PLTU Jawa 4, “The Last Man Standing” PLTU dengan Teknologi Ultra-Supercritical

Komplek PLTU Tanjung Jati B di Jepara, Jawa Tengah, turut menjaga kelistrikan untuk daerah Jawa, Madura, dan Bali.
Foto: Ridwan Harahap

Jepara, OG Indonesia –
Dari Pantai Bondo di Jepara, OG Indonesia diajak Boy Gemino Kalauserang, Direktur PT Bhumi Jati Power (BJP) bersama timnya naik perahu motor nelayan menuju lokasi budidaya rumput laut yang dikelola petani rumput laut setempat. Kegiatan budidaya rumput laut ini memang disokong oleh BJP sebagai salah satu bentuk Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Lokasi tersebut jaraknya tak terlalu jauh, berperahu motor hanya memakan waktu 15 menit. Dari sana terlihat tiga cerobong uap menjulang tinggi. Boy menjelaskan, salah satunya adalah cerobong dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Jati B Expansion Unit 5 dan 6 atau kerap disebut sebagai PLTU Jawa 4.

PLTU Jawa 4 yang memiliki kapasitas 2x1.000 Megawatt (MW) dan berlokasi di Desa Tubanan, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, merupakan perluasan Komplek PLTU Tanjung Jati B. Di mana PLTU Tanjung Jati B Unit 1, 2, 3, dan 4 dikelola oleh PLN, sementara Unit 5 dan 6 dipunyai oleh PT Bhumi Jati Power, perusahaan Independent Power Producer (IPP) yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh tiga perusahaan yaitu Sumitomo Corporation (50%), Kansai Electric (25%), dan salah satu perusahaan yang tergabung dalam grup Astra yakni PT United Tractors Tbk (25%). Sementara untuk urusan Operation & Maintenance (O&M) dalam operasional PLTU sehari-hari dikelola oleh PT Bhumi Jepara Services.

Diterangkan Boy Gemino Kalauserang, PLTU Jawa 4 mengikuti skema Buiild, Own, Operate, and Transfer (BOOT) yang berarti BJP membangun, memiliki dan mengoperasikan sendiri PLTU Tanjung Jati B Unit 5 dan 6. Untuk listrik yang dihasilkan dari PLTU Jawa 4, pada 21 Desember 2015 lalu BJP telah menandatangani perjanjian jual beli listrik jangka panjang dengan PLN selama 25 tahun yang berlaku setelah tahap Commercial Operation Date (COD). Tercatat, untuk Unit 5 telah COD pada 17 Maret 2022 dan Unit 6 pada 30 September 2022.

PLTU Jawa 4 tersambung dengan jaringan transmisi 500 kV untuk Jawa-Madura-Bali (Jamali). “Secara interkoneksi, project ini boleh dikatakan memberikan kontribusi untuk listrik di Jawa-Bali sekitar 15 persen. Jadi keberadaan project Tanjung Jati ini bersama Unit 3-4 dan 1-2 memegang peran penting dalam elektrifikasi nasional, khususnya Jawa-Bali,” kata Boy, Rabu (23/10/2024).

Berbeda dengan kebanyakan PLTU lainnya, BJP mengaplikasikan teknologi pembakaran batu bara Ultra-Supercritical (USC) dalam kegiatan pembangkitan listriknya. Teknologi USC dikenal sebagai salah satu teknologi terbaik dalam pembangkitan listrik yang berbahan bakar batu bara. Alasannya, teknologi ini menghasilkan efisiensi yang lebih tinggi dalam siklus termal uapnya, sehingga dapat mengurangi konsumsi batu bara dibandingkan teknologi lainnya.

Hadi Swasono, Station Manager PT Bhumi Jepara Services mengungkapkan teknologi USC yang dipakai BJP untuk PLTU Jawa 4 mengadopsi teknologi dari Jepang, dengan teknologi turbin dari Toshiba dan teknologi boiler buatan Mitsubishi Heavy Industries. Dia membeberkan keunggulan teknologi USC ini. Pertama, efisensinya tinggi karena mampu meningkatkan efisiensi pembangkit listrik secara signifikan serta memungkinkan lebih banyak listrik dihasilkan dari jumlah bahan bakar yang sama.

Kedua, mampu mengurangi emisi, di mana dengan efisiensi yang lebih tinggi dari USC menyebabkan emisi CO2 yang dihasilkan lebih rendah per unit listriknya. Hal ini tentunya dapat membantu mengurangi dampak lingkungan dari pembangkit listrik berbasis batu bara.

Sedangkan keunggulan ketiga adalah USC menggunakan uap pada suhu dan tekanan yang sangat tinggi sehingga memungkinkan operasi yang lebih efisien dan mengurangi limbah panas. “Dalam keilmuan termodinamika, kondisi uap air itu ada subcritical dan supercitical. Supercritical ini di mana perubahan dari air menuju ke uap kering tidak ada fasenya, jadi langsung berubah. Nah itu bekerja pada tekanan 250 bar dan suhu uap 600 derajat celcius,” papar Hadi.

Berkat teknologi USC ini, emisi CO2 dapat berkurang secara substansial sehingga dapat mendukung komitmen BJP terhadap pengelolaan lingkungan yang lebih baik serta berkontribusi dalam pengurangan emisi gas rumah kaca. Boy Gemino Kalauserang menambahkan bahwa seiring rencana phase out PLTU di Indonesia sampai 2060, maka PLTU Jawa 4 dengan teknologinya yang lebih ramah lingkungan menjadi garda terakhir dari PLTU di negeri ini.

“Keberadaan PLTU Tanjung Jati B Unit 5 dan 6 yang menggunakan teknologi Ultra-Supercritical akan menjadi last man standing. Pembangkit-pembangkit semacam ini akan terus digunakan sampai dengan masa itu sehingga kami meyakini bahwa keberadaan kami seiring sejalan dengan program pengembangan energi nasional dan tentu akan terus memberikan dukungan terhadap kebutuhan energi lewat pengembangan teknologi ataupun investasi,” pungkas Boy. RH

PLTU Jawa 4, “The Last Man Standing” PLTU dengan Teknologi Ultra-Supercritical PLTU Jawa 4, “The Last Man Standing” PLTU dengan Teknologi Ultra-Supercritical   Reviewed by Ridwan Harahap on Sabtu, Oktober 26, 2024 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.