalproduksi migas nasional saat ini. “Kalau yang mengelola
perusahaan negara ya negara dapat dividen. Artinya, seluruh benefit pengelolaan
WK migas kalau dikelola oleh perusahaan negara itu kembalinya ke negara 100
persen,” jelasnya.
Untuk mengembangkan IATMI yang merupakan organisasi profesi di bidang
minyak dan gas bumi yang berdiri sejak 7 Juni 1979 dan saat ini beranggotakan
lebih dari 10.000 orang, Alfi mengatakan pentingnya peningkatkan kompetensi
para anggota IATMI. “Hal ini dilakukan supaya standar engineer di Indonesia itu sama dengan internasional. Kita kerjasama
dengan SKK Migas untuk masalah ini,” terang pria yang saat ini menjadi General
Manager di Pertamina Hulu Energi Metana Suban. “Hal ini dilakukan supaya berasa gitu jadi anggota (IATMI),” sambungnya
sambil tersenyum.
Alfi Rusin : Memimpin Derap Langkah IATMI
Reviewed by OG Indonesia
on
Jumat, Februari 06, 2015
Rating: