Jakarta, OG Indonesia -- Pemerintah terus berupaya membuka peluang bagi investor nasional maupun internasional yang berniat untuk bekerja sama dengan Pemerintah di sektor energi, salah satunya peluang kerja sama subsektor minyak dan gas bumi (Migas). Sejalan dengan hal tersebut, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) c.q Direktorat Jenderal Migas menerima kunjungan Delegasi GNT (Government Negotiating Team) Tanzania untuk melakukan pertukaran informasi dan diskusi terkait proyek-proyek strategis, khususnya sektor energi dan sumber daya mineral di Gedung Chairul Shaleh, Rabu (11/12/2024).
Delegasi GNT Tanzania pada kesempatan tersebut disambut oleh Staf Ahli Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam Lana Saria, Plt. Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Crisnawan dan Direktur Pembinaan Program Migas Mirza Mahendra.
Dalam sambutannya pada agenda kunjungan Delegasi GNT Tanzania ini, Lana menyampaikan bahwa dirinya sangat mengapresiasi kunjungan Delegasi Tanzania ke Indonesia untuk melakukan benchmarking pengelolaan proyek-proyek LNG (Liquefied Natural Gas) di Indonesia dan berharap pertemuan hari ini akan memulai kerja sama terutama di bidang migas, dan membuka lebih banyak potensi kolaborasi di masa depan.
GNT Tanzania adalah tim yang dibentuk oleh Pemerintah Tanzania untuk melakukan negosiasi penting terkait proyek-proyek strategis, terutama dalam sektor energi dan sumber daya alam. Tim ini memainkan peran krusial dalam mewakili kepentingan negara saat berhadapan dengan perusahaan-perusahaan internasional. GNT terdiri dari perwakilan berbagai Kementerian dan Lembaga Pemerintah Tanzania.
Tanzania merupakan salah satu negara di kawasan Afrika Timur dengan luas wilayah seluas 947.000 km² dan bergantung pada sektor pertanian. Pada tahun 2010 ditemukan cadangan gas bumi di wilayah lepas pantai (offshore) Tanzania, disusul dengan penemuan cadangan lain. Cadangan terbukti gas bumi Tanzania tahun 2016 mencapai 57 TCF yang sebagaian besar berada di lepas pantai.
Dengan adanya penemuan cadangan gas bumi tersebut, Pemerintah Tanzania melakukan studi ke negara-negara lain termasuk Indonesia. Tanzania melakukan studi tentang pemanfaatan dan pengelolaan LNG di berbagai negara, salah satunya Indonesia.
Sejalan dengan tujuan tersebut, Direktur Pembinaan Program Migas Mirza Mahendra juga memberikan paparan terkait National Natural Gas Utilization Profile di Indonesia. Mirza menyampaikan bahwa Indonesia telah memiliki 6 kilang LNG dengan total kapasitas LNG terpasang sebesar 48.10 MMTPA dan total kapasitas kilang LNG yang beroperasi di tahun 2024 sebesar 35,25 MMTPA.
“Sebagai negara pengekspor LNG, ekspor LNG nasional sampai dengan Semester 1 Tahun 2024 telah mencapai 301 MMBTU dengan mayoritas negara tujuan China, Korea dan Jepang. Selain itu juga terdapat beberapa mitra-mitra negara lain yang menjadi tujuan ekspor LNG Indonesia, seperti Taiwan, USA, UEA, Thailand, Singapore, Papua New Guinea, Pakistan, Mexico, Kuwait, Myanmar, Bangladesh, India dan Egypt,” papar Mirza.
Berdasarkan catatan neraca perdagangan Migas, ekspor LNG nasional pada tahun 2023 mengalami peningkatan sebesar 5,7% dari 562 juta MMBTU menjadi 596 juta MMBTU.
Ketua Delegasi GNT Tanzania sekaligus Deputy Permanent Secretary Minister of Energy Tanzania James Peter Mataragio menyampaikan bahwa sesuai arahan Presiden Tanzania misi utama kunjungan GNT Tanzania ini adalah melakukan pertemuan dengan Kementerian ESDM Republik Indonesia dan PT. Pertamina.
“Misi utama kunjungan GNT ini adalah menindaklanjuti arahan Presiden Tanzania agar GNT melakukan pertemuan dengan Kementerian ESDM Indonesia dan Pertamina. Misi pertama adalah membahas rencana investasi Pertamina, baik di sisi upstream maupun midstream di Tanzania. Misi kedua adalah untuk belajar tentang pengelolaan LNG di Indonesia,” papar James.
Kementerian ESDM termasuk menjadi salah satu tujuan dari rangkaian kunjungan delegasi GNT Tanzania di Indonesia. Delegasi GNT Tanzania pada hari yang sama juga telah melakukan kunjungan ke Kementerian Perekonomian RI serta SKK Migas, kemudian besok dilanjutkan pertemuan dengan Pertamina serta kunjungan ke fasilitas LNG di Bontang dan Donggi-Senoro. RH