Jakarta, OG Indonesia -- PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) menegaskan komitmennya dalam mendukung agenda transisi energi Indonesia melalui pengembangan hidrogen hijau sebagai bagian dari upaya mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.
Dalam acara Mutual Construction China-Indonesia Forum 2024, Direktur Gas dan BBM PLN EPI, Rakhmad Dewanto, memaparkan langkah-langkah strategis yang diambil PLN EPI untuk mempercepat penggunaan hidrogen hijau di sektor energi nasional.
“PLN berkomitmen untuk berada di garis depan dalam pengembangan hidrogen hijau di Indonesia,” ungkap Rakhmad Dewanto akhir September lalu.
Rakhmad menjelaskan PLN EPI berfokus pada penyediaan energi bersih untuk konsumsi domestik, tetapi juga mengembangkan infrastruktur dan teknologi yang memungkinkan Indonesia menjadi pemain global dalam ekosistem hidrogen hijau.
Hingga saat ini, PLN Grup telah mengembangkan beberapa proyek kunci terkait hidrogen hijau, di antaranya pembangunan Green Hydrogen Plant di Kamojang yang merupakan Pabrik Hidrogen Hijau Geothermal yang pertama di Asia Tenggara. Dengan kapasitas produksi 12 kilogram per hari atau 4,68 ton per tahun, fasilitas ini merupakan bukti komitmen PLN terhadap inovasi energi berkelanjutan.
Fasilitas ini memasok hidrogen hijau ke Pusat Hidrogen Senayan, yang mendukung inisiatif penelitian dan pengembangan PLN dan mendukung kebutuhan energi bersih untuk transportasi dan industri. Selain itu hidrogen hijau ini juga memasok ke Hydrogen Refueling Stations (HRS) pertama di Indonesia yang terletak di Senayan.
"Di mana pembangunan Hydrogen Refueling Stations (HRS) ini adalah wujud komitmen PLN untuk membangun ekosistem mobilitas hidrogen berkelanjutan di Indonesia. Fasilitas ini mendukung permintaan transportasi bersih yang terus meningkat dengan mengubah hidrogen hijau menjadi energi yang dapat digunakan untuk kendaraan bertenaga hidrogen, menawarkan pengalaman pengisian bahan bakar yang serupa dengan stasiun konvensional. Ini adalah bagian dari kontribusi kami untuk mengurangi gas rumah kaca secara signifikan,” ujar Rakhmad.
Inisiatif ini sejalan dengan visi Pemerintah Indonesia untuk mempercepat transisi energi, mengurangi emisi karbon, dan mempromosikan penggunaan energi terbarukan. Hidrogen hijau dianggap sebagai solusi jangka panjang yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga mampu memenuhi kebutuhan energi yang semakin meningkat di masa depan.
Ke depan, PLN EPI berencana untuk memperluas kapasitas dan aplikasi hidrogen hijau. PLN EPI melihat masa depan yang menjanjikan dengan peluang besar untuk pengembangan kendaraan berbasis hidrogen, generator sel bahan bakar, dan integrasi yang lebih besar dengan sumber energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin.
"Proyek ini bukan hanya sebuah pencapaian teknologi, tetapi juga wujud komitmen kami terhadap masa depan yang lebih bersih dan hijau untuk Indonesia,” kata Rakhmad.
Rakhmad menekankan pentingnya kolaborasi untuk mencapai tujuan ini. Transisi energi tidak bisa dilakukan sendiri. PLN EPI terus menjalin kemitraan dengan berbagai pihak, baik domestik maupun internasional, untuk mempercepat pengembangan hidrogen hijau dan menciptakan ekosistem yang mendukung penggunaan energi bersih di seluruh Indonesia.
Dengan berbagai inisiatif yang telah diluncurkan, PLN EPI optimistis dapat memainkan peran strategis dalam memastikan keberlanjutan energi primer di Indonesia, sekaligus mendukung target global untuk mengurangi emisi karbon dan mempercepat transisi ke energi terbarukan. RH