Renaldo Sutjiadi, Program Manager New Energy Nexus Indonesia.
Denpasar, OG Indonesia -- New Energy Nexus (NEX) Indonesia menyelenggarakan Smart Energy Lab, program pendampingan intensif enam minggu untuk mendukung 17 kaum muda Bali, yang terbagi dalam lima kelompok, untuk mengembangkan ide bisnisnya.
Dengan semangat memitigasi dampak krisis iklim yang semakin terasa di Bali dalam mendukung pariwisata hijau, lima kelompok terpilih mencoba menawarkan solusi beragam, mulai dari mengolah limbah kelapa untuk membuat lampu bertenaga surya, hingga aplikasi eco-tourism.
Renaldo Sutjiadi, Program Manager New Energy Nexus Indonesia memperkenalkan program dan menyambut 17 peserta dalam acara pembuka. “Di saat ada perasaan takut gagal, ‘laboratorium’ ini adalah ruang untuk teman-teman belajar, gagal, dan berproses membangun bisnis dengan risiko yang sangat minimal,” ujar Renaldo menyambut peserta, Senin (22/7/2024).
“Saya juga bangga dan turut senang karena hari ini saya melihat 17 kaum muda yang setengahnya adalah mahasiswa yang peduli memerangi dampak krisis iklim di Bali. Di tengah kesibukan kuliah dan pekerjaan sampingan, teman-teman meluangkan waktu untuk belajar mengembangkan bisnis sampai nanti bisa meluncurkan lab-scale prototype, melalui Smart Energi Lab, Inisiatif Matangi Bali,” sambung Renaldo.
Adapun lima kelompok yang mendapatkan pendampingan Smart Energy Lab antara lain:
1. AMBAWARNA yang mengembangkan bisnis pewarna alami berkualitas tinggi. Ambawarna bertujuan untuk menyediakan alternatif pewarna tekstil berkelanjutan yang bersumber dari kekayaan sumber daya alam Bali.
2. DECOCO LUMINER yang membuat konsep lampu yang dibuat dari limbah batok kelapa, lampu Deco Luminer benderang dengan tenaga surya.
3. ECOUS yang menawarkan produk furnitur daur ulang dan ramah lingkungan, melalui skema ekonomi sirkular dengan melibatkan masyarakat pada aspek bisnis hulu (pengumpulan dan daur ulang sampah, pengembangan manusia, bagi hasil).
4. DUPADI adalah dupa ramah lingkungan berbahan baku sekam dari Desa Baha menjadi pewangi alami.
5. ECOTALK adalah platform penghubung online wisatawan dengan ekowisata dan keberlanjutan bisnis di Bali untuk mempromosikan wisata ramah lingkungan.
Lewat program pendampingan Smart Energy Lab, NEX Indonesia memberikan kelima kelompok usaha sebuah sandbox. Filosofinya, sandbox adalah area berpasir sebagai tempat bermain, untuk menjaga anak-anak agar lebih aman saat eksplorasi dan bermain.
Konteks serupa menggambarkan sandbox versi startup, di mana startup mendapatkan pendampingan untuk eksplorasi ide bisnis, teknologi, ataupun layanan baru dengan risiko yang sangat kecil.
Kelima kelompok akan mendapatkan pendampingan prototyping, validasi pasar, serta komunikasi bisnis (storytelling). Dalam acara peluncuran, turut hadir Prawita Tasya Karissa, Founder & Director Biorock Indonesia serta alumni program Matangi Bali tahun 2023, membagikan pengalamannya membangun startup kepada rekan-rekan stim yang baru bergabung di tahun 2024.
NEX Indonesia juga mengundang I Gede Bintang Arya Budaya selaku Manager inkubator STIKOM Bali dan Ida bagus Ardhi Putra selaku Kepala Inkubator Universitas Primakara sebagai mentor ahli untuk membantu tiap kelompok mencapai tujuan kelompok masing-masing.
Pada akhir periode program, kelima kelompok akan mendapatkan dana hibah untuk membuat prototipe produk dan menampilkan prototipenya dalam eksibisi inovasi startup yang akan dilangsungkan di bulan September 2024 di Jakarta.
Renaldo menjelaskan, Smart Energy Lab adalah bagian dari rangkaian Inisiatif Matangi Bali yang lebih terkhusus dari inisiatif-inisiatif sebelumnya. Di mana selama satu semester terakhir Inisiatif Matangi Bali fokus membangun platform dan ruang diskusi, serta mengajak kaum muda menggali inspirasi melalui kunjungan langsung ke beberapa bisnis atau organisasi. Kali ini, kaum muda dapat mengeksplorasi ide menjadi produk bisnis nyata.
Salah satu perwakilan dari Ambawarna, Alsya, mengungkapkan aspirasinya mengikuti Smart Energy Lab. “Saya hidup dan tumbuh dengan mengenal pariwisata hijau. Harapannya dengan mengikuti program ini saya bisa menjadi generasi muda yang berhasil membangun bisnis berkelanjutan,” ucapnya dalam sesi interview saat acara berlangsung.
Jajak Pendapat yang dirilis New Energy Nexus Indonesia pada Februari 2024 di Bali menyatakan 97,5% responden mempunyai tingkat kecemasan yang tinggi terhadap perubahan iklim. Kekhawatiran terbesar karena dampaknya pada kesehatan mereka dan keluarga (53%) serta ketersediaan makanan dan air (47%).
Sejak dirilisnya jajak pendapat, New Energy Nexus telah menggaet lebih dari 200 kaum muda dan perempuan yang peduli dan ingin belajar berinovasi atasi mengatasi permasalahan iklim, baik dari ranah inovasi, bisnis, kebijakan, ataupun hadir menyampaikan aspirasinya dalam ruang-ruang diskusi.
Lebih lanjut, Renaldo menekankan pentingnya merangkul momen jatuh bangun saat mengembangkan bisnis dan pola pikir kolaboratif. Dari 200 peserta program, sebagian adalah pengusaha di Bali yang tidak segan untuk membuka ruang diskusi dan belajar untuk sama-sama membangun ekosistem energi bersih dan inovasi iklim demi memerangi dampak krisis iklim. RH