Jakarta, OG Indonesia -- SKK Migas menyelenggarakan Rapat Kerja (Raker) Tengah Tahun 2024 yang dikuti oleh seluruh manajemen SKK Migas, Kepala Divisi dan juga Kepala Perwakilan beserta jajaran terkait. Setelah Raker SKK Migas kemudian dilanjutkan dengan CEO Forum yang akan diikuti oleh pimpinan tertinggi seluruh KKKS. Kegiatan tersebut akan dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus 2024 hingga 3 Agustus 2024.
Dalam pengarahannya, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyampaikan, “Rapat Kerja Semester I tahun 2024 untuk memiliki langkah gerak yang padu dalam upaya pencapaian Program Kerja dan KPI SKK Migas tahun 2024 serta mengajak seluruh peserta untuk mencari solusi bersama."
Dwi membeberkan ada beberapa masalah yang dibahas dalam Raker ini, antara lain:
a. Isu-isu kritis di Hulu Migas Indonesia
b. Tantangan operasional di hulu migas Indonesia
c. Integrasi dari Program Kerja dari tiap-tiap bidang untuk pencapaian target jangka pendek, menengah dan panjang. Sehingga nantinya akan tercipta kesamaan arah gerak dan sense of crisis, bagi tercapainya target produksi dan Lifting di tahun 2024 dan 2025 mendatang.
Kepala SKK Migas menyampaikan hal-hal yang sudah sesuai dengan target, serta apa saja yang masih harus dikejar hingga akhir tahun.
Di tengah tantangan yang ada tersebut, Kepala SKK Migas menyampaikan apresiasi atas kerja-kerja keras yang dilakukan sehingga beberapa hal telah bergerak maju dengan hasil yang menggembirakan. "Seperti investasi yang terus meningkat setiap tahunnya dengan ditargetkan hingga akhir tahun 2024 bisa mencapai sekitar US$16,1 miliar atau naik sekitar 17% dari realisasi investasi di tahun 2023," urainya.
Kemudian untuk kegiatan pengeboran sumur eksplorasi maupun sumur pengembangan juga terus meningkat yang diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi upaya menjaga produksi migas nasional untuk dapat mencapai target, serta menyiapkan pondasi untuk keberlanjutan industri hulu migas dimasa mendatang dengan adanya penemuan-penemuan baru.
Pada kesempatan tersebut, disampaikan pula oleh Kepala SKK Migas mengenai potensi-potensi peningkatan cadangan migas maupun produksinya yang berasal dari undevelopment discovery, EOR dan waterflood, POD dan proyek mangkrak, idle field maupun idle well.
Mengingat proyek hulu migas yang sangat banyak, yang berjumlah 135 proyek yang meliputi 32 proyek offshore dan 103 proyek onshore dengan total capital expenditure (capex) yang mencapai sekitar US$3,78 miliar, Kepala SKK Migas mendorong digitalisasi pada pemantauan proyek-proyek hulu migas.
"Sehingga dapat dipantau secara optimal agar sesuai target penyelesaian dan akan berujung positif bagi upaya memberikan kontribusi yang optimal bagi produksi migas nasional," pungkas Dwi. RH