Luky Yusgiantoro, Sekretaris SKK Migas saat memaparkan materinya dalam webinar "Optimalisasi Pemanfaatan Gas Bumi Untuk Percepatan Transisi Energi dan Sirkular Ekonomi", Kamis (8/8/2024). |
Jakarta, OG Indonesia -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyampaikan bahwa potensi sumber daya gas bumi di Indonesia masih sangat besar untuk bisa dioptimalkan pemanfaatannya. Karena itu dalam pemanfaatannya dari mulai diproduksi di hulu sampai ke sisi hilir harus dapat memberikan nilai tambah.
"Gas bumi ini bisnis value chain, nilai tambah. Dari hulu sampai hilir itu harus ada nilai tambahnya, ada value atau nilai dari setiap rantainya," kata Luky Yusgiantoro, Sekretaris SKK Migas dalam webinar dengan tema "Optimalisasi Pemanfaatan Gas Bumi Untuk Percepatan Transisi Energi dan Sirkular Ekonomi" yang diadakan oleh Fokus Energi, Kamis (8/8/2024).
Sejak tahun 1969, Indonesia sudah memiliki cadangan gas raksasa yakni berupa Liquefied Natural Gas (LNG) di Bontang dan Arun. "Itulah yang menjadi cikal bakal pasar gas di Indonesia, namun memang pada saat itu gas tersebut diekspor, tentunya dengan ada nilai tambah dari gas tersebut yang tidak hanya untuk energi tetapi juga menjadi feedstock atau bahan baku," tuturnya.
Luky membuka data, pada sekarang ini total salur gas bumi hingga Juni 2024 sebesar 5.383,57 billion british thermal unit per day (bbtud), di mana sekitar 3.727,95 bbtud sudah dipakai untuk kebutuhan domestik, sementara sisanya 1.659,62 bbtud untuk ekspor.
"Kita selalu mendorong agar pemanfaatan gas itu bisa bertujuan untuk pembangunan perekonomian kita. Sehingga kalau bapak ibu lihat di sini dengan sebesar per Juni 2024 ada 5.383 bbtud dari total produksi kita, di mana pemanfaatan dari domestik tersebut kita naikkan," ungkap Luky.
Saat ini, produksi gas di Indonesia cukup berlimpah, ditambah dengan temuan gas dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir juga cukup banyak. Luky menjelaskan bahwa temuan sumber gas baru di Indonesia belakangan ini jauh lebih banyak dibandingkan dengan temuan sumber minyak.
"Kalau kita lihat di sini bahwa temuan selama sepuluh tahun terakhir ini banyak di gas daripada di minyak. Ada beberapa temuan yang kita lakukan di hulu migas yang ternyata dari sumber daya gas tersebut," terangnya.
Perlu dicatat, berdasarkan BP Outlook 2021 Reserve to Production Gas Indonesia ternyata dua kali lebih besar dibandingkan dengan minyak bumi. "Ini merupakan kesempatan kita bersama mendorong kolaborasi untuk memberdayakan sumber daya gas kita ke depan," tutup Luky. RH